Bulan 47 🌙 | ✨ 'Ada harga yang harus di Bayar'✨

1.2K 119 46
                                    

☁ HAPPY READING ☁

✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹

|Jennie berlari tanpa tentu arah, kakinya sudah banyak luka akibat goresan kayu dan batu tajam dari jalan yang ia lewati. Mata Jennie menelisik sekitar

Hanya ada pohon dan pohon

ternyata tempat dikurungnya tadi berada di tengah hutan. Dan sekarang dia kebingungan mencari jalan keluar

Hari semakin sore, dan sebentar lagi malam pasti akan datang, Jennie harus segera keluar dari hutan ini dan meminta pertolongan

Tapi dia harus kemana, kakinya sudah begitu pegal, panas dan terasa begitu perih. Belum lagi kepalanya yang semakin memberat meski darah segar tidak keluar sebanyak tadi

Merasa lelah Jennie akhirnya beristirahat dibawah pohon besar, meluruskan kedua kakinya yang tidak memakai alas kaki

Entah kemana perginya sepatunya itu. saat sadar tadi dia sudah tidak mengenakannya. Padahal tubuhnya masih memakai pakaian sekolahnya, yang sekarang sudah kusut dan terkena bercak darah dari kepalanya

Jennie memeluk erat buku novel yang masih di genggamannya sembari mengatur nafasnya

Rasanya dia ingin sekali menangis, dan menumpahkan semua yang dia rasakan saat ini. dia takut, Dia kalut dengan semuanya

Tapi Jennie tak ingin menangis, dia tidak boleh lemah dan membuat iblis itu merasa menang

"Ibu~" lirihnya sambil memejamkan matanya

"Aku lelah" ujarnya lagi

Sungguh Jennie lelah dengan semuanya

Buku novel dalam pelukannya kembali bergetar, Jennie membukanya perlahan dia sudah paham bagaimana caranya berkomunikasi dengan novel ini

"Tempat ini belum aman"

"Cepat pergi dari sini, aku tidak bisa menahannya lebih lama. Dia membawa senjata"

Jennie menghela nafas panjang, menutup kembali buku novel dalam tangannya dan mulai bangkit lagi sebelum hari semakin malam

Dan jika gelap dia akan semakin sulit mencari jalan keluar. mengusap rambutnya kasar, Jennie berdiri dan mulai berjalan lagi sesekali berlari tak tentu arah, karena dia memang sama sekali tak mengenal hutan ini. dia hanya mengandalkan feelingnya saja

Jennie menatap sekitarnya dengan kening berkerut, dia merasa sedikit tak asing dengan tempat ini, Matanya memejam mengetahui sebuah goresan di pohon yang ia buat untuk menandai jalan yang telah dia lewati

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang