MODAL MAHASISWA AKHIR : NEKAT [3]

6.1K 467 22
                                    

• A K S A •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• A K S A •

Danadhyaksa. Danadhyaksa. Danadhyaksa.

Sena sudah belajar pengucapan nama yang benar, hanya saja saat memasuki kawasan departemen hubungan internasional Kampus Cendekia, lidah masih kepeleset jadi bilang, "Permisi, mau tanya, kenal Mas Danadiaksa enggak?"

Beruntung cewek berjilbab yang sedang nongkrong dengan teman-temannya tersebut mengangguk. "Oh, Mas Aksa, ya?"

Sena mengangguk, sepertinya panggilannya Aksa.

"Kenal, Kak. Gimana?"

"Boleh tahu kantornya di mana?"

Mahasiswa tersebut manggut-manggut saja. "Hooo, biasanya ada di lab HI, Kak."

Seperti Sena, dong.

"Kakak tinggal lurus aja, nanti ada tangga, naik aja. Di situ ada ruangan berplakat Lab HI."

Sena mengangguk semangat. "Makasih banget ya."

"Sama-sama."

Tidak lama Sena beranjak, tapi dia masih bisa mendengar obrolan gerombolan tadi. "Dia ngapain cari Mas Aksa?"

"Nilai jelek kali."

Sena langsung tercengang. Tanpa sadar menoleh sebentar ke gerombolan tersebut. Astaga, kayaknya selain ngeselin, Danadhyaksa ini terkenal sebagai pengajar mematikan.

Tidak mau berkutat dengan yang bukan urusannya, langkah Sena melebar. Jantungnya  tiba-tiba menggila dan perutnya mulai sembelit. Padahal, sebelum berangkat, dia sudah menjadi banteng, kenapa mendadak seperti anak kucing coba? Tapi dia harus kuat. Tujuan utama : dapatkan  izin.

"Permisi," sapa Sena begitu membuka pintu kaca. Angin AC menerpa dan keheningan orang-orang menoleh padanya. Sena tersenyum pada salah satu petugas di balik meja.

"Gimana? Ada perlu apa, Kak?" tanya petugas tersebut berdiri.

Sena langsung masuk. "Mau bertemu Mas Danadhyaksa, ada, Mbak?"

Dia manggut-manggut. "Ah, Mas Aksa. Ada tuh di ruangan dia." Perempuan tersebut menunjuk ruangan dengan pintu kaca yang terbuka. Letaknya aa di sudut belakang lab HI.

"Ah, makasih, Mbak."

"Sama-sama, langsung masuk aja," katanya tersenyum.

Dan Sena segera melewati meja-meja pengunjung Lab HI sebelum berakhir di depan pintu kaca. Dia menelan ludah. Jantungnya bertingkah tidak karuan. Menekan rasa gugup, Sena segera masuk dan menyapa. "Permisi, selamat pagi," sapa Sena sedetik sebelum dia terperangah dengan apa yang dia lihat.

Lho?

Sosok pria yang sedang menjepitkan masker pada telinganya langsung menatapnya dengan salah satu alis menukik.

Chasing You | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang