Bulan 48 🌙 | ✨Akhirnya Kita Kembali✨

404 72 24
                                    


☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹


"Wah wah, apakah dramanya sudah berakhir?"

Jennie hanya melirik dari ujung matanya saat mendengar suara itu, dia menatap kosong kearah buku yang mulai kehilangan guratan emas

Selama ini buku novel berjudul 'Sang Bulan' itu adalah jelmaan ibunya

sama seperti novel 'Langit Untuk Senja' yang di buat dengan kebencian untuk mengutuk kehidupan dirinya dan ibunya

'Sang Bulan' diciptakan oleh kasih sayang seorang ibu untuk melindungi putrinya meski harus merelakan jiwanya yang tersisa

Namun itu semua tak masalah saat melihat sang putri berhasil merubah alur dan menjalani kehidupan yang bahagia, merasakan kasih sayang dari sosok yang tak pernah ia temui

Ayah, kakak dan adiknya

Jennie berdiri dengan sisa-sisa tenaga yang ada, hujan masih terus turun meski sudah tak sederas tadi, dia menatap marah kearah gadis yang menatapnya sambil menyeringai

Ujung bibirnya masih meninggalkan sedikit noda darah

"Akhirnya sudah tak ada yang menghalangi ku untuk membunuh mu" ujar gadis iblis itu tersenyum puas

Dia segera berlari sembari mengayunkan pisaunya kearah jantung Jennie

Entah darimana datangnya kekuatannya saat ini, tapi Jennie merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya

Dia segera menghindar, bahkan dia juga menyerang gadis iblis itu dengan sisa tenaganya, mendapat perlawanan tak terduga membuat gadis iblis menyunggingkan senyum seringai

"Wow, boleh juga" ujar gadis itu namun tak membuat Jennie merespon

Mata Jennie masih dipenuhi amarah, apapun yang saat ini terjadi padanya, kehidupan buruknya di masa lalu, cercaan dan hinaan yang mereka tudingkan padanya membuat amarah berkobar dalam hatinya

Ini bukan salahnya, bukan juga salah ibunya

Tapi kenapa dia harus menderita?

Jennie menendang kuat perut gadis itu hingga membuat gadis itu tersungkur, tak lupa menendang pisau ditangan gadis itu hingga terlempar dari genggaman gadis itu

Mengamati sekitar, dia melihat ranting kayu yang cukup tebal yang menyerupai balok kayu, dia mengambil dan tanpa segan dia memukuli gadis yang terkapar tanpa bisa membalas

Jennie begitu ganas, tanpa memberi ampun pada lawannya. Monster dari dalam dirinya menguar tanpa bisa di cegah

Hampir setengah jam memukuli gadis itu, barulah ia seperti disadarkan, saat emosi itu mulai menurun baru dia bisa berpikir jernih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang