Vote-nya jangan lupa!
❝Ini bukan lagi tentang siapa yang lebih dulu bersamanya, tapi ini tentang siapa yang bisa membuatnya nyaman jika bersamanya.❞
•••
Jujur, Jessi sempat menyesal sudah memberitahu Kayra bahwa dirinya sudah mulai menyukai Vano, sebab gadis itu betul-betul ke rumahnya lagi dengan embel-embel memberikan tips agar Vano juga balik menyukainya––bukannya merasa senang, Jessi justru tertekan. Karena Kayra datang ke rumahnya tidak dengan tangan kosong, tetapi membawa beberapa buku cukup tebal yang judulnya hampir sama semua 'Cara menaklukkan hati laki-laki'.
"Gak ada gunanya lo bawain semua buku-buku ini buat gue, Kayra! Gue gak bakal baca!" Jessi menggeser semua buku-buku yang dibawa Kayra itu untuk menjauh dari hadapannya.
"Heh, ini buku-buku berguna banget tau nggak! Dulu pas masih jaman SMA, buku-buku inilah yang membantu gue buat dapetin semua cowok-cowok yang gue suka. Nggak pernah tuh gue nt selama suka sama cowok, selalu berhasil. Makanya sekarang buku-buku ini gue pinjamkan buat lo, biar cinta lo nggak bertepuk sebelah tangan," beritahu Kayra. Lalu mengambil salah satu dari semua buku-buku itu untuk ia buka di halaman pertama.
Ketika Kayra memperlihatkan halaman pertama yang bertulisan jelas 'Cara meluluhkan hati cowok tanpa terkesan berlebihan', Jessi langsung menurunkan buku itu dari hadapannya. Astaga, membayangkan dirinya benar-benar membaca semua buku-buku milik Kayra itu, Jessi bergidik ngeri seketika. Sebegitu buntunya kah jalan sampai-sampai ia harus membaca buku itu sebagai titik terang mendapatkan hati Vano? Tidak! Jessi tidak akan mau mengikuti saran Kayra ini.
"Makasih banyak lo udah repot-repot bawain buku-buku ini, tapi gue bener-bener nggak minat buat baca," ujar Jessi sedikit melembutkan nada bicaranya agar gadis di depannya ini mengerti.
"Jess, coba lo liat, masih ingat nggak sama nih cowok? Dia ketos kita waktu SMA dulu, juga mantan gue." Kayra memperlihatkan satu foto laki-laki yang gadis itu sebut ketua OSIS di jaman SMA mereka dulu. Jessi melihatnya sambil bertanya, "Iya ingat, Raka kan?"
"Yap! Dan lo juga harus ingat bahwa si Raka mantan gue ini dulunya cowok dingin banget kan?! Nah, gue mampu meluluhkan hati beku dia! Gara-gara apa coba? Gara-gara buku-buku ini! Artinya buku-buku gue ini bermanfaat banget. Bahkan sampai bisa gue dapetin cowok dingin spek Raka yang cowok idaman jaman SMA kita dulu!"
Diambil Kayra lagi satu buku itu sambil menunjuk-nunjuk semangat di hadapan Jessi. "Jadi apa yang bikin lo ragu buat baca nih buku? Gara-gara buku ini gue berhasil meluluhkan semua cowok tanpa pengecualian. Kayanya untuk meluluhkan Vano, buku ini gue jamin seratus persen bisa membantu lo."
Seolah mempromosikan buku jualan, seperti itulah Kayra sekarang. Dan Jessi––orang yang tidak mudah terhasut akan bujuk rayuan jika berada di pasar yang penuh orang-orang jualan. Tidak menghiraukan Kayra yang terus berbicara panjang lebar akan hebatnya buku-buku itu, Jessi justru menyalakan televisi, lalu meninggikan volume untuk menyaingi suara nyaring milik Kayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kata orang, menikah itu sesuatu yang paling ditunggu dan diimpikan pada sepasang kekasih. Sesuatu yang menjadi momen paling berharga nantinya. Tapi mengapa untuk sepasang pengantin baru ini tidak? Tak ada senyum ketulusan...