banyak typo,bantu koreksi ya!!!
Selamat membaca!
°°°°°
Chapter 34
" Sebenarnya gue hijrah itu termotivasi dari seseorang dan gue sadar gue banyak dosa," Salsya mulai menceritakan hal itu pada Maira.
" Semua manusia diliputi banyak dosa Sya, jalan satu-satunya adalah bertaubat. Allah akan mengampuni dosa seorang hamba yang benar-benar ingin bertaubat,"
Salsya menatap Maira " Dengerin gue cerita mau? Gue ngga ada tempat buat cerita Ra," Lirih Salsya, ia menyadari bahwa selama ini ia benar-benar sendirian.
Maira memgangguk " Gue mau, cerita aja gue bakal dengerin,"
Setelah mengatakan itu,Salsya pun mulai bercerita.
Flashback!!!
Ketika itu, pada malam hari sekitar jam dua belas Salsya sedang mengendarai mobilnya sendirian. Pikirannya benar-benar kacau, padahal kemarin baru saja di adakan hari kelulusan nya di sekolah. Biasanya jika pikiran Salsya sedang kalut ia selalu mengendarai mobil di malam hari. Masalah keluarga,lagi lagi itulah yang Salsya alami. Ayahnya selalu membentak atau bahkan memberikan hukuman atas perbuatan yang sebenarnya tidak Salsya lakukan,dalangnya siapa lagi jika bukan mama tirinya?
" Kenapa hidup gue se hancur ini sih?"
" Kapan gue ngerasa bahagia?"
Itulah kata-kata yang Salsya ucapkan sambil terus menyetir, tiba-tiba ponselnya bergetar ternyata ada telepon masuk. Dengan sebelah tangan kiri nya ia menggapai tas yang di sana berada handphone nya,tapi karena terlalu fokus ingin mengambil handphone dan tidak memperhatikan jalanan, Salsya di kejutkan dengan seseorang yang menyebrang jalan tepat di depan mobilnya. Dengan sigap dan perasaan yang was was Salsya pun mengerem mendadak, Dan ya Salsya cepat-cepat keluar dari mobilnya.
" Ibu,maaf saya ngga fokus. Ibu engga apa-apa?" Salsya menghampiri ibu itu yang sepertinya sangat merasa takut dan masih bergetar badannya karena kejadian tadi.
" Alhamdulilah,ibu engga apa-apa Nak," Jawab ibu-ibu itu, Salsya baru menyadari ibu tersebut ternyata tunanetra dan memegang tongkat.
Hati Salsya sekatika mencelos begitu saja melihat ibu itu, ibu itu nampak cantik memakai gamis dan kerudung yang senada yaitu berwarna cokelat tua. Dan membawa jinjingan mukenah. Salsya berfikir, apakah ibu itu sudah shalat di masjid? Atau sudah ikut pengajian malam?
" Ibu,sekali lagi saya minta maaf ya, ibu habis dari mana malam-malam seperti ini?" Salsya berucap dengan lirih seraya menatap ibu itu walaupun ibu itu tidak bisa menatapnya balik.
" Ibu habis dari pengajian bulanan di masjid, memang kalau pengajian bulanan suka pulang malam. Alhamdulilah ibu masih sehat buat bisa terus menuntut ridho Allah, kamu kenapa Nak? Malam-malam masih di luar tidak baik loh anak perempuan keluar malam-malam,"
Salsya sangat tidak bisa menahan air matanya lagi,matanya sudah berkaca-kaca ia merasa sangat malu seeprtinya, ibu ini sangat bersemangat untuk meraih ridho Allah,tuhan yang maha kuasa. Sedangkan dirinya apa? Remaja yang selalu banyak mengeluh,bahkan Shalat saja ia masih bolong-bolong. Ibu itu walaupun punya keterbatasan tapi beliau sangat semangat dan sepertinya rajin. Salsya ingin mengajak ibu itu untuk di antarkan pulang.
" Masya Allah,ibu rajin banget. Saya sebenarnya lagi nenangin pikiran aja karena emang udah biasa juga keluar malam. Ibu mau saya antar aja yuk, sebagai tanda permintaan maaf saya kepada ibu,"
Ibu itu selalu tersenyum" Nanti biasakan jangan keluar malam lagi ya Nak, nanti orang tua kamu khawatir. Apa tidak merepotkan? Tapi rumah ibu sudah dekat dari sini," kata Ibu itu lembut. Nada bicaranya membuktikan bahwa ibu ini memiliki karakter yang lemah lembut.
" Iya ibu pasti saya ngga akan keluar malam lagi, Saya akan berusaha mencoba untuk tidak malam-malam keluyuran. Tidak Bu,sama sekali tidak merepotkan, mari saya antar naik mobil," Setelah mengatakan itu,Salsya menuntun ibu itu untuk masuk ke dalam mobilnya.
Dan setelah kejadian itu,Salsya bertekad akan mengubah atau berubah. Memperbaiki apa yang salah dalam dirinya, bahkan setelah hari itu ia sudah tidak keluyuran tengah malam,atau bahkan berbuat ulah dan perbuatan buruk yang sering ia lakukan sudah ia tinggalkan. Shalat menjadi lebih rajin, membaca Al-Qur'an sudah menjadi rutinitas nya. Bahkan kini penampilan nya pun lebih tertutup dan rapi, tidak seperti waktu itu. Nyatanya Salsya tidak seburuk yang orang lain nilai.
Flashback off!!!
" Masya Allah semoga terus Istiqomah di jalan Allah ya Sya, gue bakalan doain yang terbaik buat lo," Ujar Maira, jujur saja Maira ikut tersentuh ketika mendengar cerita Salsya.
Salsya mengangguk " Aaminnn, Makasih ya Maiii lo mau dengerin gue cerita," Salsya tersenyum manis.
" Eh ini udah siang, Lo gue anterin balik aja ya. Gue takut Lo kenapa-napa apalagi sekarang lo lagi hamil," Ajak Salsya, sambil menampakan mimik wajah khawatir.
Maira menggeleng pelan " Ngga apa-apa gue bisa naik taksi kok," Sepertinya Maira akan benar-benar menolak ajakan Salsya.
" Udah ayok gue antar, pokoknya gue maksa ini," Setelah mengatakan itu,Salsya menarik tangan Maira dan mengajak nya pulang memakai mobil pribadi Salsya.
Tak terasa Maira dan Salsya sudah sampai, Maira pun keluar dari mobil Salsya setelah mengatakan terimakasih,padahal tadi di mobil Maira mengajak Salsya untuk mampir sebentar. Tapi Salsya menolak, pasalnya ia ada urusan penting. Ketika Maira sudah memasuki gerbang rumahnya, betapa kagetnya dirinya melihat mobil Azlan terparkir. Itu tandanya Azlan sudah pulang. 'Mampus gue mampus' batin Maira dalam hati.
" Assalamualaikum........" Gumam Maira pelan sambil membuka pintu utama rumah dan berjalan mengendap-endap takut jika nanti kehahuan oleh suami tampannya itu.
" Wa'alaikumussalam, nakal ya keluar ngga bilang atau kasih kabar," Hap, dalam sekejap tubuh mungil Maira sudah di peluk oleh Azlan dari belakang. Maira memejamkan mata 'duhh ketahuan deh.
" Maaf Faiz, aku....."
Maira belum sempat menyelesaikan kalimatnya ia sudah di gendong oleh Azlan ala bridal style. Sambil menuju kamar Azlan terus mengecupi wajah Maira bertubi-tubi. Azlan malah merasa bahwa Maira semakin cantik setiap harinya. Azlan sepertinya makin jatuh cinta pada istri mungilnya itu, setelah sampai di kamar Azlan dengan hati-hati mendudukkan Maira di atas ranjang.
" Sepertinya istri nakal ini harus di beri hukuman ya," Azlan menyeringai dan kemudian mendekat pada Maira mengikis jarak di antara keduanya. Dan ya terjadilah......
°°°°°°
assalamualaikum halloo gimana kabar nya? sehat? semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT aaminnnn.......
alhamdulilah bisa up lagi,ngga terasa ya beberapa part lagi udah mau end aja hihiii
masih tetap semangat dukung cerita ini sampai end?
gimana untuk part kali ini? seru?
#typotandain
#salamsayangdaridilloSpam next di sini pakai emot ini ya🤩🤩🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]
General Fictionjudul awal : kekasih halal impianku Lembaran cerita ini menceritakan,seorang gadis yang bernama Maira Habibah. Gadis dengan sejuta impian nya, tapi kerjaan nya hanya tidur,makan dan tidur. Tanpa mau berusaha menggapai impian nya yang setinggi langit...