01 - Satu

22.7K 3.2K 341
                                    

بسم اللّه الرحمن الرحيم

Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-

***

3 tahun setelahnya.

"Subay sikibay, subay sikibay, subay sikibay. Dubar ding dang, dubar ding dang, saki bay saki bay."

Bersenandung kecil dengan kunci motor yang ia putarkan di jari telunjuknya, laki-laki itu melangkah menghampiri sosok wanita paruh baya yang terlihat di meja makan.

"Assalamualaikum, Umma."

Wanita yang dipanggil 'Umma' itu menoleh sekilas lalu kembali fokus pada kegiatannya. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baru keluar, heh?"

Laki-laki itu menyengir. "Lupa kalau udah pagi."

"Halah." Ummi berbalik ke arah dapur yang letaknya belakangan dengan meja makan. Wanita paruh baya itu menaruh alat kotor bekas memasak tadi pada wastafel. "Kahfi, tolong cuciin, ya. Umma mau buatin teh dulu buat Aba."

Kahfi mengangguk seraya mengangkat telapak tangan yang ditaruh di alis. "Siap, Umma."

"Kahfi sekalian, ya, tehnya."

Umma mencibir, tapi tak urung wanita itu mengiyakan. "Iya."

"Aduh, jadi tambah sayang." Kahfi mencium pipi sang Umma lalu beranjak ke wastafel guna melaksanakan perintah dari Ummanya itu.

Ia menggulung pakaian bagian lengannya sampai siku lalu memulai pekerjaannya.

Lagi, mulutnya kembali bersenandung kecil.

"Lesti sayang Rizky Billar, Rizky Billar sayang L-"

"Heh!"

Kahfi tersentak dan reflek menoleh pada Umma yang barusan menyela. "Umma, kagetin aja, Ya Allah."

Umma memicingkan matanya. "Ngapain kamu nyanyi-nyanyi Lesti Billar?"

"Kamu nanya?" Bukannya menjawab, Kahfi malah balik bertanya dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga Umma.

Umma mendelik dan yang sadar akan ada ledakan langsung menyengir."Bercanda, Umma. Kahfi cuma ikut-ikut konten toktok doang."

"Halah." Umma mengangkat satu teh yang sudah tersaji di gelas lalu melangkah keluar dapur menuju meja makan. "Tuh teh nya. Selesaiin cuci piringnya, abis itu sarapan. Umma mau ke Aba dulu anterin teh."

Kahfi mengangguk. "Siap, Umma. Umma sama Aba udah makan?"

"Kamu nanya?"

Mulut Kahfi terbuka saat mendengar balasan dari Umma. Kenapa malah ikut-ikutan?

"Astagfirullah, Umma."

***

Tiinn

Suara klakson mobil membuat kepala Kahfi berputar. Atensi laki-laki itu yang semula fokus pada kucing di pangkuannya kini teralihkan pada pagar rumah, ah ralat, tepatnya pada sebuah mobil yang ada di balik pagar itu.

"Assalamualaikum!"

Kahfi menaruh kucing miliknya di dalam kandang lalu ia beranjak membukakan pagar rumah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Loh Kak Sab?" Kahfi menyingkir membiarkan mobil itu masuk dan terparkir di garasi. "Tumben ke sini," lanjutnya.

Love in sincerity (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang