NASIB MAHASISWA SKRIPSIAN : COBAANNYA NGAJAK TAWURAN [8]

4.9K 428 11
                                    

Langkah Sena melambat pelan-pelan menuruni tangga utama hingga matanya memindai keberadaan Lucas yang tengah minum colla di dekat meja makan. Kilat tajam sangat terbaca dari mata cowok tersebut begitu keduanya saling menyadari keberadaan masing-masing.

Sial! Kenapa abangnya harus tahu, sih?

"Mau ke mana?" Biasanya pertanyaan serupa tidak akan mengintimidasi, sejak kejadian hari itu, ditanya begitu, Sena jadi gugup abis.

"Mau ... keluar sama Keana," balas Sena berusaha tenang.

Salah satu alis Lucas menukik dan mendekati Sena. "Abang antar."

Sena melotot. "Nggak usah, Bang, ini udah mau di jemput kok." Dia berusaha menormalkan suaranya.

"Di jem-" dan ucapan Lucas tidak terselesaikan saat dering ponselnya mengusik obrolan keduanya. Lucas merogoh ponsel dari saku celana, Sena sedikit berjinjit untuk mengintip. "Nah! Bang Rend telepon tuh, aku pergi dulu, Bang!"

"Eh!"

Terima kasih banyak, Bang Rend!

"Itu Keana udah di depan! See you!" sena melambai senang sebelum tubuhnya menghilang di balik pilar. Lucas berdesis dan segera mengangkat panggilan Rend.

Sementara Sena, begitu tahu kalau Keana sudah ada di depan rumahnya, segera dia naik. "Buruan!" desaknya menepuk kedua bahu Keana.

"Eh, kenapa?"

"Takut di kejar bang Lucas!"

"Oh! Oke! Oke!" Segeralah Keana menjalankan motornya dan baru dengan begitu Sena bisa mendesah lega sambil mengenakan helmnya.

"Dia nggak tahu lo mau ketemu Dana Bank kan?"

"Nggak kok. Nanti begitu gue bimbingan, lo mau ke mana?" Karena Keana tidak mungkin menemaninya dan memakan seluruh kebosanan.

"Gue mau cari cake buat tante gue sih."

Sena manggut-manggut mengiyakan, artinya Keana memiliki urusan sendiri, Sena jadi tidak perlu merasa sungkan memanfaatkan keberadaan Keana.

Sena sudah janjian dengan Aksa kalau mereka akan bertemu di salah satu kafe yang cukup jauh dari rumahnya, sekadar untuk mengindar dari abangnya. Bagaimana pun, Sena tidak boleh melibatkan urusan abangnya dan mengganggu urusannya. Sena tahu kalau tindakannya sangat menyentil ego dan martabat abangnya, akan tetapi pada situasi ini, dia jauh lebih punya tujuan yang harus segera dia gapai. Baru nanti andai kata, Aksa mengungkit kisah mereka dulu, Sena akan memutuskan lanjut atau tidak. karena sejujurnya, Aksa bahkan tidak menyinggung permasalahnnya dengan abangnya. Semoga itu bentuk daripada sikap profesionalnya sebagai pembimbing Sena. Tidak sulit buat Sena untuk berpandangan baik pada orang lain, sejauh ini, Aksa memang menyebalkan, akan tetapi di luar itu, dia cukup baik, yang membuat Sena tetap melanjutkan bimbingannya.

Dan usai sampai kafe, Sena membiarkan Keana berlalu, sementara dia segera mencari keberadaan Aksa. "Tepat waktu banget sih," katanya heran begitu menemukan cowok tersebut tengah duduk sambil membaca buku. Telat dikit napa. Dan setelah Sena berdiri di depan Aksa, pandangan cowok tersebut naik, sebelum mengecek jam tangannya. "Terlambat lima belas menit."

Sena menaruh tote bag berisi laptopnya karena mereka sepakat untuk tidak menggunakan hard file, melainkan menggunkana laptop. "Dikira lepas dari Bang Lucas enak?"

"Dia masih tidak setuju?" Aksa mendorong minuman dan kentang yang dia pesan buat Sena.

"Mas yang nggak mau minta maaf sama dia," kata Sena menyentil.

"Saya nggak terlibat, yang menyebar rumor wakil keluar osis saya, Na."

Sena menatap serius Aksa. "Meminta maaf kan tidak harus salah dulu, itu bentuk kedewasaan."

Chasing You | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang