Tiga Puluh Sembilan

798 120 11
                                    

💜💜💜💜

Soobin sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia menuruni tangga, lalu berjalan menuju dapur untuk sarapan. Setiap pagi ia akan menemukan Sojung yang sibuk dengan aktivitas memasaknya. Entah membuat sarapan, atau membuat kue.

"Ibu?" Soobin menatap Sojung dengan panik.

"Ibu tidak apa-apa?"

Sojung buru-buru menghapus air matanya, saat mendengar suara Soobin.

Soobin tentu saja terkejut, melihat keadaan Sojung yang sangat tidak baik-baik saja. Ia tak pernah melihat Sojung sekacau ini, kecuali saat ia sakit.

"Kau mau berangkat sayang?" Sojung berbicara senetral mungkin, walau pun suaranya masih terdengar sengau.

"Ibu masih sakit? Kita ke dokter, ya?" Soobin menghampiri Sojung, dan mengecek suhu pada kening Sojung, yang terasa sedikit hangat dari biasanya.

"Tidak perlu, sayang," Sojung berusaha tersenyum.

"Aku di rumah saja, menemani ibu," Soobin meletakkan tasnya di kursi.

"Kau harus sekolah, sayang. Ibu tidak apa," Sojung berusaha tegar. Ia sungguh baik-baik saja, namun hatinya yang sedang kacau.

"Tidak ada yang baik-baik saja. Ibu terlihat lelah."

"Ibu akan istirahat. Kau tak perlu bolos. Ibu sudah menyiapkan bekal untukmu," Sojung meletakkan kotak bekal di hadapan Soobin.

"Kau tidak perlu khawatir. Ibu hanya kelelahan, dan teringat nenekmu. Jadi ibu merasa sedih," lanjut Sojung. Ia berharap agar Soobin tidak mengkhawatirkannya.

"Ibu merindukan nenek?" kini wajah Soobin yang terlihat sendu. Tentu ia mengerti betapa sedihnya ibunya saat kepergian neneknya. Seorang anak, tentu akan sangat merindukan ibunya yang telah tiada.

"Kalau begitu, Ibu istirahat di rumah. Tidak perlu ke toko."

"Iya, sayang. Ibu sudah menghubungi bibi Sinb," jelas Sojung, agar Soobin tenang.

"Oh ya, Ibu hanya sempat membuatkan bekal untukmu. Untuk Woojin... ibu tidak sempat," lanjut Sojung.

"Harusnya ibu juga tidak perlu menyiapkan bekal untukku, apalagi ibu sedang sakit," Soobin terlihat sedih dan terharu, karena ibunya masih sempat menyiapkan bekal untuknya.

"Tidak apa-apa," sahut Sojung, dengan tersenyum.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Ibu harus istirahat. Ingat itu," pesan Soobin, lalu ia mengecup pipi ibunya sebelum berangkat sekolah.

Sojung menatap kepergian Soobin sambil tersenyum. Setelah tubuh Soobin tak lagi tampak, wajahnya kembali murung. Bahkan kini air matanya kembali jatuh. Dengan gerakan perlahan, Sojung membuka microwave, dan mengeluarkan sebuah kotak bekal yang ia sembunyikan.

"Maafkan ibu, Woojin," isak Sojung.

.

.

.

****

Saat jam istirahat, Soobin memilih tetap di kelas. Ia tak perlu repot-repot ke kantin, karena sudah ada bekal dari ibunya. Soobin makan, sambil membaca ulang pelajaran sebelumnya.

"Soobin."

Soobin mendongakkan wajahnya, dan mendapati Woojin sedang berjalan ke arahnya. "Eoh, Hyung!"

"Aku pikir kau ke perpustakaan," Woojin langsung duduk di kursi sebelah Soobin.

"Kalau ke sana, aku tidak bisa makan," sahut Soobin, sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang