TUJUH BELAS

2.7K 410 453
                                    

Selamat membaca!

°°°°°°
Chapter 17

Maira benar-benar masih mengingat dengan jelas dirinya yang mengungkapkan cinta pada mas suaminya itu. Tapi apakah kalian tahu Azlan menjawab nya? Atau bahkan tidak? Jawabannya tidak. Ya bagaimana tidak? Setelah mengucapkan kalimat cinta itu, Maira langsung pelor alias tidur pulas. Sumpah, padahal jika Maira masih bisa bertahan untuk tidak tidur sudah bisa di pastikan  dia akan mendapatkan jawabannya.

" Maira..." Panggil seseorang yang ternyata Faqih, ketua kelasnya. Dan itu sukses membuyarkan lamunan Maira.

" Eh iya Qih, Kenapa?" Jawab Maira tersenyum kikuk,dengan masih duduk di kursinya dan Faqih berdiri.

" Gini Ra, Sebentar lagi kan ujian akhir semester satu. Gimana kalau misalnya kita belajar bareng di rumah gue? Ya itung-itung main juga." Ajak Faqih,Maira nampak berfikir sejenak.

" Gue sama Lo doang? Terus kapan?"

Faqih menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal " Ya.... Lo bisa ajakin yang lain juga, Kalau mau pulang sekolah hari ini aja. Ini juga kalau lo ngga sibuk."

"Eumm hulff.... Boleh deh, nanti gue ajakin Hanifa sama Diva juga." Balas Maira.

" Btw,makasih udah ngajakin ya Qih."

" Ehehe iya Ra,Gue ke bangku lagi ya. Byeee..." Jawab Faqih sambil melambaikan tangan dan berlalu pergi dari hadapan Maira.

•••••

" Serius, Gue rasa Faqih suka sama Lo Maira." Ucap Hanifa, Kini Maira dan Hanifa sedang berjalan menuju parkiran setelah pulang sekolah.

Diva tidak akan ikut belajar bersama seperti Hanifa dan Maira sebab dia pulang duluan tadi. Katanya Diva mau ke rumah saudaranya, jadilah sekarang hanya mereka  berdua saja. Hanifa dan Diva sedang berjalan beriringan menuju parkiran mobil, pulang sekolah hari ini mereka langsung ke rumah Faqih untuk belajar bersama. Di karenakan Faqih sudah duluan naik motor,ya Hanifa dan Maira berangkat memakai mobil Hanifa, untung Maira sudah hafal  rumah Faqih.

" Heh markonah! Ya mana mungkin lah si Faqih suka sama gue, Lo gila ya?" Semprot Maira pedas.

" Serius, Lo sih ngga bakalan ngerasa, Coba Lo inget-inget. Lo dulu pernah di kasih Hoodie pas Lo ultah, lo juga sering tuh main ke rumah nya dulu dan liat cara Faqih tatap Lo,jelas itu beda dari tatapan ke teman biasa, Maira." Tekan Hanifa, tidak terasa mereka kini baru memasuki mobil.

Maira dapat membayangkan itu, Ya dirinya dan Faqih memang terbilang cukup dekat, Maira mengenal Faqih sejak dulu melaksanakan MOS, dan Faqih lah teman pertama yang Maira kenal waktu awal memasuki Madrasah Aliyah. Maira juga dulu sering Main ke rumah Faqih, karena bunda Faqih itu mengidap penyakit jantung, bahkan Maira sangat prihatin akan hal itu. Bunda Faqih sangatlah baik pada dirinya.

" Nih ya, Gue kasih tau. Lo orang yang dia suka mana mungkin Lo sadar Ra, dia perhatian ke Lo itu lebih dari seorang teman."

••••••

Me
Assalamualaikum ❤️
Aku mau belajar bareng temen.
Pulang nya pasti sore, maaf🥰

Itulah Chat yang baru saja Azlan baca. Dirinya padahal ada niatan ingin mengajak pulang bersama, tetapi sepertinya tidak bisa. Azlan sebenarnya ada perasaan tidak rela jika Maira pulang terlalu sore. Tapi Azlan juga tidak mungkin mengekang Istinya itu untuk belajar, apalagi belajar bersama teman-teman nya. Entahlah Azlan memang begitu merasa khawatir.

Faiz🥰
Wa'alaikumussalam, Iya
Pulang nya mau di jemput?

Balasan itulah yang Azlan kirimkan dan ceklis satu,sepertinya Maira mematikan handphone nya dan fokus belajar bersama.

" Saya khawatir,Maira."

°°°°°°

Bonus foto Bapak Azlan^^

haiii haiiii Assalamualaikum?

gimana kabar nya? Semoga selalu baik dan dalam lindungan Allah ya...

hore aku bisa up lagi!!!!

Part kali ini ngga ada uwuu -uwuu dulu ya sayang.....

part selanjutnya ada kok,tenang aja...

#spamnext?
#typotandain
#salamsayangdaridillo

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang