💜💜💜💜
Soobin yang sedang asik mencatat pelajaran di perpustakaan, terkejut saat seseorang duduk di depannya.
Lebih terkejut lagi, bahwa yang duduk di depannya adalah Woojin."Oh? Sunbae ingin duduk disini? Aku bisa pindah di tempat lain," Soobin terlihat buru-buru membereskan bukunya, namun Woojin menahannya.
"Lanjutkan saja. Aku juga sedang mencatat pelajaran," ucap Woojin. Ia mulai membuka buku pelajarannya.
Soobin sebenarnya merasa tak nyaman berada dekat Woojin, namun ia mencoba fokus pada pelajarannya.
Baik Woojin maupun Soobin, sama-sama larut dalam kegiatan mereka. Di balik sifat berandalnya Woojin, ia termasuk anak yang berprestasi. Nilainya selalu tinggi.
Woojin mengalihkan pandangannya dari bukunya, ke arah Soobin yang masih fokus mencatat. Ia cukup penasaran dengan Soobin dan Ibunya. Ia ingin tahu, bagaimana kehidupan Soobin. Walaupun mereka berbeda ayah, setidaknya mereka memiliki ibu yang sama, dan Soobin jelas adalah adiknya.
"Sebelumnya kau tinggal dimana?"
Soobin mendongak, lalu menatap ke arah Woojin. Walau pun Woojin tak menyebut namanya, Soobin tentu sadar, bahwa pertanyaan itu untuknya.
"Aku tinggal di Daepo."
Woojin menganggukkan kepalanya. Setahunya, Daepo adalah sebuah desa di pulau Jeju.
"Mengapa kau pindah ke sini?"
"Aku ingin mendapat pendidikan yang bagus. Aku ingin menjadi orang yang memiliki pendidikan yang bagus, sehingga nanti aku akan mudah mencari pekerjaan. Aku ingin Ibu tidak perlu lagi bekerja keras," jelas Soobin. Ia sedih jika melihat ibunya terus bekerja keras demi dirinya.
Woojin mengerutkan keningnya.
"Ayahmu?"
"Ayah dan Ibu sudah lama berpisah," sahut Soobin dengan senyum terpaksa.
Woojin hanya diam. Sebenarnya ia iri dengan Soobin. Hidup bersama ibu, tentu lebih sangat bahagia. Harusnya dulu ibunya membawanya pergi.
"Seandainya aku bisa memilih, aku lebih ingin hidup bersama ibu," ucap Woojin.
Soobin mencerna kalimat Woojin. Dari sana ia menyadari, bahwa Woojin tinggal bersama ayahnya, tanpa ibu. Ternyata hidup mereka sama, yaitu memiliki orang tua tunggal.
"Datang saja ke toko. Ibu sangat baik, dan selalu menganggap temanku seperti anaknya," ucap Soobin. Sebenarnya ia tak terlalu ingin dekat dengan Woojin, tapi melihat raut wajah Woojin yang sepertinya merindukan seorang ibu, Soobin ikut merasa sedih.
"Baiklah. Aku ke kelas dulu," Woojin segera menyusun bukunya, dan beranjak pergi.
"Baik, Sunbae," Soobin menganggukkan kepalanya.
"Panggil saja aku hyung," ucap Woojin, lalu pergi begitu saja.
Soobin tentu dibuat bingung. Sikap Woojin berubah drastis kepadanya, sejak makan siang bersama kemarin.
.
.
****
.
Jungkook terus-terusan menatap Seokjin yang serius bekerja. Mulutnya sangat gatal, ingin mengatakan bahwa Sojung ada di Seoul. Saat Woojin mengatakan bahwa wanita itu benar-benar ibunya, Jungkook jadi penasaran bagaimana reaksi Seokjin jika bertemu Sojung. Jungkook yakin, Seokjin pernah memiliki perasaan untuk Sojung, tapi ia tidak tahu, apakah perasaan itu masih ada, hingga saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince
FanfictionKim Seokjin, seorang presdir perusahaan terbesar di Korea Selatan. Terlahir dari keluarga kaya raya, membuatnya sering tertipu wanita yang hanya menginginkan hartanya. Ia bertekad tidak ingin menikah, namun ia membutuhkan penerus untuk perusahaannya...