SIRSAK, MAU JADI PACAR SAYA? [43]

2.9K 310 12
                                    

Hai, aku balik dengan bab baru ya hihi
Happy reading, My ❤️

Oh ya, cerita ini sudah tamat di karyakarsa. Buat kalian yang gak sabar baca bisa cus ke karyakarsa.com ya 😊👋🏻

•••

Kamu menyukai saya, Na?" Sena hanya mampu membeku tanpa bisa bersuara sedikit pun. Dia menelan ludah, menahan diri untuk tidak mendongak demi melihat Aksa. Isi kepalanya berantakan kalau harus berpikir, tetapi dia harus waras, sementara sikap jantungnya kurang ajar banget, suaranya itu lho, telinga Sena sampai bisa mendengar setiap debarannya. 

            “Saya harus balik,” putus Sena berusaha berontak lagi setelah mampu mengumpulkan kesadaran. Pria kurang aja, bisa-bisanya dia bertanya begitu dengan keadaan gue sekarang. Ingin Sena mengumpat, tetapi tenaganya seperti terkuras, jadi kabur satu-satunya pilihan. Namun, saat ingin beranjak dari karpet, Aksa benar-benar menahan Sena. “Nggak. Sebentar, saya perlu memastikannya karena akhir-akhir ini kamu suka sekali main di kepala saya. Kamu nggak bosan? Nggak tidur, Na?” oceh Aksa terdengar melantur.

            Sena memejamkan mata kuat-kuat. Tuhan! Aksa mabuk, ya? Nih Bapak Dosen bicara apa, sih? Dan saat Pandangan Sena naik untuk memastikan kewarasan atas ucapan Aksa, tatapan pria tersebut justru terlihat gelisah dan frustrasi, bersama dengan genggaman pada pergelangan tangan Sena yang mengerat. Sena seperti mandi air es, membeku. Dia juga belum sanggup memberikan reaksi apa pun selain diam dengan jantung yang semakin berdebar.

            “Na,” panggil Aksa lemah. Saat itu juga, Sena berhasil melepaskan cekalan Aksa dengan kasar. Sena memalingkan wajahnya sambil menyatukan kedua tangan gugup. “Mas lagi prank, ya?” pandangan Sena menyebar. “Kameranya di sebelah mana?”

      Bibir Aksa tersenyum kecut. Apa ini cara Sena menolaknya?

“Di sini,” balas Aksa pasrah.

         Sena menoleh pada Aksa dengan perasaan kacau, jadi ... memang prank?

“Mana?” Suara Sena tercekat separuh parau.

            “Di mata saya." Saat itu juga, Sena hanya mampu terdiam. Lalu memejamkan matanya. “Mas! Saya serius, lho.” Suaranya tidak kalah frustrasi.

            “Ada bagian yang menunjukkan saya bercanda?” Sena mendesah, menunduk untuk berusaha menormalkan keadaan. Datang pada Aksa untuk mengadu skripsi, meminta bantuan, tertawa bersama, kucing-kucingan, main bareng, lalu, saat semua sudah akan beres, kenapa mereka justru mengobrol soal perasaan?

            “Na,” panggil Aksa lagi.

Sena akhirnya kembali melihat Aksa. “Mas yang suka saya?” tanya Sena berusaha tegas walau suaranya sedikit bergetar. Gila saja mengaku duluan.

            “Iya, saya suka. Kamu?”

Mulut Sena membulat. Ya Tuhan! Pria ini beneran enggak bisa basa-basi, ya? Mana mukanya lempeng begitu.

            “Mas nembak saya buat jadi pacar Mas?” persetan dengan pipinya yang sudah panas.

Aksa justru menggeleng, lalu mengangkat gelas sirsak Sena. Kan! benar! Mata Sena langsung berkaca-kaca karena sadar sudah salah langkah karena terlalu percaya diri.

“Saya nembak jus sirsak, sih. mau jadi pacar saya?” katanya pada gelas sirsak.

“Mas,” jerit Sena dengan suara bergetar karena akal-akalan Aksa.

            Aksa tersenyum pada Sena usai meletakkan kembali gelasnya, melihat pandangan kesal tetapi sedih dari Sena, ingin sekali Aksa merengkuh tubuh tersebut, namun Aksa hanya berani mengusap lebut pipi gadis di depannya. “Apa saya terlihat ingin bermain-main, Na?”

            “Terus apa? Nggak pacaran, kamu punyaku, aku punyamu tapi nggak ada kepastian. Gitu?”

Tawa Aksa lolos melihat gaya bicara ketus Sena.

            “Nggak juga.”

“Lantas?”

            “Kamu masih punya keluarga kamu,” balas Aksa beralih menyentuh kedua tangan Sena.

Sena diam masih menunggu. “Tapi, boleh saya mengajak kamu serius dan meminta izin keluarga kamu untuk memindahkan tanggung jawab atas kamu kepada saya?”

            Mendengar itu, napas Sena tanpa sadar semakin memburu, mata yang tadinya berkaca-kaca karena kesal, justru tanpa sadar sudah membuat pipinya basah. Sebentar, ini kok dia jadi jetlag ya? Sat set banget.

            “Na ... kamu ... Na jangan menangis,” panik Aksa hendak mengusap air mata Sena. Namun cewek itu menepis dan justru menutup matanya dengan lengan bersamaan dengan tangisnya yang lolos begitu saja.

            “Na,” panggil Aksa menyesal.

“Diem dulu bisa nggak, sih!” isak Sena. Dia hanya ingin menangis dulu.

            Alih-alih menurut, Aksa yang tidak tahan mendengar isakan Sena, segera merengkuh tubuh gadis tersebut dalam pelukannya, beruntung Sena tidak memberikan penolakan, Sena justru beralih menenggelamkan wajahnya pada dada Aksa dan semakin terisak.

            “Na, saya bikin kamu sedih?” Suara Aksa melemah penuh sesal.

Di depan dada Aksa, Sena menggeleng, dia memeluk erat pria yang nyatanya berhasil mencuri perhatiannya akhir-akhir ini, yang juga menaruh hati padanya. Harum dan menenangkan.

            “Lantas?”

Tidak lama, Sena menjauhkan wajahnya dari dada Aksa, pandangannya naik, menatap Aksa. “Mas melamar saya?”

            Tawa kecil Aksa lolos sebelum mengangguk.

“Nggak ada cincin,” komentar Sena sontak membuat Aksa menyentil hidung Sena.

“Kita beli habis ini.”

Sena benar-benar kehabisan kata-kata, bagaimana bisa pria yang punya gengsi setinggi gunung, yang bilang kalau Sena bodoh, yang pernah memarahinya, menolaknya di instagram, sekarang memeluknya dengan pandangan penuh cinta begitu. “Aduh!” keluh Aksa saat Sena menepuk sedikit dengan tenaga pipi Aksa. Sena nyengir, dia nggak mau mencubit pipinya guna menyadarkan ini mimpi atau enggak, jadi teriakan Aksa bukti ini nyata.

            “Na!”

“Mas marah?” beo Sena dengan pandangan pura-pura sedih. Aksa kontan memejamkan matanya, mebuat Sena menahan tawa, pria itu pasti sedang berusaha menahan emosinya.

            “Nggak,” balas Aksa berusaha tenang dan dadanya langsung menghangat saat Sena memeluknya. “Sebenernya kita lagi bicarain apa sih, Mas?”

            Kekehan Aksa lolos. Dia mencium penuh sayang rambut Sena yang harum. “Menurut kamu?”

            “Entah.”

“Jadi, saya bicara panjang lebar, nggak ada ujungnya?”

            Giliran Sena yang tertawa.

“Saya serius, Na,” balas Aksa.

            “Kamu mau?” lanjutnya memastikan yang justru berbalas dengkusan Sena.

“Masih berusaha tanya?” Padahal Sena bahkan sudah luluh sejak tadi. Aksa tertawa, mengeratkan pelukannya.

“I love you,” bisik Aksa. sontak membuat Sena semakin membenamkan wajahnya pada dada Aksa dan meremas kuat lengan pria tersebut begitu pipinya semakin panas. Satu hal yang tidak Sena pahami, bahkan begitu Aksa bilang dia akan membantu Sena menyelesaikan skripsinya, Sena tidak menduga Aksa juga membantu dia lupa pada Sam.[]

Cerita ini sudah tamat di karyakarsa. Buat kalian yang gak sabar baca bisa cus ke karyakarsa.com ya 😊👋🏻

Chasing You | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang