Vote-nya jangan lupa!
❝Kata maaf setulus apapun yang kamu ucapkan tidak akan bisa mengembalikan keadaan.❞
•••
Mobil milik Kayra melaju kencang di jalan raya, gadis itu tampak serius menyetirnya, bahkan suara Jessi memintanya untuk sedikit menurunkan kecepatan tak sedikit pun diperdulikan. Tidak adanya kemacetan yang didapat membuat Kayra semakin senang menginjak gas poll.
"Kay, pelan-pelan aja bawa mobilnya, bahaya."
"Jess diam, gue mau cepat-cepat ketemu sama Danis. Gak akan gue kasih ampun sama tuh orang!"
Jessi menggeleng pelan. Pegangannya tak lepas dari hand grip, juga pandangannya yang jatuh pada jendela mobil. Kayra seperti singa. Jika sudah tertidur, jangan pernah sesekali ingin membangunkannya, dampaknya sangat berbahaya. Gadis cerewet itu akan berubah semengerikan ini jika sudah marah. Bahkan Jessi sendiri merasa takut menatap wajah sahabatnya.
Rumah mewah yang menjulang cukup tinggi itu menjadi titik henti mobil milik Kayra. Gadis itu melepaskan sabuk pengamannya, lalu turun bergegas tanpa menoleh sedikit pun ke arah Jessi. Bunyi pintu mobil yang dibanting keras itu lagi-lagi membuat Jessi tersentak luar biasa. Ia menelan salivanya, lalu perlahan ikut turun mengikuti Kayra.
Bel dipencet Kayra berulang kali. Gadis itu sungguh tidak sabaran menunggu seseorang membuka pagar rumah ini. Jessi yang di samping semakin tidak tenang saja dengan aura Kayra saat ini. Sebenarnya Jessi ingin menyelesaikan masalah besar ini sendirian, tidak ingin melibatkan Kayra yang berujung keributan
Entah bagaimana gadis itu jika sudah bertemu langsung dengan Danis. Jessi mengkhawatirkannya. Mengkhawatirkan keadaan sekacau apa nanti. Bola matanya berkeliaran tanpa titik fokus, dengan kuku jari yang terus ia gigit jika dilanda kegelisahan.
Pagar rumah terdengar seperti ingin dibuka oleh seseorang dari dalam sana. Hal itulah membuat Kayra menghentikan jemarinya yang terus-menerus memencet bel tersebut. Penglihatannya langsung di penuhi oleh pria setengah baya yang menjadi satpam di rumah ini.
"Maaf, kalian ini siapa ya? Dan sedang mencari apa kemari?"
"Saya mau ketemu sama Danis, tolong panggilkan dia segera."
Ingin sekali rasanya Kayra menerobos masuk ke dalam, jika saja tidak ada pria itu menghalangi jalannya. Oleh ucapannya tadi, Pak satpam itu menjawabnya cepat. "Den Danis tidak ada di rumah."
"Jangan bohong ya, Pak. Saya mau ketemu sama Danis. Ini penting!"
Jessi menarik pergelangan tangan Kayra tepat saat gadis itu semakin memojokkan satpam itu untuk segera memanggil Danis. Sudah Jessi tebak, Kayra sulit untuk dikendalikan. Tetap pada tujuannya, Kayra ingin bertemu dengan Danis. Dan pria yang menyandang sebagai satpam di rumah itu tetap menjawab bahwa Danis tidak ada. Membuat Kayra geram oleh ketidakpastiaan jawaban dari pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]
Romansa[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kata orang, menikah itu sesuatu yang paling ditunggu dan diimpikan pada sepasang kekasih. Sesuatu yang menjadi momen paling berharga nantinya. Tapi mengapa untuk sepasang pengantin baru ini tidak? Tak ada senyum ketulusan...