DUA PULUH EMPAT

2K 315 571
                                    

Selamat membaca!

•••••
Chapter 24

Kini Hanifa dan Diva sedang berada di salah satu restoran di mall. Berhubung hari ini libur juga, jadi mereka gunakan untuk shopping. Sedikit sedih karena Maira tidak bisa ikut mereka berdua, kini Diva sedang asik menggulir media sosialnya Instagram. Dan Hanifa yang sibuk melihat orang berlalu lalang dan melihat pemandangan indah Jakarta di sore hari ini,dan restoran yang mereka tempati berada di lantai atas, mereka sedang menunggu pesanan makanannya sampai.

" Lho Va, itu bukannya si Aisyah sama Salsya ya?" Sadar Hanifa tatkala ia melihat Aisyah dan Salsya berada di restoran ini juga.

Diva yang sedang menggulir media sosialnya pun berhenti dan melihat ke arah pandang Hanifa.

" Iya, itu mereka. Tapi kok si Aisyah yang kutu buku bisa akrab sama Salsya?" Pikir Diva sambil terus menatap dua orang itu yang sepertinya sedang bicara serius.

" Iya Lo bener juga, ini sih patut di curigain." Tukas Hanifa lagi.

" Tapi kita ngga boleh suudzon dulu Nifa. Lo inget kan kata Maira juga kita harus pikir yang positif dulu."

" Hmmm tumben otak Lo maju, benar juga sih Va. Emang Lo ngga kepo apa mereka ngomongin apa? Gue takut aja si Salsya punya rencana licik lagi." Kata Hanifa, seraya membenarkan kerudung pasmina nya.

Diva menjawab " Gue juga jujur berfikiran gitu Nifa, cuma kita ngga boleh asal nuduh kalau ngga ada bukti kuat."

Lama menunggu, akhirnya pesanan makanan mereka sampai. Sang pelayan pun mulai menatanya di meja Hanifa dan Diva.

" Permisi ini sudah sampai, silahkan di nikmati." Ucap pelayan itu,dan segera berlalu pergi.

Di sisi lain Salsya dan Aisyah sedang berbincang santai sambil menikmati hidangan restoran ini. Satu hal yang ada di fikiran Salsya,ternyata Aisyah licik juga. Ia baru sadar jika Aisyah yang di kenal banyak orang merupakan seseorang yang sangat instrovert dan kutu buku, ia juga sangat pintar dan menjunjung tinggi keagamaan. Salsya jadi tidak sabar untuk memperalat Aisyah ini.

" Lo bisa tau Maira punya penyakit jantung dari mana?" Tanya Salsya lagi.

Memang di ketahui Aisyah sudah mengetahui tentang penyakit Maira, jika kalian tanya dia tau dari mana? Tentu saja pasti Aisyah menceritakannya. Jadi ceritanya begini.

Flashback.....

" Maaf dek, persediaan obat ini di apotik sedang kosong. Kamu bisa mendapatkan obat nya di sebelah apotik ada rumah sakit Medika Ayu, sepertinya rumah sakit itu menyediakan obat ini. Silahkan coba tanya pada suster atau dokter di sana." Jawab Apoteker itu. Dan Aisyah menunduk lesu, sebab ia harus mencari obat sakit gigi untuk ibunya.

" Oke, makasih Mbak." Balas Aisyah seraya mengambil resep obat di kertas kecil itu.

Aisyah kemudian berjalan untuk memasuki rumah sakit Medika Ayu, yang berada tepat di samping toko apotik itu. Tak terasa ia sudah berada di dalam, sepertinya ia harus terlebih dahulu menemui dokter gigi yang ada di rumah sakit ini. Kebetulan tadi ia sempat menanyakan pada suster yang lewat, di mana ruangan dokter gigi dan katanya ia hanya perlu berjalan lurus dan belok kanan, sudah sampai.

Aisyah mengedarkan pandangannya, dan ia tak sengaja melihat Azlan dan keluarga Maira yang tampak panik. Dan seorang dokter yang tengah menanyakan tentang penyakit jantung, terlihat sekali Azlan yang sudah berkaca-kaca dan ibunda Maira yang sudah menangis terisak. Kemudian Papa Maira menjelaskan sesuatu.

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang