selamat membaca!
••••••
Chapter 11
●●●●●
Pukul dua dini hari, Maira terbangun dari tidur nya. Dan betapa terkejutnya ia ada sebuah tangan kekar yang memeluk pinggang nya dengan posesif. Sungguh Maira di buat ketar-ketir, dan jantung nya berdentum-dentum. Tanpa Maira sadari sebenarnya Azlan sudah terbangun dan berniat untuk melakukan shalat sunnah tahajjud yang sudah menjadi rutinitasnya. Dengan cepat Azlan membangunkan Maira yang kembali pura-pura tertidur." Maira, ayok bangun kita shalat tahajjud bersama." Azlan begitu lembut membangunkan Maira, dengan mengusap kepala Maira yang masih tertutup hijab semalam
Mimpi apa gue?! Gue kan kemaren nemplok tidur di sofa, kok sekarang udah di kasur aja, mana bareng lagi sama pak Azlan,omayygatttt
" Maira?" Panggil Azlan lagi, dan dengan cepat Maira langsung mrmbuka matanya dan beranjak berdiri dari tidurnya.
" Pak Azlan! Bapak ngga ngapa-ngapain saya kan semalam? Kok kita bisa seranjang, se kamar lagi!" Sentak Maira mengintrogasi Azlan, sambil berkacak pingang. Terlihat lucu sekali di mata Azlan.
" Enggak, saya mana mungkin meminta hak saya sekarang, dan tolong mulai sekarang biasakan aku--kamu. Dan jangan memanggil saya bapak, saya ini suami kamu."
" Dan satu lagi, bersiap segera wudhu kita tunaikan shalat sunnah tahajjud bersama." Maira di buat cengo dengan perkataan panjang lebar yang Azlan lontarkan padanya.
Setelah mengatakan itu, Azlan langsung pergi masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh muka dan mengambil air wudhu. Maira masih diam untuk mencerna perkataan Azlan tadi. Bicara aku--kamu? Tidak meminta hak? Tidak boleh memangil bapak? Maira di buat pusing sendiri. Dengan cepat ia menyiapkan mukena dan menggelar sajadah di depan dan di belakang untuk dirinya dan Azlan.
●●●●●●
Selesai menunaikan shalat sunnah tahajjud bersama. Sungguh perasaan Maira sangat tidak percaya, ia di imami shalat oleh suami, suaminya. Berasa seperti angan-angan saja. Sama halnya dengan perasaan Azlan ia juga tidak pernah menyangkan kini status nya sudah menjadi seorang suami dari Maira Habibah.
Keduanya sama-sama menengadahkan kedua tangannya untuk berdoa, tanpa di sadari air mata Azlan terjatuh perlahan sambil terus memanjatkan do'anya. Begitupun dengan Maira yang sudah terisak ia pun ikut berdo'a. Selama ini Maira tidak pernah akan menyangka do'a-do'a nya dan impiannya yang ingin mempunyai suami yang pintar agama dan seorang Gus, sudah di kabulkan.
Saat sudah berdo'anya, Azlan berbalik ke belakang ia melihat istrinya menangis sesegukan, langsung mendekat ke arah istrinya dan tanpa ba bi bu ia langsung mendekap tubuh mungil Maira, membiarkan Maira menangis di dekapannya.
" Heii, kenapa kamu menangis?" Tanya Azlan lembut, masih posisi yang sama dan mengusap lembut kepala Maira yang berbalut mukena berwarna hitam.
Tak dapat di pungkiri kalau sebenarnya Maira merasa nyaman di dalam rengkuhan Azlan, entahlah secara tiba-tiba Maira langsung melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Azlan dan menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu, seperkian menit tangis Maira pun reda, dengan hati-hati Azlan melepas rengkuhannya dan terlihatlah Maira yang sudah tertidur kembali dengan mata yang sembab.
" Saya tidak tau apa alasan kamu menangis, tapi ketika melihat air mata itu turun dari mata indahmu, membuat saya sangat merasa ikut sakit, Saya menyayangi kamu Maira." Ucap Azlan lembut,dengan langsung mencium kening istrinya lama.
●●●●●●
Setelah tadi menunaikan shalat subuh sendirian, kini Maira telah bergelut dengan peralatan dapur, Ya ia sedang memasak untuk sarapan pagi. Mungkin ini akan menjadi rutinitasnya setiap pagi, karena mengingat bahwa ia sudah mempunyai suami. Tadi Azlan ketika waktu shalat subuh ia langsung berangkat ke masjid, dan jadilah Maira salat sendirian, kini juga suaminya itu belum pulang. Mungkin ada kajian dulu.
" Assalamu'alaikum, selamat pagi istri saya," Suara berat dan tiba-tiba ada tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang. Dan itu tentu saja membuat Maira kaget setengah mati.
Jantung Maira benar-benar di buat tidak sehat oleh Azlan, bagaimana bisa ini terjadi. Di pikiran Maira, Azlan tidak lebih dari pria kaku, dan datar. Tapi apa-apaan ini dia malah sok-sok romantis dengannya. Maira tidak bisa membohongi, kalau berada di dalam pelukan Azlan itu sangat nyaman. Apalagi aroma lelaki itu yang berbau mint segar.
" Ish apa--apaan sih?!" Maira berusaha menurunkan kedua tangan Azlan yany berada di pinggang nya, tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Azlan malah makin mengeratkan pelukannya dan bergelayut manja di tubuh mungil Maira.
" Biasakan menjawab salam, hm?" Lagi, suara Azlan yang membuat Maira makin berdegup kencang, bagaimana ini? Maira malah takut masakan nya jadi gosong hanya karena pak Azlan yang sok romantis.
" Wa'alaikumsalam. Udah sana aku mau lanjut masak."
Aku? Apa Azlan tidak salah dengar? Maira berarti mulai menuruti perintah dirinya, Azlan tersenyum tipis dan melepas pelukan nya. Sebelum ia beranjak pergi, tidak lupa ia mencuri kecupan di pipi chubby Maira. Dan itu membuat si empu memelototkan matanya, apalagi ini?!
" Astaghfirullah, Lama-lama gue gagal jantung kalo dekat pak Azlan terus," Gumam Maira sambil merada jantung nya ingin copot, setelah itu ia tersenyum. Lucu sekali perlakuan Azlan pada dirinya.
•••••••
Assalamu'alaikum......
halooo gimana kabar nya?
semoga selalu baik dan dalam lindungan Allah SWT....
maaf aku baru up,karena emang kemarin-kemarin banyak masalah dan kegiatan juga.....
#typotandain
#salamsayangdaridillo💘
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]
General Fictionjudul awal : kekasih halal impianku Lembaran cerita ini menceritakan,seorang gadis yang bernama Maira Habibah. Gadis dengan sejuta impian nya, tapi kerjaan nya hanya tidur,makan dan tidur. Tanpa mau berusaha menggapai impian nya yang setinggi langit...