Vote-nya jangan lupa!
❝Berpura-pura bahagia jauh lebih mudah, daripada menjelaskan apa yang dirasa.❞
•••
Karena kondisi Irvan sudah dikatakan baik-baik saja, akhirnya pria itu dibolehkan pulang sore ini. Semua biaya perawatan Irvan di rumah sakit sudah di tanggung sepenuhnya oleh Vano, sebelumnya Irvan menolak––merasa tidak nyaman menantunya yang membayar. Namun, Vano tetap bersikeras, membuat Irvan beserta Wenny mengucapkan ribuan terimakasih atas kebaikan menantunya ini. Hal itu juga menimbulkan senyum hangat dari Jessi melihat ketulusan Vano terhadap orang tuanya.
Kini mereka berempat sudah di perjalanan pulang ke rumah orang tua Jessi menggunakan mobil Vano, sebab mobil Irvan tengah diperbaiki atas kerusakan kecelakaan malam itu. Di dalam mobil, tidak sedikit pun memberi ruang untuk keheningan menguasai––Irvan, pria yang terkenal banyak bicara terus mencairkan suasana. Berbagai macam topik terus pria itu lontarkan, Vano yang mendengar sesekali menyahuti atau terkekeh kecil menanggapi.
"Hari ini kalian nginap aja ya di rumah? Udah mau malam ini, jadi mending besok pagi aja pulangnya. Gimana?"
Jessi melirik ke arah Vano atas ucapan Ayahnya barusan, sementara Vano tanpa pikir panjang lekas menjawab, "Iya Yah, niat aku juga mau nginap aja."
Cukup terkejut Jessi mendengar, diam-diam ia mengulum senyum––merasa senang karena hari ini akan menginap di rumah Ayah Bundanya. Sedang di belakang, Bunda Wenny dengan Ayah Irvan juga turut senang mendengar putrinya bersama suaminya akan menginap di rumah mereka. Hingga sampai di rumah sederhana yang di dalamnya penuh kenangan-kenangan manis semasa Jessi tinggal di sini. Ada tarikan senyum lebar dari Jessi setelah menginjak kaki di rumah Bandungnya ini. Bersama Ayah Bundanya, Jessi melangkah masuk ke dalam rumah. Di belakang, Vano menyelipkan senyum tipis, kembali lagi ia melihat Jessi yang seceria ini.
"Hari ini Bunda mau buatin sup ayam!" ujar Wenny dengan antusiasnya, membuat Jessi bertepuk tangan gembira seperti anak kecil yang bahagia, dengan binar mata yang terpancar.
"Yeayy!! Aku udah lama banget nggak makan masakan Bunda, apalagi sekarang Bunda mau masak sup ayam, kesukaan aku!" seru Jessi.
"Sini aku bantu, Bunda."
Dua perempuan itu sudah tenggelam pada hal yang paling mereka sukai––masak berdua dengan tawa bahagia yang tidak pernah tertinggal. Anak tunggal dari keluarga Sanjaya ini selalu menjadi pemicu suasana ramai dan bahagia di rumah. Bahkan senyum Wenny pun tidak pernah pudar sejak tadinya, selalu ada hal yang membuatnya tersenyum lebar atas tingkah putri kesayangannya.
Samar-samar, terdengar tawa itu dari ruang tamu dimana Vano sekarang berada. Ia tidak berani ikut bergabung ke dapur, takut menimbulkan rasa kecanggungan untuk mereka atas kedatangannya, sebab ia juga menjadi orang baru di keluarga ini. Biarkan sekarang Jessi menikmati kebahagiannya di rumah ini, Vano tidak ingin mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kata orang, menikah itu sesuatu yang paling ditunggu dan diimpikan pada sepasang kekasih. Sesuatu yang menjadi momen paling berharga nantinya. Tapi mengapa untuk sepasang pengantin baru ini tidak? Tak ada senyum ketulusan...