LAST

2.2K 195 737
                                    

selamat membaca!

°°°°°°

ENDING!

°°°°°

" Bagaimana kondisi adik ifar saya,suster?" Tanya Mafran begitu sudah dekat dengan ranjang tempat Azlan berbaring.

Suster berhijab itu menoleh " Pasien mengalami koma, tapi alhamdulilah kondisinya tidak kritis seperti sebelumnya,"

Mafran langsung mengalihkan pandangannya, Suster di depannya ini bak bidadari, sangat cantik dan berhijab. Di sisi lain juga Mafran sangat merasa sedih, kenapa kejadian seperti ini harus terjadi pada adik kesayangannya dan adik ifarnya? Tapi semua ini adalah musibah. Kita harus banyak bersabar dan terus berdoa yang terbaik.

" Saya permisi dulu pak, Assalamualaikum," Pamit Suster itu dan segera berlalu pergi dari ruangan Azlan.

" Wa'alaikumussalam," Mafran duduk di kursi dekat ranjang Azlan. ia termenung menatap Azlan yang belum sadarkan diri.

" Cepat sembuh lo Zlan, adik gue butuh lo." Ucap Mafran, memang Mafran dan Azlan ini seumuran. Jadilah sudah biasa mereka memakai Lo--Gue.

Ada sesuatu yang sedari tadi mengalihkan tatapan Mafran, di nakas samping tempat tidur Azlan terdapat gelang putih dengan bandul berbentuk bintang. Mafran mengambilnya di dalam bandul bintang itu ada inisialnya. Yaitu A, Mafran berfikir apakah itu milik Azlan? Atau milik Maira? Gelang itu seperti memancarkan cahaya terang terutama dari bandulnya.

" Cantik ......." Gumam Mafran sambil terus memerhatikan gelang putih itu.

°°°°°

Di sisi lain, Maira sudah melahirkan anaknya dan Azlan, tadi Maira sempai melewati masa kritisnya dengan cepat dan jadilah dia bisa melakukan persalinan dengan normal. Maira menitikkan air mata melihat putrinya yang sudah ada di sampingnya tengah terbaring memejamkan mata. Maira padahal ingin sekali ketika ia melahirkan ada Azlan yang di sampingnya sambil mencium keningnya dan merafalkan do'a ketika ia sedang mengejan.

Tapi, Azlan suaminya kini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Maira ingin menemui Azlan melihat suaminya itu,tapi kondisinya pun sama. Bahkan Maira susah untuk bangun, rasanya seluruh badan Maira remuk dan sakit. Tadi juga yang mengadzani anaknya bukan Azlan, melainkan Mafran kakaknya. Kenapa kejadian buruk harus terjadi pada Maira dan Azlan? Kenapa harus kecelakaan?

" Nak, kamu makan dulu ya," Ucap Ummi yang duduk di samping brankar Maira.

Memang kini Maira di temani Abi dan Ummiz Papa dan Mamanya pulang dulu kerumahnya sekalian untuk mengambil pakaian Maira dan anaknya. Azlan masih koma dan dia ditemani oleh Mafran semalaman. Abi dan Ummi pun tadi ke ruangan Azlan, Ummi bahkan sempat menangis tersedu-sedu melihat kondisi putra sulungnya itu.

" Maira mau ketemu Azlan,ummi." Jawab Maira, tatapannya kosong bahkan bibir Maira sangat pucat. Ummi sudah beberapa kali membujuk Maira agar makan, tetapi tetap saja jawaban perempuan itu ingin bertemu dengan suaminya.

Ummi menghela nafas gusar " Iya nanti Ummi antar ketemu Azlan, sekarang Maii makan dulu ya. Kasian nanti dedeknya kalo mau asi kan harus banyak makan juga ibunya,"

Maira mengangguk lemah " Ummi janji ya? Maii kangen sama Faiz," Detik itu juga air mata Maira meluruh membasahi pipinya,ummi mengusap air mata Maira dengan lembut dan memeluk menantunya yang terlihat begitu rapuh, mengusap pelan punggung Maira, memberikan ketenangan.

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang