Sembilan belas

3.8K 303 424
                                    

Vote-nya jangan lupa!

❝Sebenci apapun aku terhadapmu, rasa cinta ini tidak pernah memudar seiring berjalannya waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Sebenci apapun aku terhadapmu, rasa cinta ini tidak pernah memudar seiring berjalannya waktu. Jadi, jika kamu pergi meninggalkanku, hati ini tetap saja akan terluka.❞

•••

Brankar didorong cepat oleh beberapa perawat menuju UGD. Darah segar terus keluar, sesekali berjatuhan di lantai rumah sakit itu. Dari arah belakang, keluarga Mahesa bersama Bima tak henti menjatuhkan air mata atas kejadian yang tak terduga. Lalu sesampainya di UGD, Danis langsung dibawa ke dalam. Satu perawat menahan Sekar yang berniat ingin menerobos masuk.

"Maaf, tolong Ibu tunggu di sini. Dokter sedang menangani pasien."

Sekar mencengkeram kuat kedua lengan perawat itu dengan derai air mata. "Tolong selamatkan anak saya..."

"Iyaa. Dokter akan berusaha untuk menyelamatkan anak Ibu." Setelah mengatakan itu, perawat tersebut bergegas masuk ke dalam ruang UGD.

Sementara Sekar, sudah terkulai lemas ditempatnya. Beruntung Fandi cepat menangkap tubuh istrinya. Tubuh wanita itu bergetar hebat, isakan yang keluar tidak bisa lagi tertahan. Untuk pertama kalinya bagi Sekar mendapatkan kabar bahwa putra sulungnya mengalami kecelakaan besar.

Hatinya menjerit takut. Hubungannya dengan Danis belum sepenuhnya membaik. Lalu didatangkan oleh musibah yang terlampau tiba-tiba. Ibu mana pun tidak akan mungkin kuat menghadapi cobaan ini. Masih dalam dekapan sang suami, bibirnya yang bergetar mulai bersuara. "Mas, Danis baik-baik aja kan? Dokter pasti bisa menyelamatkannya kan?"

Sedang di tempat Vano, lelaki itu menarik Bima untuk sedikit menjauh dari kedua orang tuanya. "Kejadiannya gimana, Bim? Kenapa bisa kaya gini?"

"Gue juga gak tau. Tiba-tiba Danis bilang rem mobilnya blong."

Vano menghembus napas kasar. Kedua tangannya mengepal kuat, dengan tatapan tajam yang belum berubah sampai detik ini. "Gak mungkin mobil Danis tiba-tiba remnya blong, apalagi dia sering ngeservis mobilnya. Jadi kemungkinan besar ada seseorang yang sengaja sabotase mobil Danis, dengan mutusin kabel remnya."

***

Berita terkini. Sebuah truk menabrak mobil putih di perempatan jalan Garuda. Di duga supir truk membawa dengan kecepatan tinggi, yang mengakibatkan kecelakaan tidak bisa dihindari. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan supir truk dibawa ke kantor polisi.

Sebuah berita di televisi membuat Jessi terdiam sesaat di sofa ruang tengah. Di layar besar itu, mobil putih yang rusak total akibat kecelakaan disorot jelas di sana. Jessi tidak salah lihat, dan tidak mungkin keliru jika mobil itu adalah mobil milik Danis.

Dadanya tiba-tiba terasa sesak, perasaannya mulai tidak tenang sekarang. Memastikan jika itu benar Danis atau tidak, Jessi berniat menuju rumah sakit dimana korban ditangani. Dari arah dapur, Bunda Wenny melihat Jessi yang sudah berjalan menuju pintu. Belum sempat tangan Jessi menarik kenop pintunya, Bunda Wenny lebih dulu bersuara. "Jessi mau kemana malam-malam gini?"

I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang