Jan lupa ceki-ceki angka bab nya biar kalian nggak bingung ya 😭
[40]
Aksa tidak curiga saat masuk unit dan gaduh di dapur terdengar. Satu-satunya yang bisa masuk selain keluarganya hanya satu orang. "Lo balik nggak ngasih kabar, tahu-tahu cosplay maling ya," ucap Aksa begitu menaruh tasnya di sofa.
Tawa renyah sosok tersebut mengudara. Dia berbalik dan mata kucingnya terpindai Aksa. Perasaan terakhir melihat, cowok itu berambut blonde cepak, sekarang sudah hitam lagi. "Kalau sama Mas Aksa, apa harus ngabarin ke sininya?" Suaranya terdengar manja sebelum kembali membelakangi Aksa karena membungkuk untuk mengambil colla di kulkas Aksa.
"Diem, Ar. Jijik gue," balas Aksa lalu mengambil minum di meja. Iya, itu Arslan. Sahabatnya yang sejak dulu sibuk ke Jepang, minta Aksa yang mampir ke sana kalau butuh, bilangnya nggak mau pulang ke indonesia, tahu-tahu menyusup ke unitnya.
"Kapan sampai? Negatif covid kan?"
Tawa Arslan kembali mengudara sebelum duduk pada stool di depan Aksa.
"Lama. Sengajak nggak ngabarin."
Aksa menyeringai. "Takut?"
Arslan hanya tersenyum kecut. Dulu dia bilang enggak mau balik. Dan Aksa diminta camkan itu, nyatanya Arslan menelan ludah sendiri.
"Banyak yang gue urus, begitu pulang gue pegang Ars Gallery."
Aksa hanya manggut-manggut saja. pergerakan Arslan memang tidak pernah bisa dia baca, tahu-ahu pergi, tahu-tahu datang.
"Kabar baik?" tanya Arslan.
"Yah, gini-gini aja."
"Pantes, kusut kayak benang."
Aksa hanya tersenyum tanggung. Bagaimana tidak kusut, dia mengajar seharian penuh dan ... Aksa mendesah, Sena tidak menanggapi seluruh chat dan panggilannya. Mirip sekali dengan cewek yang sedang marah pada kekasihnya.
"Lo tambah berisi, makmur habis pulang?" Aksa mengalihkan
"Iya, begitu ketemu Wisa."
Dengkusan Aksa lolos sebelum melempar bungkus tisu tapi tidak mengenai Arslan. Cowok itu justru terbahak. "Lagu lama. Masih saja. Mau ngejar dia?"
Tanpa malu, Arslan mengangguk. "Sinting emang. Gue orang pertama yang gebukin lo begitu khianati Dyara." Aksa serius dengan apa yang dia katakan.
Arslan tersenyum kecut. "Iya. Makanya gue ke sini." Arslan mengalihkan.
Salah satu alis Aksa menukik. "Buat?"
"Tanya."
Aksa semakin tidak mengerti. "Tentang?"
Arslan memperbaiki posisi duduknya supaya condong ke depan meski terhalang meja makan. "Menurut lo, gimana cara membujuk cewek yang marah sama kita?"
Dan Aksa melotot. Ini enggak salah alamat? Perasaan casanova di sekolahnya adalah Arslan, bukan dia.
"Sa," panggil Arslan menunggu.
Aksa diam sejenak. "Kalau gue jawab, lo bisa bantu gue juga?" dia kali ini serius, giliran Arslan yang bingung. "Apa?"
"Gimana caranya supaya pesan kita dibalas cewek yang diam-diam mendiamkan kita berhari-hari?"
Arslan mengumpat. Sial! bukankah ini kasusnya sama, ya?
***
[41]
"Datang ke rumahnya." Begitu saran Arslan pada Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You | TAMAT ✔
RomanceGara-gara tidak bisa log in repository kampus sebelah, demi mendapat referensi untuk skripsinya, Sena rela mencari info dan menghubungi langsung Danadhyaksa, pemilik penelitian incaran dia. Masalahnya, sudah bicara baik-baik, eh, dibilang Kang Calon...