بسم اللّه الرحمن الرحيم
Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-***
ada typo, tolong dikoreksi yaa.
.
Teriakan para manusia yang ada di gedung itu terdengar bersahutan saat asap juga api terlihat muncul dari arah belakang gedung.Semua orang berlalu lalang berusaha menyelamatkan diri.
Pesta yang harusnya berjalan dengan senyum bahagia kini berakhir dengan air mata.
"Bunda.."
Gadis mungil pemilik acara terlihat kebingungan di tempatnya, memandangi orang yang berlari-lari. Ia tengah mencari dimana keberadaan Bundanya.
Tubuhnya yang kecil tersenggol oleh orang-orang, hal itu membuatnya ketakutan dan menangis.
"Bunda... Aila takut."
Sedangkan di luar gedung, sosok wanita dengan air mata yang membanjiri wajahnya berusaha memberontak dari tahanan sang suami. Matanya menatap gedung yang sebentar lagi akan terbakar.
"Lepasin Via, mas! Aila masih di dalam!" pintanya penuh permohonan.
Sang suami tentu menolak. Api di gedung itu terlihat semakin besar. Ia menggeleng. "Tunggu pemadam, biar mereka yang menyelamatkan Aila."
"MAS!" Via menggeleng. "Aila pasti ketakutan di dalam."
"Tunggu, Via! Apinya besar. Mas gak mau—"
"VIA!" Wanita itu berhasil menyelamatkan diri dari kukungan sang suami.
Tanpa mempedulikan teriakan-teriakan orang di sekelilingnya, Via langsung berlari masuk ke gedung. Ia menutup mulutnya dengan sapu tangan yang sudah dibasahi oleh air guna menghalau asap.
Dengan keberaniannya, wanita itu terus masuk menerobos hingga tiba di tempat perayaan hari ulang tahun putrinya.
Kondisinya sudah kacau. Semua sudah terbakar.
Via mengernyitkan dahi seraya mengedarkan pandangannya. Ia mengabaikan rasa panas akibat api yang semakin besar. "AILA! KAMU DIMANA, NAK? INI BUNDA, SAYANG."
"AILA!"
Via menoleh saat indra pendengarannya menangkap suara isak tangis. Ia berbalik dan menghampiri suara itu. "Aila?"
"Bunda.."
Mata Via membulat. Ia melihat sang putri yang tengah bersembunyi di bawah meja dengan terus menangis.
Tanpa menunggu waktu lama lagi, Via mengangkat tubuh Aila ke gendongannya. Sapu tangan yang semula melindungi pernapasannya kini beralih menutup mulut serta hidung putrinya.
"Tenang ya, sayang. Pegang sapu tangannya, jangan di lepas, oke?" Aila mengangguk membuat Via tersenyum.
Wanita itu menahan tengkuk Aila, menyembunyikan wajah sang putri di lehernya. Setelah itu, ia berbalik pada pintu keluar.
Via terbatuk. Asap yang semakin tebal membuat pernapasannya menjadi terganggu.
Brak
"Astagfirullahaladzim." Via menghela napas lega saat kayu terbakar yang jatuh itu tidak mengenai tubuhnya. Ia semakin mengeratkan pelukannya lalu kembali melangkah.
![](https://img.wattpad.com/cover/325541774-288-k760640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sincerity (TERBIT)
Spiritual- PART LENGKAP love in sincerity versi novel bisa dipesan melalui shopee @hestheticofficial "Kebahagiaan", satu kata yang banyak sekali orang mengharapkan kehadirannya. Bahagia itu relatif, siapapun bisa menciptakannya. Termasuk, diri sendiri. Janga...