Bulan 45 🌙 | ✨ Face Eater✨

1.3K 167 52
                                    

☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹





"Tempat yang akan menjadi akhir dari hidupmu" ujarnya lagi seraya berbisik di Telinga Jennie

Jennie menatap Gadis yang tiba-tiba menari dan berputar-putar sedang menari Balet di hadapannya

Gadis itu terlihat sangat menikmati tarian itu, meski tanpa musik dan ketukan yang pas. Menghiraukan Jennie yang masih kebingungan dengan semuanya

Kenapa dia ada disini dan dimana ini

" So, Wellcome to my place, Jennie" Sambut gadis itu seraya menunduk ala bangsawan, tak lupa senyum manis yang menyeramkan bagi Jennie

"Apa yang lo mau sebenarnya?" tanya Jennie tanpa basa-basi lagi. dia tahu, tak mungkin hal baik jika dia berada di tempat ini apalagi bersama dengan gadis itu

Dan lagi gadis itu menyebut ini akan menjadi tempat akhir hidupnya

Gadis itu terkekeh mendengar perkataan Jennie, namun setelahnya dia menampilkan raut datar penuh amarah. Wajah manis yang tadi sempat dia tampilkan berubah menjadi raut kemarahan yang terlihat jelas tanpa ditutup-tutupi lagi

Tangannya mengepal erat dengan mata yang seakan keluar karena melototi Jennie begitu tajam. dan jujur saja itu membuat Jennie sedikit bergidik

"Tidak ada yang menyayangimu Jennie Elleora!" ujarnya dengan kemarahan sembari menunjuk wajah Jennie yang sontak membuat Jennie mundur beberapa langkah ke belakang secara reflek

"Tak ada yang menyayangimu di dunia ini! Tidak ada dan tidak akan pernah ada!"

"Bahkan saat kau mati nanti, tidak akan ada yang perduli denganmu. Itulah takdirmu. dan kau tidak bisa merubahnya!" ujarnya berapi-api, jika gadis ini sepenuhnya iblis mungkin sudah ada tanduk di kedua sisi kepalanya

"Kau merusak semuanya, kau merusak plotnya! Seharusnya mereka mengejar ku. Seharusnya mereka tergila-gila padaku dan memujaku bukan sebaliknya"

Gadis itu bergerak mundur lalu mengeluarkan sebuah foto dari sakunya, foto seorang pemuda yang mengenakan seragam sedang tersenyum kearah kamera. dia mengusap foto itu perlahan lalu memeluknya erat, seolah takut dicuri seseorang

"Langit, sejak dulu kau tercipta untukku, dan sampai kapanpun kau akan jadi milikku. Takdir kita telah tertulis, dan tak akan kubiarkan siapapun merubah takdir itu" gadis itu berbicara dan menciumi foto itu berkali-kali

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang