Vote-nya jangan lupa!
❝Satu-satunya hal yang paling aku takuti adalah mencintai seseorang yang masih terikat dengan masa lalunya.❞
•••
"JESSI! YUHUU... SAHABATMU YANG BAIK HATI DAN SANGAT PENYABAR INI DATANG!! CEPAT BUKAIN PINTUNYA!!"
Tidak perlu dipertanyakan lagi jika suara melengking itu tak lain adalah Kayra. Sahabat Jessi paling berisik sejagat raya. Pokoknya kalau sudah kedatangan manusia satu itu, dijamin seratus persen rumah Jessi yang adem ayem itu akan sangat berisik oleh ocehan tak berujung dari Kayra. Seperti sekarang, belum saja gadis pemilik suara nyaring itu masuk ke dalam rumah, telinga Jessi sudah merasa sakit akan suaranya. Dengan mengelus dada pelan, berselangnya baru ia membukakan pagar rumah.
"Lama! Panas nih nungguin!" gerutu Kayra setelah Jessi sudah berdiri di hadapannya. Gadis itu juga mengerakkan tangan kanannya menjadikannya kipas sebab gerah yang dirasanya.
Jessi sempat celingak-celinguk mencari keberadaan mobil Kayra yang tidak ada di sekitar depan rumahnya. Perempuan itu mengerutkan kening sesaat sebelum akhirnya bertanya dengan penasaran. "Lo ke sini jalan kaki?"
"Lo kalau kasih pertanyaan itu yang logis dikit dong Jess! Yakali gue jalan kaki dari rumah gue ke rumah lo! Yang ada pas gue sampai ke rumah lo, gue ngesot, kaya suster ngesot tuh!"
"Ya habisnya mobil lo nggak keliatan nih, mana?"
Sebelum menjawabnya, Kayra mengelap keringatnya yang terus bercucuran di pelipisnya. "Gue naik ojol ke sini, mobil gue lagi di servis."
Kayra tebak wajahnya sudah merah akibat teriknya matahari sekarang. Kedua tangannya juga sudah berkali-kali mengipasi wajahnya yang penuh akan keringat. "Jess, ini gue udah kepanasan banget loh! Ini lo nggak ada niatan nyuruh gue masuk gitu?"
"Eh iya maaf kelupaan, hehe. Ayo masuk-masuk."
Jessi langsung mempersilahkan sahabatnya itu masuk ke dalam rumah. Suhu panas diluar langsung sirna digantikan dingin angin AC di dalam. Kayra sempat bernapas lega, sambil mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu––bersandar sejenak menetralkan hawa tubuhnya yang nyaris seperti cacing kepanasan. Sementara Jessi dengan berbekal inisiatifnya membuatkan es jeruk untuk menyegarkan dahaga.
Dua minuman es jeruk itu Jessi letakkan hati-hati ke atas meja, lalu ikut duduk di sofa samping Kayra. Sedang Kayra, tanpa rasa canggung langsung menyeruput es jeruk buatan Jessi sampai tersisa setengah––gadis itu sudah nyaris dehidrasi. Setelah berselang beberapa detik, barulah gadis itu angkat suara lagi. "Oh ya gue sampai lupa, tadi gue sempat ke toko kue, beli cupcake kesukaan lo!"
"Aaaa..., thank you!" Jessi langsung menyambut cepat paper bag kecil yang berisikan cupcake kesukaannya itu, dengan senyum lebar yang kentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kata orang, menikah itu sesuatu yang paling ditunggu dan diimpikan pada sepasang kekasih. Sesuatu yang menjadi momen paling berharga nantinya. Tapi mengapa untuk sepasang pengantin baru ini tidak? Tak ada senyum ketulusan...