DUA PULUH ENAM

2K 293 599
                                    

Selamat membaca!

•••••

Chapter 26

Cup!!!

Azlan pertama kalinya mencium bibir merah alami milik Maira. Dan itu sama-sama ciuman pertama mereka, Maira langsung cengo. Omayygatttt itu ciuman pertamanya dan di ambil oleh suaminya sendiri, ciuman yang hanya beberapa detik dan mereka juga masih di posisi itu. Belum berubah atau bergerak sedikitpun.

" Ekhem,ciyee salting." Goda Azlan yang kini malah memeluk Maira erat dan Maira malah menyembunyikan wajahnya di dada bidang Azlan akibat malu di goda sekaligus di cium pertama kalinya.

" Ish kamu nyebelin ya, itu ciuman pertama aku Faiz....." Kesal Maira sambil memukul dada bidang Azlan pelan.

Azlan terkekeh " Itu juga, first kiss aku Ra."

Maira rasanya ingin menenggelamkan Azlan ke dasar laut. Sialnya, suaminya ini terlalu Masya Allah dan manis. Jadilah ia tak rela, Maira melepas pelukannya dan berniat pergi tapi belum sempat beranjak Azlan sudah menariknya lagi, dan malah kini Azlan memeluk pinggang nya erat. Kalau seperti ini terus Maira benar-benar akan menenggelamkan suami tampan nya itu.

" Mau kemana,hm?" Tanya Azlan dengan suara rendah plus seraknya.

" A---aku mau mandi Faiz, sebentar lagi kan ashar." Jawab Maira gugup, sebab kini Azlan benar-benar menatapnya intens.

" Aku juga mau mandi, harus ke masjid cepat-cepat."

" Yaudah, kamu duluan aja mandinya. Nanti aku siapin dulu sarung,Koko sama peci kamu."

" Mandi bareng aja, let's go!" Ajak Azlan yang langsung menggendong tubuh mungil Maira ala bridal style. Padahal mengepel lantai pun memang sudah selesai tapi alat pelnya belum di simpan ke tempatnya,masih tergeletak.

" FAIZ TURUNIN! DASAR MESUM!!!"

•••••

Kini Maira sedang duduk santai selonjoran dengan punggung yang menyandar pada kepala kasur, sambil asik membaca novel dan tak lupa mengemil juga. Ia mengemil keripik pisang yang sangat lezat, Azlan baru saja kembali dari masjid setelah selesai melaksanakan shalat Maghrib dan isya di sana. Dan ketika pulang,sudah di suguhkan pemandangan istrinya yang sedang asik menyelami dunia fiksi itu.

" Assalamualaikum....." Ucap Azlan sambil berjalan mendekat ke arah Maira.

Maira yang tengah asik pun mendongak.

" Wa'alaikumussalam."

Ingat ya, sejak kejadian tadi sore yang Azlan mencium Maira itu membuat Maira menjadi jutek sekarang pada Azlan. Entahlah, Maira benar-benar masih syok, ia masih terbayang dengan bagaimana kedua benda kenyal itu menempel sempurna. Memang, itu hanya mengecup bukan melumat, Azlan jadi bingung sendiri dengan sikap Maira yang berubah ini. Sepertinya ia harus membujuk anak kecil lucunya yang satu ini.

" Udah shalat Maii?" Tanya Azlan sambil mendudukkan diri di sebelah Maira. Dan menyodorkan tangan kanannya pada Maira agar di salimi oleh istrinya itu.

" Udah." Balas Maira acuh tak acuh, sambil menerima uluran tangan itu kemudian menciumnya.

" Jutek banget sih,kenapa?"

" Ngapapa." Balas Maira,tanpa melihat lawan bicaranya yang kini telah menatapnya sambil tersenyum itu.

" Maii yang cantiknya Masya Allah jangan jutek gini dong." Rengek Azlan yang langsung memeluk Maira dari samping itu, dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher istrinya itu. Kebetulan juga Maira sedang tidak memakai jilbab nya, ia mulai terbiasa jika hanya di depan Azlan ia tidak memakai jilbab pun tak apa.

" F--faiz, kamu apa-apaan sih?" Kaget Maira dan tangan kanannya refleks menjatuhkan buku novelnya.

" Jangan jutek lagi ya......" Lirih Azlan yang terdengar seperti anak kecil yang sedang meminta maaf pada bundanya.

Maira mengangguk " Iya-iya ngga jutek lagi." Jawab Maira yang langsung tersenyum kemudian mengusap Surai Azlan, tidak berapa lama Azlan membaca doa mau tidur kemudian benar saja Azlan tertidur sambil masih memeluk Maira.

" Makin hari, makin jatuh cinta." Gumam Maira sambil tersenyum manis melihat Azlan tertidur di dekapannya.

•••••••

Prang!!!

Suara gelas yang di banting kemudian langsung pecah tak berbenah itu semakin membuat Salsya takut. Hah? Salsya? Kenapa dia? Papa Salsya menatap anaknya penuh murka dan ibu tirinya malah tersenyum miring,ia suka jika Salsya di bentak, di siksa oleh suaminya itu, Salsya memang tidak di lahirkan di keluarga yang harmonis. Ibu kandung nya pergi meninggalkannya, dan papa nya malah menikah lagi dengan wanita sialan itu.

" KAMU NGGA CAPEK? HAH? BIKIN ULAH TERUS MENERUS?! DASAR ANAK BODOH." Lontaran kata-kata itu di lontarkan oleh Fazunky-- Papa Salsya.

Salsya menunduk dan sudah mengeluarkan air matanya. Ia memang sudah sering seperti ini, hidupnya menang sudah hancur tak berbenah sekalipun. Ia semakin benci pada ibu tirinya itu, yang selalu menghasut Papanya, tak jarang juga ibu tirinya itu menuduh bahkan memfitnah dirinya. Padahal Salsya tidak benar-benar melakukan hal itu sama sekali.

" Pa! Sebenernya aku capek pa, terus-terusan Papa salahin aku dan wanita sialan ini yang selalu nuduh aku macam-macam." Jawab Salsya di sela-sela isakannya.

" Berani kamu hah?! Tyana tidak salah, justru kamu. Kamu anak bodoh yang sering membuat ulah!!!" Murka Papanya lagi.

" Papa benar-benar udah ngga sayang aku lagi, papa emang udah buta karena cinta sa--" Belum selesai Salsya mengeluarkan unek-uneknya, Papanya sudah terlebih dahulu menampar wajahnya keras.

Plak!!!

" DIAM KAMU!!!" Bentak Sang Papa yang terlihat berkobar api kemarahan.

Setelah itu,Fazunky pergi meninggalkan Salsya yang sudah terduduk lemas dengan tangisan yang sangat lirih. Tyana pun mengikuti langkah suaminya itu, sama-sama meninggalkan Salsya yang sudah merasa benar-benar hancur. Sampai kapan penderitaan nya selesai? Sampai kapan hidupnya terus seperti ini?

" ARGHHHH....." Racau Salsya sambil mengacak hijabnya,Salsya sangat frustasi.

••••••

haiiiii assalamualaikum,gimana kabarnya?

Bosen ngga aku up terus? Hehe semoga engga ya,soalnya rencananya aku mau cerita ini tamat di akhir tahun ini,di tahun baru nanti aku insyaallah ada project baru ini,semoga kalian terus dukung aku ya buat tamarin cerita ini,aaminnn......

sehat-sehat terus kalian ya

#typotandain
#salamsayangdaridillo

SPAM NEXT DI SINI PAKAI EMOT INI❤️❤️❤️

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang