Bulan 49 🌙 | ✨Trauma dan Luka✨

847 85 7
                                        

☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹

|Sepasang mata tua yang sudah renta itu menatap sendu pada sosok gadis yang tengah memandangi gundukan tanah yang masih basah itu

Kedua matanya memanas ingin menumpahkan air matanya namun ia harus menahannya sekuat mungkin. ada seseorang yang jauh lebih butuh dukungannya, ada seseorang yang lebih butuh pelukannya

Dan ada seseorang yang butuh di kuatkan

Di hari yang cerah cenderung menyengat hingga beberapa orang menggunakan payung dan kacamata hitam untuk melindungi kulit mereka

Berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan gadis bermata kucing itu, hatinya muram, telah terjadi badai hebat dalam hidup gadis itu

Surganya

Dunianya

telah hilang meninggalkan dirinya sendiri

Diana elleora Brawijaya

Menghembuskan nafas terakhirnya pagi ini di rumah sakit yang sama tempat Jennie di rawat, ternyata selama Jennie tidak sadarkan diri di rumah sakit, Diana pun mengalami hal yang sama

Berbeda dengan Jennie yang mengalami insiden tenggelam, Diana dirawat karena mengalami beberapa komplikasi yang mengharuskan perawatan lebih

Namun sayang, saat sang putri bisa bangun dari tidur panjangnya, sang ibu justru memilih untuk tidur selamanya

Meninggalkan Jennie dalam keterpurukan yang panjang

Semua mata menatap iba pada Jennie yang menangis tersedu-sedu Hingga dadanya terasa sesak

Tak perduli dengan tetesan darah yang berasal dari jarum infus yang ia lepas paksa, dan tak perduli dengan kondisi tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih ia terus berlutut memeluk nisan sang ibu

Mulutnya terus menggumam banyak hal dan berharap ini semua hanya mimpi buruk yang dimana esok ia akan terbangun dengan sang ibu disisinya

Namun nyatanya dia tak bermimpi, rasa sakitnya teramat nyata

"Padahal aku udah janji untuk jadi pribadi yang kuat, untuk nggak menyesali nasib lagi, janji nggak akan sakit hati dan nyalahin orang lain, nggak nyalahin Tuhan atas semua hal yang terjadi..aku nggak nyalahin tuhan kenapa aku tak punya keluarga besar seperti orang lain..nggak punya laki-laki yang kusebut ayah, aku tidak mengeluh...tapi kenapa rasanya hidupku nggak pernah adil tuhan...."

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang