DUA PULUH TUJUH

1.8K 286 539
                                    

Selamat membaca!

••••••

chapter 27

Hari berganti begitu cepat, tak terasa hari ujian kelulusan sudah tiga hari lagi. Kini Maira,dan kedua sahabatnya tengah menghabiskan waktu bersama, itung-itung sebagai healing sebelum ujian. Mereka tengah ada di lazzato di daerah mall besar Jakarta, karena tadi mereka habis shopping kerudung dan abaya di salah satu toko baju yang menyediakan gamis dan abaya untuk anak remaja/ anak muda.

" Gue mau ke toilet dulu bentar ya." Pamit Maira tak sadar ponselnya tak di bawa, malah tergeletak di meja.

" Oke, jangan lama lo ya." Jawab Diva sambil memakan kentang gorengnya, dan Hanifa tengah sibuk membuat story Instagram nya.

Ting!
Ting!
Ting!

" Diva,itu hp lo berisik banget! banyak notif itu tuh." Ujar Hanifa yang masih fokus menatap ponselnya.

" Apasih Lo! Itu bukan hp gue, hp Maira tuh kayaknya." Kesal Diva, padahal ia sedang nikmat-nikmatnya memakan kentang goreng.

Dengan perasaan kesal, Diva mengambil ponsel Maira yang tergeletak di meja itu. Dan benar saja ada notif pesan dari WhatsApp dan nomor itu di beri nama ' My Love' sontak Diva langsung melebarkan pupil matanya. Sejak kapan Maira punya seseorang yang spesial? Maira kan anti sekali dengan pacaran, bahkan Maira selalu mewanti-wanti Diva dan Hanifa untuk tidak melakukan hubungan itu.

" Nifa, coba Lo lihat ini." Tunjuk Diva, menyodorkan ponsel Maira pada Hanifa. Dan ketika Hanifa melihatnya saat itu juga Hanifa memelototkan matanya tajam.

" Ini siapanya Maira?" Tanya Hanifa sekaligus kaget juga.

Diva mengangkat bahu acuh " Kayaknya Maira sembunyiin sesuatu dari kita." Kata Diva seperti menebak-nebak.

" Gue juga makin yakin ada sesuatu, udah Lo simpen lagi handphone dia. Ntar dia lihat bahaya."

Tak berapa lama pun pesanan makanan mereka sampai, berbarengan dengan Maira yang habis kembali dari toilet. Nampaknya Maira tidak curiga apa-apa,dia pun langsung ikut makan bersama kedua sahabatnya itu. Jiwa kepo Hanifa dan Diva sangat menggebu-ngebu. Ada apa yabg Maira sembunyikan dari mereka berdua? Bahkan setelah melihat chat itu mereka makin penasaran.

" Ra, ada yang Lo sembunyiin kan? Dari kita?"

Baru saja mereka makan, dan ketika Maira baru selesai meminum jus nya ia langsung nampak terdiam. Apa mereka sudah mulai curiga kepada dirinya? Apa Maira harus memberitahu mereka sekarang? Maira benar-benar bingung. Tetapi,tidak baik juga jika ia terus menerus merahasiakan hal ini dari kedua sahabatnya. Tapi,apakah Hanifa dan Diva bisa menjaga rahasia tentang dirinya dan Azlan yang sudah menikah?

" Lo anggap kita apa sih Ra? Lo mau sampai kapan,kalo punya apa-apa Lo selalu sembunyiin. Kita ini sahabat Ra, ayok bagi apapun yang lagi Lo rasain, Lo lagi sedih atau apa gitu gue mohon sama lo Ra. Belajar buat lebih terbuka." Lagi, Hanifa mengatakan itu sambil menatap ke arah Maira.

" Apa yang Lo sembunyiin Maiii?" Tambah Diva yang nampak menatap wajah Maira dengan serius.

" Gue sebenernya udah nikah."

••••••

Kini Maira tengah bersiap untuk pergi ke pasar malam bersama suaminya Azlan. Ah rasanya sudah lama sekali dirinya tidak pergi ke pasar malam, tentang dirinya yang jujur pada Hanifa dan Diva, Maira masih memikirkan itu. Tadi, Maira hanya menjelaskan dia menikah dan di jodohkan. Hanya itu saja, Maira tidak mengatakan bahwa Azlan lah suaminya entahlah ia hanya ingin mereka nanti mengetahui nya sendiri. Sebab nanti pun saat hari kelulusan sekolahnya. Di situ lah Azlan akan memberitahukan hubungan mereka.

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang