DUA PULUH TIGA

2.3K 318 558
                                    

Selamat membaca!

••••••
Chapter 23

" Gila deh, sepanjang koridor banyak banget yang ngomongin Maira, emang butuh di jejelin pake cabe mulutnya." Tukas Diva pada Hanifa, jujur saja mereka berdua sama kesalnya pada semua orang yang berpendapat buruk tentang sahabatnya itu.

" Harus di jejelin pake cabe merah yang panjang kalau perlu." Tambah Hanifa,tak kalah pedas.

" Assalamualaikum, Saya Faqih meminta agar semua siswa dan siswi berkumpul di lapangan. Saya tunggu dalam waktu lima menit, sekian terimakasih." Itu suara Faqih yang menggema ke seluruh sudut sekolah dengan memakai microfon pengumuman.

Maira tidak masuk sekolah, sebab dirinya masih merasa lemas. Azlan pun sama tidak berangkat mengajar sebab ingin menemani Maira, Lalu Hanifa dan Diva yang mendengar suara Faqih itu langsung saja mereka buru-buru berlari ke lapangan, Ada apa ini?

Ketika semua siswa dan siswi sudah berbaris rapi dan tertib, Faqih mulai naik ke podium dan ingin bersuara. Semua orang juga bingung ada apa kira-kira? Ada juga yang berbisik-bisik mengenai Foto Faqih dan Maira itu. Mengenal bahwa Faqih ini memang anak kepala sekolah, ada juga yang berfikir Faqih mau bertindak macam-macam.

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,berdirinya saya di sini ingin menjelaskan perihal foto yang tersebar di media WhatsApp dan grup sekolah. Saya tidak tau siapa yang menyebarkan itu, yang jelas saya dan Maira tidak mempunyai hubungan apapun. Dan saya minta tolong untuk jangan berfikiran buruk terhadap saya  atau Maira, kami hanya sekedar teman dekat. Tolong catat itu! Dan semoga yang menyebarkan fitnah ini segera mendapatkan hidayah dari Allah Swt. Sekian yang saya sampaikan, maaf kalau mengganggu waktu kalian. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Faqih memakai Mick panjang lebar. Dan itu membuat guru-guru yang melihat pun kagum karena keberanian Faqih. Semua siswa dan siswi pun langsung merasa bersalah karena sudah berfikir macam-macam terhadap Maira dan Faqih.

Sepanjang Faqih berbicara, untung saja Diva memvidiokannya. Itu akan ia kirim pada Maira, Hanifa dan Diva bernapas lega,Faqih tanpa di suruh sudah melakukan klarifikasi. Sedikit info, bagi Salysa ia tidak terima jika ini semua sudah berakhir.

" Sialan, oke liat aja gue bikin rencana lain buat hancurin Lo Maira." Gumam Salsya pedas,sambil mengepalkan kedua tangannya kuat akibat emosi.

••••••

" Salsya! Tunggu!" Ucap seseorang setengah teriak, Salsya yang tengah berjalan menuju parkiran pun menghentikan langkahnya.

" Aku mau ngomong sama kamu,boleh?" Tanya seseorang itu, yang tak lain adalah Aisyah.

Salsya menyernyit " Mau ngomong apa Lo sama gue? Penting?" Tanya Salsya balik, tentu Salsya tidak pikun, dia sedang berhadapan dengan Aisyah yang di ketahui pintar dan sangat alim.

" Iya ini penting banget. Tapi ngomong nya jangan di sini aku minta." Jawab Aisyah,dengan melirik kanan--kiri, Masih banyak siswa dan siswi yang berkeliaran.

" Ya terus? Di mana?"

" Di caffe Cemara aja sekarang. Kamu bisa ngga?" Tukas Aisyah Cepat.

Salsya mengangguk " Yaudah ayok naik mobil gue,tapi ingat gue ngga bisa lama."

Skipp!!!

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang