Tiga puluh tiga

3.7K 318 338
                                    

Vote-nya jangan lupa!

❝Pantaskah aku menyimpan rasa cemburu, meski sekarang kamu sudah dengan orang yang baru?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Pantaskah aku menyimpan rasa cemburu, meski sekarang kamu sudah dengan orang yang baru?❞

•••

Seperti hari-hari sebelumnya, di meja makan menjadi awal pertemuan Vano dan Jessi di pagi hari. Kali ini sarapan yang Jessi buat hanya sekedar roti dengan olesan selai strawberry dan potongan strawberry kecil-kecil di atasnya. Meski cukup sederhana, tapi justru membuat Vano begitu lahap memakannya. Tentu saja karena ada strawberry-nya, buah kesukaan lelaki itu.

Diam-diam Jessi memperhatikan, bahkan juga tanpa sadar tersenyum tipis melihat lelaki itu memakan roti tersebut dengan ekspresi senang yang kentara. Terimakasih untuk mertuanya yang dengan berbaik hati memberitahu kesukaan Vano, kedepannya ia mungkin akan lebih sering membuatkan makanan yang berunsur strawberry-nya untuk lelaki itu.

Keheningan dari keduanya tiba-tiba terpecahkan ketika Jessi angkat suara. "Pancake strawberry buatan aku semalam kamu makan atau dibuang?"

Vano sontak menoleh, sembari menjawab, "Ya gue makan lah, lagipula nggak boleh buang makanan."

"Enak nggak?" tanya Jessi memancing kejujuran Vano.

Membutuhkan waktu beberapa detik untuk Vano menjawabnya, sebab menyusun kata agar terlihat biasa saja dengan makanan itu. Biasalah, Vano tetaplah Vano yang gengsian. "Ya lumayan bisa dimakan."

"Syukurlah. Aku kira kamu juga nggak suka buah strawberry." Sengaja Jessi berkata demikian, sebab ingin mendengar sampai mana lelaki itu terus mencari kata untuk terus tidak terbuka dengannya.

"Siapa yang nggak suka sama buah ini? Ini buah terenak bagi gue," ujar Vano sambil melahap kembali roti selai strawberry itu.

"Selain strawberry, kamu suka apa?" Aneh, mendadak Jessi ingin terus menggali lebih dalam hal-hal tentang Vano. Seolah punya ketertarikan untuk membuat Vano senang jika ia melakukan sesuatu yang disukai lelaki itu.

"Coklat hangat," jawab Vano. Lelaki itu kemudian jatuh pandang pada segelas minuman coklat yang tak jauh dari piringnya sekarang. Kebetulan sekali bukan?

"Pas banget lo buatin juga." Diambilnya minuman coklat itu dengan senyum tipisnya, lalu meneguknya, yang membuat Jessi sontak melotot sempurna.

"Vano, itu susu hamil aku!!"

Refleks Vano menyemburkan minuman coklat itu dari mulut, membuat Jessi sedikit menghindar takut kena cipratan air coklatnya. "Kenapa lo baru bilang? Mana udah keminum dikit lagi!"

"Ya kamu ngambil tiba-tiba gitu!" balas Jessi tidak mau disalahkan. Toh memang Vano yang ceroboh mengambil begitu saja susu hamilnya.

"Terus ini gue gimana? Nggak bakal kenapa-napa kan minum susu hamil lo?" tanya Vano mulai panik.

I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang