ENAM

2.7K 611 210
                                    

selamat membaca!

•••••

Chapter 6

Sudah hari senin lagi, rasanya malas sekali untuk berangkat sekolah. Itulah yang kini di rasakan oleh Maira kini ia sangat tidak bersemangat dan lesu, Mama dan Papa nya di buat bingung sekali tumben sekali anak nya ini tidak semangat. Biasanya ia yang paling heboh mengucapkan selamat pagi, entahlah Maira tidak ada semangat karena hari senin pasti mengharuskannya untuk upacara bendera.

" Kamu kenapa Ra? Tumben lesu begitu," Tanya sang Papa, pada putri bungsu nya itu.

Maira mendongak " Enggak apa-apa Pa, Maira malas aja sekarang harus upacara," Jawab Maira.

Sementara sang Mama hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah putrinya itu. Masa upacara malas? Tidak akan sampai satu jam loh, Tania sedang mengolesi roti dengan slay cokelat kesukaan Maira anak nya itu.

" Ngga bakal sampai satu jam kok sayang, ah iya nanti kamu pulang sekolah jam berapa? Ada yang Mama Papa bicarakan," Tukas sang Papa.

" Maira pulang jam dua Pa, ada apa emang? Maira penasaran, kenapa ngga bilang sekarang aja," Jawab Maira,yang langsung melontarkan pertanyaan lagi ia di buat penasaran. Kira-kira apa yang ingin di bicarakan oleh kedua orang tuanya itu.

" Masih rahasia, udah sekarang kamu sarapan dulu nih," Papa tidak meladeni, dan sang Mama langsung menyodorkan roti isi slay cokelat dan segelas susu pada Maira, makin membuat Maira semakin lemah,letih lesu.

Kira-kira apa ya? Yang bakal Papa sama Mama omongin ke gue, OMG! penasaran nih, Batin Maira menjerit.

●●●●●

Kini Maira dalam perjalanan pulang, kini ia menggoes sepedanya dengan pelan sambil merasakan angin yang menerpa wajah cantik nya. Sepanjang perjalanan ia bersenandung kecil, jauh dari sana Azlan yang sedang terus fokus memerhatikan punggung Maira yang semakin jauh dari jangkauan nya, Azlan tersenyum tipis.

" Jika kamu memang takdir saya, saya akan berusaha untuk membahagiakan mu nanti," Gumam Azlan, di dalam benak hati nya.

Tak terasa,Maira sudah sampai rumah nya. Rumah bernuansa putih dan berlantai dua itu adalah rumah Maira yang ia tinggali sejak kecil, setelah menyimpan si Boncel di bagasi buru-buru ia masuk ke dalam rumah. Dan betapa terkejut nya ia saat masuk dan di ruang keluarga sudah kumpul mama, papa dan satu lagi, Kakak nya pun ada di sana.

" KAKAK!!!" Girang Maira, begitu melihat kakak tampan nha yang ternyata sudah pulang dari pondok pesantren.

Dengan secepat kilat, Miara pun segera menghambur ke pelukan sang kakak. Kakak Maira bernama Mafran As-Sidiq, lelaki yang kerap di panggil Afran itu memang tampan sangat tampan. Kadang Maira sampai melupakan fakta bahwa Mafran adalah kakak kandung nya, lucu sekali punya kakak laki-laki berasa punya pacar.

" Rara, bagaimana kabar nya?" Tanya Mafran, sambil langsung melepas pelukanya. Memang Mafran punya panggilan tersendiri untuk adik kesayangan nya itu.

" AAAAA kakak Rara kangen kakak, Rara baik kok." Jawab Maira cenggegesan.

Andra dan Tania yang melihat interaksi kedua nya pun hanya tersenyum senang. Mereka berdua makin yakin akan menjodohkan putri bungsu nya pada anak sahabat papa Maira, sekaligus Kyai pesantren di mana Mafran menimba ilmu dulu hingga sekarang Mafran mengabdi di sana. Dan juga menjadi penggajar tetap di sana, Ya dia adalah Abi dari Azlan, yaitu Kyai Husen.

" Maira, dengar Papa baik-baik, kami akan menjodohkan mu dengan anak dari sahabat Papa, sekaligus seorang Kyai pondok pesantren tepat kakak mu mengabdi di sana. Papa harap kamu mau ini demi kebaikan mu, Nak."

Deg!!

••••

Assalamu'alaikum!!!

hallooooo,apa kabarr kalian?

semoga selalu dalam lindungan Allah SWT yaaaa

shalat lima waktu jangan di tinggal ya!

jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan pertama💘

#typotandain

#salamsayangdaridillo💘

babayy sampai berjumpa kembali!

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang