Starley terlalu kaget untuk membalasnya. Apa Damien benar-benar baru aja melamarnya di toilet?
Damien sendiri cukup kaget dengan apa yang dia katakan. Dia tidak pernah terpikir untuk memiliki istri. Tapi, dengan hanya membayangkan Starley menjadi istrinya, entah kenapa membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan.
Ia merasa sangat menantikan hal itu. Seolah, itulah yang dia inginkan selama ini.
"Kau pasti sedang bercanda," seru Starley akhirnya bersuara. Walaupun dia berkata seperti itu, sebenarnya jantung Starley mulai berdebar-debar sekarang.
Damien menatap Starley dengan matanya yang gelap. "Aku serius, Starley," jawab Damien.
Starley ingin memalingkan padangannya dari Damien, tapi entah kenapa begitu sulit. Tatapan Damien begitu dalam, seperti Damien mencoba melihat Starley sampai ke jiwanya.
"Tidak," jawab Starley.
Damien mengerjapkan matanya. "Apa?" Tanya Damien.
"Tidak, kau tidak serius. Aku yakin kamu hanya bingung sekarang," seru Starley. Sambil mengatur napasnya untuk membuat jantungnya lebih tenang.
Rahang Damien begitu tegang mendengar jawaban Starley. Entah kenapa, setelah Starley mengucapkan itu, Damien malah semakin yakin dengan ucapannya.
"Tidak, aku sangat yakin dengan ucapanku. Aku ingin kau menjadi istriku," seru Damien.
Starley menghela napas, dia ingin menarik tangannya dari genggaman Damien. Tapi Damien tidak melepaskannya.
"Apa yang kau harapkan? Kau melamarku di toilet saat kita sedang menjalankan misi. Apa kau pikir aku akan langsung menjawab, mau? Sepertinya kau terlalu banyak bermimpi, Mr. Mavros," jawab Starley tajam.
Setelah itu Damien langsung menarik Starley kembali masuk ke dalam toilet. Damien menutup pintu, dan dengan gerakan cepat, tangannya melingkari pinggang kecil Starley. Lalu menarik tubuh Starley agar lebih dekat.
Starley sedikit tersentak kaget dengan hal itu.
Wajah Damien terlihat serius lalu dia berkata. "Tidak, aku tidak ingin kau menjawab sekarang. Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sangat tertarik padamu, dan aku berniat mendekatimu untuk menikahimu, Starley."
Starley menahan napasnya selama beberapa detik. Jantungnya semakin berdebar-debar dari sebelumnya, dia merasa kupu-kupu berterbangan di perutnya. Dia tidak menyangka, kalau ucapan Damien yang tidak sungguh-sungguh itu, mampu membuat dirinya terpengaruh seperti ini.
Baru aja Starley ingin melupakan perasaan bodohnya. Dan di sini Damien tiba-tiba mengatakan semua ini. Apa Damien ingin mempermainkan perasaannya?
"Damien, jangan mempermainkan aku. Dan kita harus fokus pada misi kita sekarang," seru Starley.
Starley tidak ingin percaya dengan semua ini. Dia tidak ingin mengharapkan Damien. Dia takut merasa kecewa lagi, seperti tiga tahun yang lalu.
"Aku tidak pernah mempermainkanmu, Starley. Selama ini, aku tidak tahu kau ingin lebih dari Friends With Benefits," ucap Damien.
Wajah Starley terasa begitu panas, dia malu karena Damien mengetahui hal itu. Tapi Starley tetap menutupi semua rasa malunya itu.
"Tidak, sekarang sudah tidak lagi. Sekarang sudah terlambat, Damien," ucap Starley terlihat yakin. Dia harus melindungi hatinya agar tidak seperti dulu lagi.
Damien hanya terdiam, sambil menatap Starley dengan tatapan begitu dalam, dengan mata gelapnya yang begitu sempurna itu.
"Tidak, belum terlambat," seru Damien terlihat yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...