"Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan." (HR. Ibnu Majah)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
💗"Istri siapa sih gemes banget?". Sambil mencubit pipi Aisyah.
"Istrinya Hubby dong".
Mereka berdua tertawa bersama.
Sore hari pun tiba.Aisyah diperolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
"Alhamdulillah bisa menghirup udara segar". Ucap Aisyah sambil merentangkan tangan.
Gus Fatih melihat itu tidak kuasa tersenyum.
"Hubby laper". Adu Aisyah pada Gus Fatih.
"Yaudah yuk cari makan".
Gus Fatih menggenggam tangan Aisyah dengan erat. Aisyah tersenyum melihat tingkah Gus Fatih.
Setelah sampai diparkiran Gus Fatih membukakan pintu untuk Aisyah.
Gus Fatih memperlakukan Aisyah bak seorang putri.
"Syukron Hubby".
"Wa iyyaki Bunny".
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit akhirnya berhenti disebuah restoran.
"Hubby kita makan disini?". Tanya Aisyah pada Gus Fatih.
"Iya Bunny, yuk masuk". Jawab Gus Fatih sambil merangkul pundak Aisyah.
"Masyaallah megah sekali Hubby". Ucap Aisyah kagum dengan desain restoran itu.
"Bunny suka?". Tanya Gus Fatih.
"Suka Hubby". Sambil menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Kelantai atas yuk".
Aisyah bingung kenapa harus dilantai atas kan dilantai bawah juga bisa.
Seakan Gus Fatih bisa membaca pikiran Aisyah. Gus Fatih membalas ucapan Aisyah.
"Diatas lebih Indah Bunny". Ucap Gus Fatih dengan senyum tulus.
Setalah sampai diatas Aisyah menganga lebar melihat pemandangan yang begitu indah.
"Bunny mulutnya ya Allah". Ucap Gus Fatih sambil terkekeh geli.
"Hubby ini bagus banget masyaallah".
Gus Fatih tersenyum melihat Asiyah yang begitu bahagia.
Dilantai atas yang ditempatan oleh Gus Fatih dan Aisyah sangatlah indah.
Dengan kolam renang yang ditaburi bunga dan berbentuk Love.
Lilin yang mengelilingi meja makan berbentuk bundar.
Gus Fatih menarik tangan Aisyah mendekat dan merangkul pinggang Aisyah.
Aisyah terkejut dengan perlakuan Gus Fatih yang begitu romantis.
Aaaaaa ummi Aisyah rasanya ingin terbang. Batin Aisyah menjerit.
Sesampainya didekat kolam renang tepat dililin berbentuk Love Gus Fatih menggenggam tangan Aisyah dan menatap Aisyah dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Bunny". Panggil Gus Fatih.
"Na'am Hubby".
Gus Fatih mengeluarkan sebuah kotak love bludru dari saku baju kokonya. Gus Fatih membuka kotak itu dan terlihatlah cincin yang elegan namun indah.
"Kerena waktu ijab qobul Hubby belum bisa pasangin cincin di jari Bunny". Ucap Gus Fatih
"Maukah Bunny menjadi pendamping hidup Hubby? menjadi belah jiwa Hubby?". Lanjut Gus Fatih.
Aisyah hanya menganggukkan kepalanya.
"Cincin ini sebagai cincin kawin pernikahan kita. Maaf Hubby kalo ngasih lama ya. Ya gimana lagi pernikahan ini dirahasiakan. Gak papa kan?". Tanya Gus Fatih sambil bercerita.
Aisyah mengais karena terharu. Aisyah mengelengkan kepala dengan derai air mata.
"Hiks.... Hiks....Hiks....gak papa kok". Jawab Aisyah sesenggukan.
Gus Fatih memasangkan cincin dijari manis Aisyah. Gus Fatih tersenyum melihat cincin yang ia jaga selama 1 tahun sekarang sudah terpasang dijari manis Aisyah.
Cup
Cup
Gus Fatih mencium tangan Aisyah disusul dengan ciuman dikening Aisyah.
"Udah ya jangan nangis Hubby gak suka kalo bunny nagis". Ucap Gus Fatih sambil mengelus pipi Aisyah.
Aisyah mengangguk dan Langsung memeluk Gus Fatih. Gus Fatih membalas pelukan Aisyah dan mengelus punggung Aisyah.
Setelah berpelukan Gus Fatih dan Aisyah duduk dan menikmati makan malam mereka.
Setelah selesai makan Gus Fatih dan Aisyah pulang kepondok pada pukul sepuluh malam.
Sengaja pulang jam sepuluh malam agar tidak ada santri yang curiga.
Gus Fatih membukakan pintu mobil untuk istrinya. Gus Fatih mengulurkan tangannya dan disambut oleh Aisyah.
Amah, Buya, Dan Nisya sudah didepan Ndalem untuk menyambut Aisyah.
"Assalamualaikum". Salam Gus Fatih dan Aisyah.
"Wa'alikumussalam warahmatullahhi wabarokatuh".
"Alhamdulillah kak sudah pulang". Ucap Nisya sambil memeluk Aisyah.
Aisyah membalas pelukan Nisya.
"Alhamdulillah". Balas Aisyah sambil tersenyum.
"Amah". Sapa Aisyah dan mencium tangan Amah.
Amah memeluk Aisyah dengan tulus dan mengelus punggung Aisyah.
"Alhamdulillah nduk kamu sudah baikkan Amah seneng lihatnya". Ucap Amah.
Aisyah tersenyum melihat perilaku Amah sudah menganggap Aisyah sebagai putrinya sendiri.
"Buya". Sapa Aisyah.
"Alhamdulillah nduk kamu sudah sembuh Buya seneng lihat kamu sudah sembuh". Ucap Buya sambil tersenyum.
Aisyah sangat-sangat bahagia diterima oleh keluarga suaminya.
Aisyah takut jika mertuanya jahat sama dia. Aisyah trauma melihat gadis-gadis yang diabaikan bahkan dibanding-bandingkan oleh mertuanya.
Salah satunya sahabatnya waktu SD dahulu. Namanya Nadia setelah lulus SMP Nadia menikah namun mertuanya tidak menyukai Nadia.
Aisyah tau cerita Nadia karena kalo Aisyah pulang kerumahnya pasti Nadia main dan cerita banyak tentang kehidupannya.
"Yaudah le ajak istrimu kekamar pasti capek". Ucap Amah.
"Yah padahal pengen ngobrol sama kak Ais". Ucap Nisya sedu.
"Besok ya sya ceritanya". Ucap Amah.
"Iya deh". Balas Nisya.
Gus Fatih mengandeng tangan Aisyah untuk menuju kedalam rumah.
Tiba-tiba.
Brukkk
TBC ....
Gimana Chapter ini?mau lanjut oke deh tapi jangan lupa vote ya biar author lebih semangat up lagi.
Cincin yang diberikan oleh Gus Fatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UNTUKMU GUS {END}✨
Fiksi RemajaIni kisah tentang SITI AISYAH AZ-ZAHRA anak pesantren yang dinikahkan diam-diam oleh keluarganya.Ia dinikahkan dengan Gus yang mempunyai pesantren itu.Gus Fatih menikahi gadis secara diam-diam dengan alasan perjodohan yang telah dibuat oleh orang t...