بسم اللّه الرحمن الرحيم
Vote dan komennya, tie!
-Semoga suka dan bermanfaat-***
Diam, itu yang Kahfi lakukan. Jantungnya berdegup kencang selama ia mendengarkan. Kahfi benar-benar tidak menyangka, masih belum percaya dengan kenyataan yang ia terima. Dan Daffa? Kahfi benar-benar tidak menyangka.
Beda halnya dengan Kahfi, Aila kini sudah terisak di tempat duduknya. Menceritakan masa lalu yang membuatnya trauma itu sungguh berefek besar bagi dirinya. Ketakutan itu kembali hadir. Tapi Kahfi harus segera tahu, Aila tidak ingin laki-laki itu terus berada dalam ketidaktahuan. Aila merasa bersalah.
"Kapi? Ila kotor." Aila menggigit bibir dalamnya menahan suara isak tangis yang semakin kencang. Ia menatap Kahfi yang masih diam di tempat. "Kapi.. tinggalin Ila.."
"Cer--" Aila tidak mampu melanjutkan ucapannya. Kalimat itu tertahan di tenggorokannya membuat tangis Aila kembali pecah.
Sedang Kahfi, jantungnya semakin berdegup kencang mendengar penuturan Aila. Ia paham dan ia benar-benar tidak rela jika hal itu terjadi.
Beranjak dari kursi dan beralih mendekat ke arah Aila. Kahfi mengangkat tubuh mungil Aila dan mendudukkannya di atas meja, sedangkan ia berdiri di depannya.
Masih dengan jantung yang berdetak abnormal, Kahfi menatap dalam wajah Aila yang sudah basah akan air mata.
"Astagfirullah." Kahfi menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, setelah itu, Kahfi langsung memeluk erat tubuh rapuh Aila. "Gak, aku gak akan lepasin kamu, aku gak akan tinggalin kamu,"bisiknya lirih.
Dalam pelukan Kahfi, Aila terus menangis mengeluar perasaan sesak di dadanya.
"Ai, apapun itu, tentang apapun itu, gak akan bisa buat aku tinggalin kamu."
Aila menggeleng. "Tapi Kapi bisa dapet perempuan yang leb--"
"Kamu udah lebih dari segalanya, sayang..."
Kahfi menempelkan dahinya dengan dahi Aila. Tangannya menangkup wajah sang istri, ibu jarinya bergerak mengusap pipi basah gadisnya itu. "Dengar, aku gak peduli tentang semua masa lalu kamu. Biar semuanya terlewat. Aku masa depan kamu dan aku gak akan biarin kamu ngerasain sesuatu yang sama dari masa lalu."
"Waktu ijab qobul terucap, dari situ berarti aku siap nerima semua tentang kamu. Aku udah pernah bilang ini kan? Gak peduli tentang apapun itu, kamu tetep punya aku."
Kahfi mencium lama kening Aila tulus lalu ia kembali memeluk erat istrinya itu. Begitupun dengan Aila yang turut melingkarkan tangannya di pinggang Kahfi membalas pelukan laki-laki itu.
"Kita lawan semuanya sama-sama, ya? Jangan takut, ada Allah, ada aku di samping kamu," ujar Kahfi lembut.
"Istigfar, sayang..."
Tangan Kahfi tidak berhenti mengelus rambut Aila, laki-laki itu juga terus membisikkan kalimat-kalimat dzikir dan penenang di telinga sang istri. Aila sakit, maka Kahfi akan lebih merasa sakit.
Beberapa menit berlalu dan tangis Aila sudah mereda, hanya tersisa isakannya saja. Kahfi melepas pelukannya lalu ia membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Aila. Kahfi melempar senyum yang terlihat meneduhkan walau tidak bisa dipungkiri, dadanya terus merasakan sesak melihat kondisi istrinya.
"Lapor komandan! Bidadari Aila menangis dan pangeran Kapi ikut sedih melihatnya. Tolong sampaikan ke bidadari Aila untuk tersenyum supaya kecantikannya bertambah," ujar Kahfi dengan mata tidak lepas memandang netra Aila.
![](https://img.wattpad.com/cover/325541774-288-k760640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sincerity (TERBIT)
Spiritual- PART LENGKAP love in sincerity versi novel bisa dipesan melalui shopee @hestheticofficial "Kebahagiaan", satu kata yang banyak sekali orang mengharapkan kehadirannya. Bahagia itu relatif, siapapun bisa menciptakannya. Termasuk, diri sendiri. Janga...