بسم اللّه الرحمن الرحيم
Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-***
Kahfi sudah berangkat kuliah pagi tadi, alhasil hanya Aila seorang diri yang berada di rumah.Yang dilakukan gadis itu hanya rebahan, menonton televisi, jalan-jalan sekitar rumah, memberi makan kucing Kahfi, memberi makan ikan yang ada di kolam teras belakang, membaca buku lalu menghafal ayat yang menjadi hutangnya pada Kahfi. Lumayan banyak, tapi kenapa waktu terasa begitu lama? Hingga rasa bosan menghampiri.
Aila merebahkan tubuhnya pada kasur. Ia menatap langit-langit kamar lalu mendengus.
Kenapa Kahfi belum juga pulang? Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 4 petang. Seinget Aila, kalau jadwal masuk kuliah pagi, maka pulangnya siang. Sekitar jam 1 atau 2.
Setidaknya kalau ada Kahfi, Aila tidak terlalu bosan seperti ini. Entahlah, padahal biasanya, sebelum ia bertemu Kahfi, Aila terbiasa sendiri. Tapi kenapa sekarang rasanya kesepian?
Aila bangkit duduk lalu mengacak rambutnya. Ia ingin menghubungi Kahfi, tapi ia tidak punya ponsel. Terakhir kali saat diambil Bram. Tidak tau lagi bagaimana kabar ponselnya sekarang, biarlah.
"Gue jalan-jalan ke luar aja kali ya, daripada di sini terus, bosen."
Bulat dengan keputusannya, Aila beranjak dan bersiap-siap. Baiklah, jalan-jalan ke luar bukan ide yang buruk.
Pikirnya.
***
Setelah kurang lebih lima menit berjalan di sekitar komplek, Aila memutuskan untuk mampir di tamannya. Sekalian jajan, banyak penjual yang menjual aneka makanan kaki lima di sana.
Mengedarkan pandangannya hingga netra Aila jatuh pada pedagang cilok yang tengah mengkal seorang diri di bawah pohon. Aila tersenyum lalu melangkah mendekat.
Ia memesan dua bungkus. Satu untuknya dan satu untuk Kahfi. Gini-gini ia tidak lupa diri.
"Makasih, Bang." Memberi uang dengan nominal pas lalu pergi dari sana setelah mendapat cilok pesanannya tentunya.
"Kira-kira Kapi udah balik belum ya," gumam Aila. Ia melirik arloji di tangannya. "Eh, tapi gue aja baru jalan beberapa menit doang. Nanti aja lah pulangnya."
Setelah bermonolog dengan dirinya sendiri, Aila melanjutkan langkahnya untuk membeli jajanan yang lain.
Niatnya untuk mencari jajan, tapi netranya malah menangkap sosok yang sudah tak asing lagi di matanya. Aila tersenyum dan tangannya reflek terangkat.
"DAFFA!" panggilnya.
Saat sang pemilik nama menoleh, Aila langsung berlari menghampiri. Niat jajannya ia tunda, Aila benar-benar tidak menyangka bisa bertemu laki-laki itu di sini.
"Gue kangen banget!" pekik Aila seraya menubruk tubuh kakaknya dengan pelukan.
Daffa yang mendapat serangan tiba-tiba hanya terkekeh dan tangannya membalas pelukan Aila. Daffa mencium puncak kepala Aila yang tertutup khimar pashmina.
"Adek gue makin cantik aja. Di kasih apa lo sama si Kahfi?" Daffa mengacak gemas puncak kepala Aila.
"Di kasih beribu-ribu wejengan dari pak ustadz itu," balas Aila dengan candaan. Ia melepas pelukannya lalu mendongak menatap Daffa yang lebih tinggi darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/325541774-288-k760640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sincerity (TERBIT)
Espiritual- PART LENGKAP love in sincerity versi novel bisa dipesan melalui shopee @hestheticofficial "Kebahagiaan", satu kata yang banyak sekali orang mengharapkan kehadirannya. Bahagia itu relatif, siapapun bisa menciptakannya. Termasuk, diri sendiri. Janga...