Vote-nya jangan lupa!
❝Kamu bukan penyembuhan luka lama ku, kedatanganmu hanya memberi luka yang sama seperti masa laluku.❞
•••
"Kamu mau membicarakan apa kemari?"
"Tentang kematian Danis, gimana kelanjutannya, Om? Ini udah satu bulan lebih, apa polisi belum juga temui pelakunya?"
Hari ini sudah kedua kalinya Bima datang menemui Fandi hanya untuk membahas tentang kematian Danis. Lelaki itu masih gencar untuk mencari tahu dan menangkap si pelaku dari kematian Danis itu. Ia yakin sekali, jika kematian Danis telah direncanakan, dan pelakunya sama dengan orang yang memberikan obat perangsang pada minuman Danis.
Oleh pertanyaan dari Bima itu, Fandi sempat menghela napas berat. Netranya yang masih menatap fokus Bima sekarang lekas angkat suara lagi, "Kasus kematian Danis sudah ditutup oleh pihak polisi, karena tidak ada bukti apapun untuk bisa mencari si pelakunya. Bahkan kabel rem yang putus itu tidak ada jejak sidik jarinya sama sekali, bisa jadi itu memang terputus, bukan diputus oleh seseorang. Supir truk yang menabrak mobil Danis itu juga bilang dan mengaku bahwa memang dia tidak sengaja menabrak mobil Danis. Saat itu dia ngatuk berat. Karena kesalahannya itu, dia menyerahkan diri ke polisi, sekarang ia sudah di penjara."
Bima yang mendengar itu menggelang kepala cepat. "Enggak, Om, aku yakin banget kalau kematian Danis itu udah direncanakan oleh seseorang. Buktinya, rekaman CCTV di basement pada hari itu nggak ada. Otomatis, ada seseorang yang sudah menghapusnya, kan?"
"Oh tentang itu, ada salah satu karyawan kantor memberitahu saya bahwa pada hari itu CCTV di basement tidak nyala. Tapi ada satu lagi CCTV yang terpasang di sana, sayangnya mobil Danis tidak ke sorot. Lalu saya cek lagi rekaman CCTV yang lain, entah di dalam kantor atau diluar kantor, semua tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada orang asing yang masuk ke kantor saya saat itu."
Kening Bima mengerut mendengar penuturan Fandi itu. Masih tidak yakin jika kematian Danis ini tidak ada campur tangan orang lain. "Tapi Om, kenapa CCTV di basement bisa mati?"
"CCTV yang itu memang sudah eror katanya, sering mati-mati, mungkin karena sudah lama."
Bima memejamkan mata sejenak. Ada satu hal yang membuatnya masih yakin jika kematian Danis memang telah direncanakan. Yaitu, satu pesan asing yang masuk saat dirinya menyelidiki kematian Danis saat itu. Ia yakin, orang itulah pelakunya. Mungkin seseorang itu bisa memanipulasi pihak kepolisian dan Fandi termasuk. Tapi untuk Bima tidak. Permainan dia yang amat rapi itu akan Bima pecahkan. Lihat saja nanti, Bima pasti akan menangkap si tikus licik itu.
"Kalau memang seperti itu, aku nggak bisa berbuat apa-apa. Padahal baru satu bulan lebih, kepolisan udah angkat tangan, kocak sih," sindir Bima sambil menarik senyum miringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kata orang, menikah itu sesuatu yang paling ditunggu dan diimpikan pada sepasang kekasih. Sesuatu yang menjadi momen paling berharga nantinya. Tapi mengapa untuk sepasang pengantin baru ini tidak? Tak ada senyum ketulusan...