Enam

1K 115 16
                                    

💜💜💜💜

Sojung terbangun dari tidurnya, saat merasa sesuatu menimpa tubuhnya. Sojung membuka mata, dan mendapati sebuah tangan berada di atas dadanya.

"Astaga," keluh Sojung. Ia berusaha menyingkirkan tangan Seokjin yang tanpa dosa berada di dadanya.

Posisi Seokjin tidur tertelungkup, dengan kepala menghadap Sojung, dan sebelah tangannya di atas tubuh Sojung. Tadi malam dia pulang agak terlambat. Saat masuk ke kamar, Sojung sudah tertidur pulas. Awalnya ia ingin mengganggu Sojung, dengan meremas buah dadanya, namun karena tidak terusik, serta matanya mulai lelah, Seokjin pun ikut tertidur.

"Andai saja dia suamiku," batin Sojung, sambil memperhatikan wajah terlelap Seokjin. Sojung menyingkirkan tangan Seokjin dengan perlahan dari tubuhnya.

Bukannya berhasil, Seokjin yang menggeliat, kini malah memeluk tubuh Sojung dengan erat. Sojung hanya bisa terbaring pasrah.

"Akhh!" Sojung merasakan bahwa Seokjin sedang mengecup lehernya.

"Yak! Kau sudah bangun?" Sojung berusaha menjauh, namun ia tak bisa banyak bergerak karena berada dalam pelukan Seokjin.

"Akh.. Kim Seokjin! Lepas!" bentak Sojung. Pria itu benar-benar membuatnya menikmati setiap sentuhannya.

Mendengar ucapan Sojung, Seokjin menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Sojung tajam.

"Kau bahkan sudah berani menyebut namaku. Kau lupa, apa yang seharusnya kau lakukan?"

"Aku... aku mengerti. Tapi bisakah dengarkan aku, sebentar?" Sojung panik, namun ia mencoba untuk tenang.

Seokjin tak menjawab. Ia hanya menatap Sojung, menunggu wanita itu berbicara.

"Tuan Kim Seokjin. Aku ingin memberi saran, sebelum terlambat."

Seokjin mengangkat sebelah alisnya, menunggu Sojung melanjutkan ucapannya.

"Aku tahu, anda belum menikah, dan tidak ingin menikah. Itu sebabnya anda ingin mencari wanita, agar bisa memiliki anak, namun tidak terikat apapun dengan wanita tersebut. Benar kan?" Sojung duduk, mencoba berbicara dengan tenang.

Seokjin hanya memperhatikan Sojung berbicara, tanpa ada niat untuk menanggapinya.

"Anda hanya belum menemukan wanita yang anda cintai, tuan. Seandainya anda berhasil memiliki anak dariku, lalu anda menemukan wanita yang tepat, lalu kalian menikah, dan punya anak yang sah, bagaimana nasib anakku?"

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Seokjin bertanya dengan malas. Ia sudah sering mendengar ucapan Sojung, dari ibunya atau bahkan temannya.

"Apa sebaiknya kita tidak perlu lanjutkan ini? Aku memang sudah menggunakan uang dari anda, dan anda juga sudah...akh..." Sojung rasanya tak sanggup melanjutkan kalimatnya. "Jadi, aku akan mengembalikan sebagian uang anda, tuan."

"Kembalikan semuanya," ucap Seokjin santai.

"Apa? Semuanya? Mana bisa seperti itu. Kau sudah tidur denganku," protes Sojung.

"Kembalikan semuanya, atau lanjutkan?" Seokjin berbicara dengan nada santai. Ia tak ingin membuang tenaganya, untuk membuat kesepakatan dengan Sojung.

"Bagaimana kalau sebagaian?" Sojung berusaha terus menawar.

"Apa yang akan terjadi pada ibumu, jika uang itu tidak ada?"

Pertanyaan Seokjin, sukses membuat Sojung terdiam. Sekuat apapun ia berusaha, jika tuhan sudah menggariskan takdirnya seperti ini, ia harus menjalaninya, bukan?

"Kau hanya perlu bersikap baik. Aku tidak akan menyakitimu."

Sojung memejamkan matanya, lalu menghembuskan nafasnya panjang.
Ia membuka matanya, dan menatap Seokjin dengan yakin. Lalu menganggukkan kepalanya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang