Hai, selamat malam sabtu sama Mas Aksa 😗 Oh ya, buat bab 43-46 di KK, aku update hari sabtu kalo enggak minggu ya. Masih aku edit soalnya 😭🙏
BARU DATENG JUGA [27]
"Karena saya bertanggung jawab. Saya memikirkan masa depan skripsi kamu." Sena hanya tersenyum supaya suasana hati dosen pembimbingnya tidak serupa bom atom. Kalau dipikir-pikir, dia juga mikirin masa depan skripsi dia kali.
Dosennya manggut-manggut membaca skripsinya. Semua bermula dari email malam-malam yang bilang kalau dosennya sudah mengecek soft file. Tiba-tiba banget, dan meminta Sena datang untuk mengobrol, ternyata dia akhirnya bilang, "Sudah, bisa lanjut bab empat." Dan senyum Sena mengembang begitu saja.
"Baik, Bu," balasnya semangat.
Dosennya hanya tersenyum tanggung. Masa bodoh dosennya sedikit sombong dan berbangga diri. Yang penting bisa lanjut bab berikutnya. Karena itulah Sena buru-buru menelepon Aksa dan mengabari pria tersebut dan berakhir bilang, "Saya yang beli daging, kamu ke apartemen saya jam 7 nggak masalah?"
Sena mengangguk. "Boleh banget, tapi biar saya yang beli bahan-bahan deh, Mas. Ada beberapa barang yang mau saya beli juga."
Di balik layar ponsel, Aksa terlihat ragu. "Benar?"
"100% benar!" yakin Sena.
"Okay!"
Dan sambungan video call mereka berakhir tidak lama kemudian. Senyum Sena merekah, mereka akan merayakan kesenangan Sena walau sebenarnya kalau dipikir-pikir buat apa coba? Sena tertawa kecil. "Tapi lumayan buat ngisi perut." Dan karena supaya dia tidak bosan menunggu jam tujuh malam, Sena segera ke super market. Ada banyak yang harus dia beli.
***
Sementara itu, di tempat Aksa dan Jina
Jina tidak bisa menyembunyikan senyum puas begitu usai menghabiskan sorenya menonton film dengan Aksa. Mereka menunggu gerombolan anak muda yang berjalan menuruni tangga bioskop lebih dulu, saat Jina hendak melangkah, Aksa menahan lengannya. "Biar mereka duluan. Dempet-dempetan nanti." Jina tersenyum dengan perhatian kecil Aksa.
Mereka baru keluar studio begitu kondisi sudah lebih sepi. "Mas, nggak masalah kan kalau kita mampir makan dulu? Aku ada res–"
"Aku nggak bisa, Ji," potong Aksa mengecek jam tangan. Sudah hampir magrib, dan dia tidak mau Sena datang ke apartemennya sebelum dia sampai. Dan Aksa tidak mau repot-repot memerhatikan ekspresi kecewa Jina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You | TAMAT ✔
RomanceGara-gara tidak bisa log in repository kampus sebelah, demi mendapat referensi untuk skripsinya, Sena rela mencari info dan menghubungi langsung Danadhyaksa, pemilik penelitian incaran dia. Masalahnya, sudah bicara baik-baik, eh, dibilang Kang Calon...