Lima Belas

950 108 15
                                    

💜💜💜💜

Sesuai dengan ucapannya, Seokjin memang bersikap baik pada Sojung. Ia akan menemani Sojung, sampai wanita itu terlelap, dan bangun, menenangkan Sojung, ketika perutnya sakit di malam hari.

Mendapat perlakuan baik dari Seokjin, membuat Sojung sangat bahagia. Jika tidak ingat tentang perjanjian, mungkin Sojung akan jatuh cinta pada pria di hadapannya ini. Mereka sedang sarapan bersama. Seokjin sedang membuatkan susu untuk Sojung.

"Kau tidak ingin ganti varian rasanya?" Seokjin meletakkan susu cokelat di depan Sojung.

Sojung menggeleng. "Sebenarnya aku suka rasa apa saja, tapi sejak hamil, hanya rasa cokelat yang cocok."

"Aku harus segera berangkat, karena ada rapat penting pagi ini," Seokjin melirik jam tangannya.

"Baiklah. Aku bisa lanjutkan sarapanku, sendiri."

"Appa pergi dulu, sayang," Seokjin mengusap perut Sojung, lalu mengecupnya.

Melihat perlakuan Seokjin, membuat Sojung tersenyum. "Seperti ini rasanya punya suami," batin Sojung.

Sojung menyentuh pipi Seokjin, membuat pria itu menoleh. Dengan gerakan lembut, Sojung mengecup pipi Seokjin.

Seokjin cukup terkejut dengan perlakuan Sojung. Beberapa kali ia mengedipkan matanya, untuk mencerna apa yang baru saja terjadi.
Seokjin memandang Sojung, yang tetap tersenyum, tidak ada keinginan untuk minta maaf, atau menjelaskan maksud perbuatannya.

"Aku pergi dulu," Seokjin berucap dengan canggung. Merasa aneh, mengapa ia tidak marah pada Sojung.

"Hmm...," Sojung mengangguk, tersenyum mengantar kepergian Seokjin.

Seokjin masuk ke mobilnya. Setelah menyalakan mobil, ia memandang rumah, seperti memikirkan sesuatu, setelah beberapa detik, barulah ia meninggalkan rumahnya menuju kantor.

.

.

.

"Selamat pagi, presdir."

Seokjin menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka. Setelah melihat siapa yang masuk, ia kembali fokus pada laptopnya.

"Hyung, tidak makan siang?" Jungkook duduk di kursi, depan meja Seokjin.

"Sebentar lagi," sahut Seokjin. Matanya fokus memandang laptop, tapi tidak ada yang ia lakukan.

"Memikirkan apa?"

"Tidak," sahut Seokjin singkat.

Jungkook sedikit mencibir. Terlihat sekali bahwa Seokjin berbohong. Jelas terlihat bahwa Seokjin seperti memikirkan sesuatu.

"Apa Sojung Nuna bikin ulah?" terka Jungkook.

"Sojung?" Seokjin kembali teringat saat Sojung mengecup pipinya. Entah mengapa ia merasa berbeda. Padahal, ia sudah sering mencium Sojung, apalagi saat berhubungan badan.

"Yah, malah melamun," keluh Jungkook, melihat Seokjin tidak fokus. "Sojung Nuna sudah mulai memenuhi otaknya," gumam Jungkook.

"Hyung, ayo makan!" suara Jungkook agak meninggi, karena Seokjin tak meresponnya.

"Duluan saja. Aku masih belum lapar," tolak Seokjin.

"Mengapa tidak bilang dari tadi," keluh Jungkook. Ia bangkit dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Seokjin.

"Hyung makan siang di rumah?" Jungkook melongokan kepalanya di balik pintu, sebelum ia benar-benar pergi.

"Iya, cerewet!" Seokjin mulai jengkel, melihat tingkah Jungkook.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang