LANGIT ITU TERASA JAUH[49]

2.2K 214 2
                                    


            Sena harus melewati beberapa intrograsi Lukas sewaktu ketahuan keluar mengenakan mini dress berwarna peace dengan taburan brokat pada beberapa bagian lengan dan pinggang, juga bagian bawah gaunnya. “Mau kondangan sama temen.” Sambil mengenakan heels, sebisa mungkin Sena menutup gelagat mencurigakan.

            Salah satu alis Lukas menukik. “Keana?”

Terlalu sering berbohong, akhirnya Sena memilih menggeleng. “Ada, yang lain. Sudah, aku berangkat dulu, Bang.” Sena mencium punggung tangan Lukas.

            “Eh! Dia nunggu di mana?”

“Di depan!” Sebelum pertanyaan Lukas membabi-buta seperti ratusan peluru, segera Sena melesat keluar, beruntung mobil Aksa sudah terparkir di dekat rumahnya.

            “Buruan, Mas,” panik Sena segera mengenakan sabuk pengaman sedikit susah. Tawa Aksa lolos, dia beralih menggantikan Sena mengenakan sabuk pengaman. Membuat cewek itu meringis. “Kenapa harus panik? Lukas lagi?”

            “Siapa lagi coba?”

Aksa mengelus kepala Sena gemas. “Dia nggak akan ke sini.” Kepala Aksa sedikit miring dengan mata memincing. “Kamu dandan?”

            “Biasanya juga dandan.” Lalu mengecek wajahnya pada cermin mobil. “Cuma ganti gincu, sih. Bagus nggak?”

            “Baunya enak.”

Tawa Sena lolos. Lalu menyecap bibirnya sendiri. “Iya, sih, kayak sejenis anggur gitu. Enak.”

            “Boleh coba?”

Mulanya Sena mengernyit tidak mengerti. Coba? Maksudnya Aksa mau mencoba gincu Sena. Namun, saat tatapan Aksa beralih dari mata Sena ke bibirnya, saat itu juga Sena melotot dan buru-buru menutup mulutnya dengan tangan. “Jangan macam-macam, ya!” ancam Sena mengamankan bibirnya, tentu saja mengundang tawa Aksa. dia benar-benar tidak bisa menahan gemasnya, mengacak rambut Sena, karena nyatanya memang hanya bisa sebatas itu. “Nggak, Na. Akan aku pastikan dapat di waktu yang tepat.” Aksa serius. Sial! pipi Sena langsung panas. Waktu yang tepat itu, maksudnya menikah, kan? Aaa!!!

            “Mas buru jalan deh, malu tahu!” Sena mengalihkan.

Dan tawa Aksa semakin membuat wajah Sena mengalahkan warna kepiting rebus. 

***

            Sena menahan lengan Aksa sehingga sebelum mereka masuk area wedding, langkahnya keduanya berhenti. “Kenapa?” Aksa memastikan Sena yang terlihat tegang. Pandangan Sena naik. “Mas yakin bawa aku?”

            “Kelihatan nggak yakin?”

Bibir Sena cemberut, bahkan sejak tawaran waktu itu, Aksa seakan sudah benar-benar yakin dengan keberadaan Sena di sisinya, sementara Sena sedikit kalut, apa kata keluarganya nanti?

            “Aku nggak kelihatan kayak anak kecil, kan?”

Tawa Aksa lolos. “Kamu terlihat seperti orang yang selalu ingin aku tatap, Na.”

            Sial! Sena langsung emncubit Aksa, membuat pria itu mengaduh. “Berhenti gombal, nggak!” Habisnya Sena sedang serius, Aksa masih sempat melempar candaan.

            “Biar kamu nggak tegang, Na.” Lalu lengan Aksa beralih pada pinggang Sena. “Ayo, jangan takut.” Walau berselimut takut dan gugup, Sena memberanikah diri. Benar saja, begitu sampai halaman gedung arsip, ramai tamu undangan menyambut. Kata Aksa sudah akad, tinggal resepsi.

Chasing You | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang