"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan, atau mempersilakan. Yang pertama adalah keberanian, yang kedua adalah pengorbanan." (Salim A. Fillah)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
💗"Ini pipinya merah kenapa?".Tanya Gus Fatih sambil tersenyum.
Ia tau jika pipi Aisyah memerah karena ulahnya.
"Ih apaan sih gus".Ucap Aisyah sambil menutupi pipinya yang memerah akibat Gus Fatih.
"Gus mau tanya". Ujar Aisyah sambil menerima suapan Gus Fatih.
"Hmm boleh, mau tanya apa?".
"Gus Fatih kenapa kok menerima Ais menjadi pendamping hidup Gus Fatih?". Tanya Aisyah dengan penasaran.
"Ya karena sudah jodoh". Jawab Gus Fatih.
"Tuh kan, songong nya kembali lagi". Omel Aisyah.
"Kapan-kapan aja saya ceritakan yang penting kamu sembuh dulu, oke?".
"Yaudah deh". Jawab Aisyah, padahal didalam hatinya sungguh penasaran.
"Yok dimakan lagi buburnya". Perintah Gus Fatih.
Aisyah menggelengkan kepala.
"Udah Gus, gak enak dan tidak ada rasanya". Tolak Aisyah.
Gus Fatih mencoba membujuk Aisyah namun nihil Aisyah tetap tidak mau makan buburnya.
Akhirnya Gus Fatih mencari topik agar Aisyah hanyut dalam topik yang dibuat Gus Fatih dan Gus Fatih menyuapkan sesendok bubur kemulut Aisyah.
"Beneran kan kamu menerima saya?saya kan lebih tua dari pada kamu". Tanya Gus Fatih menatap Aisyah.
Aisyah yang ditatap Gus Fatih seperti itu pipinya merah.
"Ini pipinya kenapa sih kok merah terus, apa suhu ruangannya panas hemm?". Tanya Gus Fatih sambil tersenyum.
"A-ah apaan sih Gus". Ucap Aisyah sambil memegang pipinya.
"Gus dengerin Ais ya, Ais tu gak mempermasalahkan umur Ais cari lelaki itu yang lebih tua dari pada Ais". Ucap Aisyah.
"Kenapa begitu?". Tanya Gus Fatih sambil menyuapkan bubur.
Aisyah tidak sadar dan memakan bubur yang disuap oleh Gus Fatih. Membuat Gus Fatih tersenyum.
"Ya karena menurut Ais kalo lelaki umurnya lebih tua dari Ais lelaki itu bisa membimbing Ais menuju Surga-Nya Allah".
"Ohh begitu ya?". Tanya Gus Fatih sambil menyuapi Aisyah.
Gus Fatih terus mencari topik hingga akhirnya buburnya habis tidak tersisa.
"Loh Gus buburnya kok habis?siapa yang makan?". Tanya Aisyah dengan heran.
"Kamu". Ucap Gus Fatih sambil menaruh mangkuk bekas bubur.
Aisyah mendengar itu pun heran. Kapan makannya?.
"Sudah jangan banyak pikiran sekarang minum obat ya". Titah Gus Fatih.
Aisyah mengelengkan kepala. Membuat Gus Fatih menyerit heran.
"Pahit Gus". Ucap Aisyah dengan nada memelas.
Gus Fatih gelang-gelang kepala. Padahalkan waktu Gus Fatih sakit sama Aisyah disuruh minum obat. Tapi kenapa kok Aisyah tidak mau alasannya pahit lagi.
"Minum ya biar cepet sembuh".Ucap Gus Fatih sambil menyodorkan 3 pil obat.
Aisyah melihat itu langsung menahan tangan Gus Fatih. Aisyah gak bisa menelan obat apalagi obatnya besar-besar.
"Waktu saya sakit kamu nyuruh saya minum obat loh, kenapa sekarang kamu gak mau?". Tanya Gus Fatih.
"Hehe pahit gus". Jawab Aisyah sambil cengengesan.
Gus Fatih bingung bagaimana Aisyah meminum obat. Gus Fatih mempunyai ide.
Gus Fatih memasukan obat kedalam mulutnya lalu Gus Fatih mendekatkan mulutnya ke mulut Aisyah.
Dan Gus Fatih memindah obat dari mulutnya ke mulut Aisyah.
Aisyah melihat itu melotot. Lalu Gus Fatih memberikan air putih dan langsung disambut dengan cepat oleh Aisyah.
Cup
Gus Fatih mencium kening Aisyah. Jantung Aisyah sudah mau copot rasanya, Pipinya memerah.
Gus Fatih tersenyum melihat reaksi Aisyah. Sebenarnya jantungnya juga tidak aman tapi gak papa demi kesembuhan istrinya.
"Gus is apaan sih". Sebal Aisyah.
"Ya salahnya disuruh minum obat gak mau". Ucap Gus Fatih sambil mendudukkan pantatnya dikursi samping bragkar Aisyah.
Aisyah hanya diam tubuhnya menghangat karena ulah Gus Fatih yang manis. Ditambah senyum manisnya beh Aisyah ingin pingsan rasanya.
"Dah ya sekarang tidur". Ucap Gus Fatih sambil mencium tangan Aisyah.
Aisyah langsung menarik selimutnya. Ia mengumpat karena jantungnya sudah benar-benar tidak aman.
Gus Fatih apaan sih jantung ku mau copot. Batin Aisyah.
Gus Fatih ikut tidur disamping Aisyah dan setia menggenggam tangan Aisyah.
Semua keluarga masuk dan jangan lupakan Zuhra ia masih setia menunggu Aisyah.
Mereka kaget melihat Aisyah tertidur namun tubuhnya diselimuti dari atas sampai bawah. Namun tangan kirinya digenggam oleh Gus Fatih.
"Lihat deh Mei mereka sedang tidur lucu sekali". Ucap Amah.
"Iya jah yaudah biarkan mereka istirahat". Balas ummi.
"Yaudah yuk pulang ke pondok aja dulu biarkan mereka berdua". Ucap Buya di angguki oleh semua.
Duh gemes banget deh Aisyah tapi Zuhra juga sedih nanti kalo Ais tinggal di ndalem zuhra sendiri an dong. Batin Zuhra sambil tersenyum.
Sesampainya di mobil Zuhra bertanya kepada Amah.
"Bu nyai beneran Aisyah sudah menikah?". Tanya Zuhra dengan penasaran.
"Iya nduk sudah 1 tahun yang lalu. Sebelum Fatih berangkat ke Kairo". Jawab Amah sambil menoleh kearah Zuhra.
"Yah berati Zuhra gak punya temen di asrama lagi dong". Ucap Zuhra dengan nada sedih.
"Kata siapa? nduk Ais tetep dipondok kok yakan Mei?". Tanya Amah pada ummi.
"Iya nduk tenang saja Aisyah tetep ada dipondok kok". Jawab ummi sambil tersenyum.
"Alhamdulillah". Ucap Zuhra dengan lega.
Sesampainya di depan pondok Zuhra melihat Ning Ara sedang duduk tanpa rasa bersalah, Zuhra turun dari mobil dan jalan tergesa-gesa menuju ke Ning Ara.
"HEH NING MAKSUD MU APA YA MENGUNCI SAHABATKU DI GUDANG?". Tanya Zuhra dengan nada tinggi.
"Ya gak papa lah, kenapa gak suka?". Tanya Ning Ara sambil menyilang tangannya.
Orang tua Gus Fatih dan Aisyah masih ada didalam mobil dan melihat reaksi Ning Ara. Ning Ara tidak tau jika Buya dan Amah sudah pulang bareng dengan Zuhra.
"NING MACAM APA KAMU HAH?". Tanya Zuhra sambil menarik kerudung Ning Ara.
TBC....
Gimana Chapter ini?Mau lanjut?oke deh tapi jangan lupa vote ya biar author lebih semangat up lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UNTUKMU GUS {END}✨
Ficção AdolescenteIni kisah tentang SITI AISYAH AZ-ZAHRA anak pesantren yang dinikahkan diam-diam oleh keluarganya.Ia dinikahkan dengan Gus yang mempunyai pesantren itu.Gus Fatih menikahi gadis secara diam-diam dengan alasan perjodohan yang telah dibuat oleh orang t...