بسم اللّه الرحمن الرحيم
Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-***
suda berapa abad kita tidak berjumpa?.
.
.Hari demi hari terlewati dan kini tibalah pada hari yang mereka tunggu-tunggu. Hari yang sudah menjadi hari istimewa bagi mereka. Karena tepat hari ini, mereka akan pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah.
Dengan pakaian yang sudah diatur sebelumnya, semua sudah berada di dalam pesawat. Mereka duduk pada tempat yang disediakan. Posisi duduknya berpasangan. Dan sudah pasti Kahfi dan Aila duduk berdua.
Gamis putih juga sorban hitam yang melingkar di bahu, itu pakaian Kahfi saat ini. Sedangkan Aila, gamis putih dengan sedikit corak hitam juga khimar dengan warna senada. Jika dilihat, pakaian keduanya terlihat matching. Atau istilahnya couple.
Untuk posisi duduk, Aila dekat jendela dan Kahfi di sebelahnya. Sedari tadi kedua tangan mereka terus saling menggenggam satu sama lain. Seperti ada magnet, genggaman itu tidak bisa terlepas, justru semakin mengerat saat pesawat mulai lepas landas dari bandara. Semua itu karena Aila.
Kahfi menoleh. Bisa ia lihat, kedua mata Aila tertutup rapat. Sangat rapat. Bibir perempuan itu juga terlihat pucat. Satu yang bisa Kahfi simpulkan, kalau Aila sedang ketakutan. Alhasil, Kahfi langsung mengambil tindakan dengan menarik kepala Aila agar bersandar di bahunya lalu tangannya yang tidak digenggam Aila ia gerakkan menutup telinga perempuan itu.
"Bismillahirrahmanirrahim. Bismillahi tawakaltu alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billah, tenang, ya. gak papa, gak papa," bisik Kahfi mencoba menenangkan.
Setelah beberapa saat, tepatnya saat merasa semua sudah kembali kondusif, tangan Kahfi yang semula menutup telinga Aila beralih mengelus lembut pipi perempuan itu.
"Aila? Udah, ya. Udah gak papa sekarang. Buka mata kamu."
Aila menurut. Dengan genggaman tangan yang belum mengendur, ia membuka mata secara perlahan. Objek pertama yang ia lihat adalah wajah Kahfi yang dihiasi senyum manis laki-laki itu.
Aila membalas senyum Kahfi. Gadis itu menghela napas lega seraya merilekskan tubuhnya.
"Takut?"
Kepala Aila menoleh lalu menyengir. "Dikit."
"Dikit ampe kenceng banget megang tangannya tadi."
"Heh!" Aila melotot garang mendengar ejekan itu. Sedangkan Kahfi hanya tertawa kecil.
Laki-laki itu menyandarkan kepalanya di bahu sang istri. Tangannya terus memainkan jari-jari tangan mungil istrinya. "Sayang,"
"Hm?" Aila turut menyandarkan kepala di kepala Kahfi yang ada di bahunya. Ia menatap genggaman tangan mereka.
"Makasih, ya."
Dahi Aila mengernyit dengan bibirnya yang mulai tersenyum. "Kok tiba-tiba makasih?"
"Iya. Makasih karena udah bertahan sejauh ini. Aku tau gak gampang buat kamu lewatin semuanya. Kamu hebat, Ai." Kahfi mengecup singkat tangan Aila yang ada di genggamannya. "Maaf kalau aku belum bisa jadi suami yang baik buat kamu."
"Hm? Kata siapa? Ila beruntung banget malah. Kamu udah jadi suami yang terbaik. Malah kayaknya Ila deh yang harus minta maaf."
Kahfi terkekeh pelan lalu menggeleng. "You're the best woman for me. love you."
![](https://img.wattpad.com/cover/325541774-288-k760640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sincerity (TERBIT)
Spiritual- PART LENGKAP love in sincerity versi novel bisa dipesan melalui shopee @hestheticofficial "Kebahagiaan", satu kata yang banyak sekali orang mengharapkan kehadirannya. Bahagia itu relatif, siapapun bisa menciptakannya. Termasuk, diri sendiri. Janga...