02 - Dua

18.5K 2.9K 139
                                        

بسم اللّه الرحمن الرحيم

Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-

***

"Cukup sampai sini dari saya. Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa langsung hubungi saya atau tanya ke teman kalian. Untuk tugas lusa, saya tidak menerima toleransi. Terimakasih."

Dosen keluar dan para mahasiswa ataupun siswi mulai berhamburan keluar kelas karena memang matkul hari ini sudah benar-benar selesai.

"Aila, sst! Bangun woi! Matkulnya udah selesai."

"Hmm." Aila, gadis yang sedari tadi tenang tertidur dengan menempelkan pipinya di atas meja. Gadis itu menegakkan tubuhnya lalu merenggangkan otot-otot tangannya. "Udah selesai, ya?"

Pandangan Aila beralih pada teman di sampingnya. "Thanks, ya udah di bangunin. Kalau gitu gue duluan."

Setelah mendapat anggukan, Aila mulai beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.

Sebelum benar-benar keluar, Aila menyempatkan dirinya untuk menatap tempat duduk yang berada di depan bagian pojok.

Tempat duduk itu sudah kosong, berarti pemiliknya sudah keluar lebih dulu.

Mengetahui itu, Aila mendengus. "Jahat banget Kapi ninggalin gue."

Mencoba tak peduli, Aila melanjutkan langkahnya keluar kelas. Ia menggaruk kepalanya yang terasa gatal, sesekali menutup mulut karena menguap. Mata Aila masih terasa berat, sungguh.

"Aaaaa ngantuk," ucapnya pelan.

Aila mengedarkan pandangannya. Entah apa tujuannya, tapi yang pasti saat ini netranya berhenti pada satu objek.

Dan saat itu juga rasa ngantuk yang semula bersarang di matanya hilang. Seketika saja mata Aila kembali segar. Semua karena melihat dua insan berbeda jenis yang tengah mengobrol di depan mushola kampus.

Kedua alis Aila menukik. "Kapi ngobrol sama siapa tuh,"

Aila mundur lalu bersembunyi di belakang tiang gedung. Ia mengintip seraya memasang telinga mendengar obrolan keduanya. "Mana keliatan akrab banget lagi," gumamnya.

Bibir Aila sedikit mengerucut. Gadis itu menatap intens dua orang di sana. Kahfi dan seorang gadis berhijab syar'i.

"Kok mereka keliatan cocok?" Aila mendengus pelan. "Eh tapi gak papa sih, gak ada masalahnya sama gue."

"Ngapain juga khawatir." Aila keluar dari tepat persembunyiannya. Memasang wajah santai lalu kakinya melangkah menghampiri.

"Halo Kapii!" Aila tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya. Sedangkan dua orang itu hanya menatapnya heran, terlebih sosok gadis berhijab yang bersama dengan Kahfi.

Gadis itu menatap Kahfi. "Ini siapa, Kak?"

Kedua alis Aila terangkat mendengar panggilan gadis itu ke Kahfi. Sepertinya adik tingkat. Aila mengangguk paham. "Gak level, masa ngerasa tersaingi sama adik tingkat," gumamnya tanpa sadar.

"Dia Aila, teman seangkatan."

Aila tersenyum sebagai ungkapan salam kenal ke arah gadis itu yang juga tersenyum padanya.

Love in sincerity (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang