DUA

3.7K 700 344
                                    

SELAMAT MEMBACA!

°°°°°°


     Seorang lelaki berperawakan tinggi, sedang bersiap untuk segera berangkat mengajar, ya lelaki tersebut seorang guru lebih tepat nya guru Madrasah Aliyah. Ia menjadi guru mata pelajaran Akidah Akhlak, jangan sangka dirinya masih sangat muda sekali, berumur 24 tahun, lulusan universitas Al -Azhar di kairo, lulusan pesantren pula, menjadi hafidz Al Qur'an, dan anak dari kyai pesantren.

     Tak lain dan tak bukan, ia bernama Azlan Al- Faiz, lelaki yang sering sekali di panggil Zallan oleh orang terdekatnya. Sedikit di ceritakan tentang nya, dia memiliki postur badan yang tinggi, pahatan wajah yang sempurna, dengan hidung mancung, netra mata berwarna biru gelap, dan bibir yang selalu merah alami, membuat para perempuan berteriak-teriak memandang wajah tampan nya.

    Azlan di jakarta tinggal bersama om dan tante nya, dulu adik Abi nya itu yang di sebut om Putra, tinggal di sebelah rumah nya tetapi mereka memilih untuk pindah demi anaknya juga yang melanjutkan study di jakarta. Anak dari om Putra bernama Aisyah Putri, dia kini masih duduk di bangku sekolah Madradah Aliyah dan kebetulan juga sekolah Aisyah adalah tempat baru Azlan mengajar.

 " Assalamu'alaikum pagi om, tante, Aisyah." Ucap Azlan yang baru saja turun dari tangga dan sudah menuju meja makan, di sana pula sudah ada Aisyah, om dan tante nya.

" Wa'alaikumsalam pagi juga nak." Balas om Putra dan tante Bunga berbarengan.

" Wa'alaikumsalam, pagi juga mas zallan." Jawab Aisyah, sambil tersenyum manis.

" Zallan, kamu duduk dulu nak sarapan dulu ya." Kata tante bunga,sambil tetap fokus menuangkan air ke gelas untuk Aisyah.

" Tidak usah tante, Zallan akan segera berangkat kebetulan juga ada hal penting di tempat baru Zallan mengajar ," Tolak Azlan halus.

" Yasudah kalau begitu, nanti biar tante mu membuatkan bekal untuk di bawa ke sekolah Aisyah ya , tempat kamu mengajar." Kata om Putra menyahuti.

" Tidak apa om, Zallan sudah harus cepat biar nanti Zallan sarapan di sana saja ya,"

Om putra dan tante Bunga hanya menghela napas dan tersenyum dengan perilaku Azlan dan tutur kata Azlan yang selalu sopan dan lemah lembut.

" Kalau begitu, Zallan pamit om, tante dan juga Aisyah Assalamu'alaikum," Pamit Azlan dan langsung menyalimi punggung tangan om dan tante nya bergantian.

" Wa'alaikumsalam........." Balas mereka berbarengan.

Mas zallan ....... andai mas Zallan tau, kalau aku sudah lama menyimpan rasa  buat kamu mas. Batin Aisyah dalam hati.

●●●●●●●●

Brak!

" Aduh......."

" Astagfirulllah....."

  Demi apa?! Benar-benar sial. Bagaimana tidak? Baru saja Maira datang dan membawa es cendol yang tadi sempat ia beli di pinggir jalan dekat sekolah, dan sekarang es cendol nya sudah tak berbentuk di lantai, ini semua gara-gara seseorang yang menabrak nya, dasar! Ingin rasa nya Maira menangis, bukan mengapa tapi es cendol itu hidup nya, sudah menjadi rutinitas nya setiap pagi membawa es cendol ke sekolah.

"Omayyygattt es cendol gue," Lirih Maira, tidak sadarkah di depan nya kini adalah orang yang bertabrakan dengan nya.

Kepala Maira yang awal nya menunduk melihat es cendol nya sudah tidak berbentuk, kini langsung ia tegak kan kepalanya dan menatap tajam seseorang yang bertabrakan tadi dengan nya.

" Heh! Ini semua gara-gara Lo ! Gara-gara Lo es cendol gue jadi jatuh, dasar gila." Sarkas Maira  memandang lelaki jangkung dengan memakai setelan kemeja putih dan celana bahan, rambut yang sedikit acak-acakkan. Tampan.

Ya, orang tadi tak lain dan tak bukan adalah Azlan. Jujur Azlan sendiri kaget, sumpah demi apapun Azlan tidak menyangka siswi di depan nya ini menyalahkan nya, apa dia tidak melihat? Kemeja putih yang di kenakan Azlan pun sudah kotor, terkena noda es cendol. Sungguh hari yang menyebalkan. Eitss....

" Astagfirullah hal adzim....... Apa kamu tidak lihat? Di sini bukan cuma kamu yang rugi, tapi saya juga. Lihat kemeja saya sudah kotor oleh noda es cendol kamu." Jawab Azlan dengan memalingkan wajah, ia tidak bisa terus menerus menatap lawan bicara nya. Jaga pandangan.

Maira mendelik kesal " Enak aja lo nyalahin gue, Lo yang salah disini, harus nya Lo jalan ke sana, jangan ke sini, koridor sekolah ini tuh luas tau nggak!"

Azlan tidak membalas perkataan siswi di depan nya itu, dengan perlahan ia berjalan dan menunjukan muka datar nya, tanpa peduli Maira yang sudah menyumpah serapahi lelaki yang tidak sengaja bertabrakan dengan dirinya, alias Azlan. Tidak tahu saja sedari tadi Maira berbicara pada Azlan, sudah banyak siswa dan siswi yang menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan, hari yang menyebalkan untuk Maira, tapi tidak untuk Azlan.

" Sialan emang! Huh dasar laki-laki nggak bertanggung jawab! Udah bikin es cendol gue jatoh, tadi ngomel-ngomel dan sekarang malah pergi gitu aja emang gila tu laki-laki." Celoteh Maira sendiri. Tanpa ia sadari Azlan mendengarnya.

Gadis yang manis...... Astagfirullah ah tidak. Batin Azlan dalam hati.

°°°°°°

Hallooo Assalamu'alaikum semua!!!

gimana kabar nya? baik kan?

Minal aidzin wal Faidzin yaaa!!

horeee up jugaaaa akhir nyaaaa

jangan lupa tinggalkan jejak yaa

vote sama komen jangan terlupakan

berasa ngomong sendiri,yaudah ngapapa.....

okayy sampai berjumpa lagi!!!

Have a nice day ya!

#salamsayangdaridillo💘

byee assalamu'alaikum.

MAIRAZLAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang