selamat membaca!
°°°°°
Chapter 13
" Ra, Lo dua hari kemana aja sih? Gue telephone nggak aktif, gue wa ngga lo balas,"
" Tau ih, sok sibuk banget lo! Lo izin kemana? Jangan-jangan lo jalan-jalan ke thailand ya? Kok nggak ajak gue, gue kan mau ketemu my bebeb mas terang."
Baru saja Maira duduk di bangkunya, sudah ada saja yang nyamber. Dua bocah pinyik itu terus saja mengoceh membuat kepala Maira terasa pusing tujuh keliling. Maira sedang memikirkan alasan apa yang harus ia berikan kepada kedua sahabatnya ini. Ya memang benar Maira tidak sekolah sebab izin itu, sahabatnya hanya tau dirinya izin, padahal sebenarnya dirinya menikah.
" Gue ke rumah nenek, sekalian gue nginep di sana," Bohong Maira, Maira semakin takut bila ia terus berbohong maka dosa nya akan semakin banyak.
" Ya Allah,Maira. Gue kira lo kemana sampai izin segala, semoga cepat sembuh ya nenek lo." Jawab Hanifa, ia ikut sedih sebab nenek dari sahabatnya itu jatuh sakit.
" Gue ikut sedih nenek lo sakit. Tapi kenapa lo nggak aktif medsos? Gue telephone, Hanifa juga sama terus ngirim lo pesan tapi nggak di balas," Cerocos si Diva, Maira jadi merasa bersalah telah berbohong pada kedua sahabatnya ini, tapi apa boleh buat ini sudah terjadi.
Maira menghembuskan napasnya gusar " Ya kalian tau sendiri, rumah nenek gue di kampung, jadi susah sinyal. Lagian pas gue ke sana juga gue sama sekali nggak pegang handphone."
●●●●●
Kini Maira sendirian sedang menunggu angkutan umum di halte. Memang benar saja dia sedang menunggu sendirian sial sekali Maira ini, tadinya ia berniat memesan ojol tapi ponsel nya malah mati karena kehabisan baterai. Kedua sahabat nya pun sudah pulang, benar-benar membuat Maira badmood. Sudah sekitar lima belas menit ia menunggu, tetap saja. Tidak ada taksi atau bus yang lewat. Dan hari pun semakin sore.
" Astaghfirullah, ini gue mau sampai kapan nungu di sini? Mana udah sore lagi," Gerutu Maira, sambil duduk dengan gelisah di halte itu,mana sendirian lagi.
" Assalamu'alaikum, kamu kenapa belum pulang? Ayok bareng saya," Suara yang membuat Maira terkejut bukan main, Azlan,suami Maira itu, menghampiri istrinya tadi yang sedang gelisah terduduk sendirian di halte.
" Wa'alaikumsalam,k--kamu??" Beo Maira, Maira sungguh tidak berkedip memandang wajah tampan suaminya itu, walau ekpresinya datar,tapi tetap saja tampan.
" Ayok pulang," Ajak Azlan, menghiraukan Maira yang sedari tadi menatapnya tidak berkedip.
Tanpa menunggu jawaban dari Maira, dengan lembut Azlan menggandeng tangan mungil Maira, Maira di buat semakin bergetar tatkala Azlan membukakan pintu mobil untuknya. Kenapa Azlan ini suka berubah-ubah? Kadang cuek,kadang romantis, Ah sudah lah itu membuat Maira pusing saja.
●●●●●
" Kok pak Azlan bawa aku ke sini?" Tanya Maira, tanpa sadar ia memanggil Azlan dengan sebutan bapak lagi.
" Saya sudah bilang, jangan panggil saya bapak di luar sekolah. Saya ini suami kamu Maira." Jelas Azlan lembut dengan menatap Maira dari samping, ya mereka masih di dalam mobil.
" Yya kan binggung mau panggil apa?" Cicit Maira pelan.
" Panggil saya Faiz, saya ingin hanya kamu yang memanggil saya dengan nama belakang saya itu."
Deg!!
Rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perut Maira, bahaya. Jika Azlan terus seperti ini padanya, bisa-bisa jantung Maira meleset dari tempatnya. Ya Azlan memang dari memberhentikan mobilnya di depan sebuah restoran megah, tidak tahu saja bahwasanya restoran ini miliknya. Memang tidak banyak yang tau kalau Azlan menekuni bisnis restoran sejak lama.
Jadi ceritanyam ketika ia baru saja pulang dari Al-Azhar, ia sebenarnya sudah di tawari untuk mengajar di sebuah Madrasah ibtidaiyah dekat pondok pesantren yang di miliki Abinya itu. Tapi Azlan lebih memilih untuk membuka usaha restoran di daerah jakarta dan kini sudah berkembang pesat, Abi dan ummi nya pun sudah tau akan hal itu, begitupun mama dan papa Maira. Hanya saja Maira yang belum tahu nama restoran itu ' Azlan restaurant'.
" Kamu mau pesan apa?" Tanya Azlan,begitu sudah duduk di kursi depan meja bundar yang berhadapan dengan Maira itu.
Note : ini sebenarnya sudah malam, tadi Azlan dan Maira sempat melaksanakan kewajibanya terlebih dahulu sebagai umat muslim. Ya mereka shalat maghrib dan isya sekaligus di masjid yang sempat di lewati.
Maira tampak berpikir, sambil terus membolak balik buku menu.
" Eummm kwetiau goreng, sama minum nya jus mangga deh," Putus Maira.
Dengan cepat Azlan memanggil pelayan dan memberitahukan pesanan Maira dan dirinya hanya memesan hot cokelate kesukaan nya. Sedikit info, Azlan tidak terlalu suka makan malam sebab dari kecil ia memang tidak suka makan di malam hari, jika itu di paksakan maka dirinya akan muntah. Waktu pertemuan kedua keluarganya itu yang membicarakan perjodohan, Maira dari situ menyadari bahwa Azlan memang tidak terlalu suka makan malam.
" Eh aku boleh pinjam hp nggak?"
••••••
haiiii assalamu'alaikum?
gimana kabar nya? alhamdulilah bisa up lagi,
tembus 300 komen langsung next,bismillah
#typotandain
#salamsayangdaridillosetelan kerja Azlan💘
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]
General Fictionjudul awal : kekasih halal impianku Lembaran cerita ini menceritakan,seorang gadis yang bernama Maira Habibah. Gadis dengan sejuta impian nya, tapi kerjaan nya hanya tidur,makan dan tidur. Tanpa mau berusaha menggapai impian nya yang setinggi langit...