44 - Empat puluh empat [END]

11.9K 986 79
                                    

بسم اللّه الرحمن الرحيم

Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-

***


Sekitar dua minggu mereka berada di tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah. Dan tepat hari ini Kahfi dan Aila beserta rombongannya kembali pulang ke tanah air. Setelah berjam-jam berada di pesawat, akhirnya mereka tiba di bandara.

Dengan sebelah tangan yang tidak menarik koper, Kahfi merangkul bahu Aila. Pakaian yang mereka gunakan sekarang adalah pakaian muslim couple dengan warna mocca. Keduanya terlihat asik mengobrol, saking asiknya, sampai tidak sadar dengan rombongan yang sudah terlihat jauh. Jika suara Sabrina tidak terdengar, mungkin keduanya bakal terpisah.

"Pacaran mulu! Sini, heh!" Sabrina mendengus. Sedangkan yang lain terkekeh melihatnya.

"Sirik mulu!" sahut Kahfi mengikuti nada kakaknya itu.

"Nanti aja pacarannya. Ini udah ditungguin supir! Mau ditinggal?!"

"Iya, Kak, iya!"

Aila terkekeh menyaksikan perdebatan ringan kakak dan adik itu. Ia mendongak menatap Kahfi kemudian tersenyum. Aila menarik tangan Kahfi yang ada di bahunya lalu tanpa aba-aba, Aila mengecup tangan itu yang mampu membuat atensi sang empu teralihkan.

Kahfi memasang wajah seakan-akan kaget. "Tiba-tiba banget?"

Aila hanya menyengir. "Gak papa. Ayo cepet jalannya, ditunggu yang lain."

Kahfi tertawa kecil. Ia mengecup puncak kepala Aila lalu mengangguk. "Capek, ya? Mau ke rumah Umma dulu atau langsung pulang?"

"Ke umma dulu lah, gak enak. Kan yang lain ke sana."

"Siap. Let's go!" Tangan Kahfi beralih menggenggam tangan Aila. Laki-laki itu mengecupnya lebih dulu sebelum menariknya lembut. "Ayo, ayo, ayo. Nanti ketinggalan mobil."

Aila tertawa dan ikut berlari kecil menyetarakan langkahnya dengan langkah Kahfi.

***

"Aku mau cerai."

"Sampai kapanpun saya tidak akan melakukannya, Zahra."

"Oke, aku yang bakal kirim gugatan ke kamu."

"Zaskia Az-Zahra!"

Tidak mempedulikan teriakan Qasim, Zaskia berlalu keluar rumah. Perempuan itu berlari menghampiri ojek yang sebelumnya sudah ia pesan. Zaskia pergi meninggalkan rumah dengan kendaraan berdoa dua itu.

Sedangkan di dalam rumah, Qasim menatap kepergian istrinya dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

Pandangannya beralih pada ponsel. Satu pesan masuk di sana. Setelah membacanya, Qasim bergegas pergi.

***

"Aku keluar sebentar ya, Ai?"

Atensi Aila yang tengah fokus merapihkan pakaian teralihkan. Kedua alisnya terangkat. "Katanya mau istirahat? Baru sampai rumah loh."

Love in sincerity (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang