بسم اللّه الرحمن الرحيم
Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-***
Kahfi benar-benar datang ke acara tasyakuran 4 bulanan kakaknya Zaskia.Dengan gamis hitam dan sorban putih yang melilit di lehernya laki-laki itu datang menghadiri acara sekaligus mengisi materi kajian.
Dan kehadirannya mampu membuat para tamu terpesona. Hingga sejak datang tadi sampai selesai kajian ia menjadi pusat perhatian.
"Ganteng banget, Ya Allah."
"Gak sia-sia gue turutin emak gue buat ikut kajiannya."
"Aduh, cocok banget jadi mantu saya itu."
"Eh kayaknya kalau gak salah tadi saya denger ustadz yang tadi ngisi materi itu calon suaminya Zaskia."
"Ah, masa sih? Tapi emang mereka berdua cocok. Ya gak, bu?"
"Iya, betul. Yang satu sholeh, yang satu sholehah."
Zaskia yang kebetulan tengah lewat dengan nampan di tangannya menunduk malu mendengar bisikan-bisikan para tamu itu. Bibirnya tersenyum lalu setelahnya ia menggeleng.
"Maa syaa Allah. Kagum banget loh saya sama kamu. Keren banget tadi penyampaian materi kajiannya."
Kepala Zaskia terangkat. Satu meter darinya, terlihat Kahfi dan sang kakak yang tengah mengobrol ria di ruang tamu.
Zaskia sempat terdiam beberapa detik dengan mata menatap ke arah Kahfi. Jujur, hari ini ketampanan laki-laki itu terlihat bertambah berkali-kali lipat dari biasanya.
"Ekhem. Pandangannya, Kia."
Kesadaran Zaskia kembali. Dengan cepat gadis itu menunduk saat mendengar teguran dari sang kakak. "Em, K-kia ke dapur dulu, kak. Permisi, Assalamualaikum."
Tanpa menunggu jawaban, Zaskia langsung buru-buru pergi. Meninggalkan dua orang itu.
Hasna—kakak dari Zaskia—terkekeh seraya menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja anak itu."
Pandangan Hasna kembali mengarah pada Kahfi. Wanita itu tersenyum yang dibalas senyum juga oleh Kahfi. "Ayo, dimakan dulu makanannya, Kahfi."
Kahfi mengangguk sopan. "Iya, Kak."
***
"AILA! JANGAN LARI LO!"
Kecepatan langkah kaki Aila bertambah. Tanpa menoleh ia terus berlari berusaha bebas dari kejaran orang-orang di belakangnya. Orang-orang yang akhir-akhir ini selalu mengusik hidupnya.
"BERHENTI ATAU GUE BUNUH AYAH LO!"
Tak peduli!
Jika ia yang berhenti, maka ia yang akan terbunuh. Terbunuh secara perlahan. Terbunuh dengan merusak mentalnya.
"Bunda, tolongin Aila. Aila takut." Jantung Aila berdetak sangat kencang, napasnya pun tak beraturan, rambutnya sudah basah akan keringat. Kondisi Aila benar-benar memprihatinkan.
Aila kembali menoleh ke belakang. Dan saat itu juga matanya membulat melihat peristiwa yang terjadi di depan sana.
Langkah Aila spontan terhenti. Ia membalikkan tubuhnya. "KAHFI!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sincerity (TERBIT)
Spiritualité- PART LENGKAP love in sincerity versi novel bisa dipesan melalui shopee @hestheticofficial "Kebahagiaan", satu kata yang banyak sekali orang mengharapkan kehadirannya. Bahagia itu relatif, siapapun bisa menciptakannya. Termasuk, diri sendiri. Janga...