Empat

1.1K 129 15
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan bintang dulu ya hehehe...

Jangan lupa tinggalkan komennya, biar aku rajin up juga...

Jangan lupa tinggalkan komennya, biar aku rajin up juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜💜💜💜

Hampir dua puluh menit, Sojung tak berani naik ke lantai dua. Ia benar-benar merasa malu dan takut pada Seokjin. Ternyata sejak awal, dia sudah bertemu presdirnya, tapi malah dianggap sekretaris.

Sojung akhirnya memutuskan untuk menyusul ke kamar. Ia pasrah, apa yang akan Seokjin lakukan padanya.

"Pasti pria itu sangat marah. Lagi pula bukan salahku. Tidak ada yang memberitahuku kalau dia adalah presdirnya," gumam Sojung, sambil menaiki tangga. Sojung masuk perlahan, dan menutup pintu dengan pelan. Dengan hati-hati, Sojung membuka pintu kamar. Ia menghembuskan nafas lega, saat mendengar suara air dari kamar mandi. Ia sekarang bingung, apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia berbaring? duduk? atau apa?

Sojung melangkahkan kakinya menuju tempat tidur. Ia benar-benar merasa mati gaya. Baru saja Sojung melangkah, tepat di depan pintu kamar mandi, Seokjin pun keluar sambil menggosokkan handuk di kepalanya. Sejenak, Sojung terpana. Bagaimana tidak? Penampilannya lebih santai dengan menggunakan kaos polos dan celana pendek, jangan lupakan wajahnya yang selesai mandi, terlihat lebih segar, dan rambut basahnya tentu membuat Seokjin terlihat... "tampan sekali," batin Sojung.

Sojung terdiam saat berhadapan dengan Seokjin.

"Oh? Kau... sudah selesai mandi?" Sojung dengan canggung menyapa Seokjin. Pertanyaan yang sangat bodoh.

Seokjin hanya melengos, melewati Sojung, tanpa berniat menjawab. Ia berjalan keluar kamar.

Sojung mencebikkan bibirnya. Lalu ia hanya melihati Seokjin yang turun ke lantai bawah. Sepertinya menuju dapur. Sojung bimbang. Haruskah ia ikut ke dapur, melayani kebutuhan Seokjin, atau menunggu di kamar?

"Kau butuh sesuatu?"

Sojung akhirnya memutuskan untuk menyusul Seokjin. Bagaimanapun, Sojung harus berbuat baik pada Seokjin. Berkat pria itu, ibunya berhasil dioperasi, walaupun ia tetap menjalani persyaratannya.

"Kau sudah makan?" bukannya menjawab, Seokjin malah balik bertanya.

"Sudah."

"Baguslah. Kau bisa tunggu di kamar. Persiapkan saja dirimu. Ini yang pertama untukmu, bukan?"

Mata sojung membola, mendengar ucapan Seokjin. Jujur saja, Sojung belum siap untuk melakukan hal itu.

Sojung gelisah saat kembali ke kamar. Awalnya ia berbaring di kasur, lalu merasa tak nyaman, Sojung berpindah, duduk di depan meja rias.

"Aku harus bagaimana?" ucap Sojung sambil menatap cermin.

Cklek

Pintu kamar terbuka, membuat sojung segera menoleh. Ia melihat seokjin dengan santai menghampirinya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang