Dua

1.1K 130 23
                                    

Sebelum baca, jangan lupa bintangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, jangan lupa bintangnya.. ⭐️⭐️⭐️

ramaikan juga dengan komentar kalian ya.. biar makin semangat.. ❤

💜💜💜💜

Dulu, Sojung selalu melihat gedung-gedung perusahaan yang besar dan tinggi menjelang dari kaca jendela Bus. Kini, ia sudah berdiri di depan bangunan yang selalu ia lihat.

Sojung bisa melihat tulisan besar yang dibentuk dengan sangat besar pada bagian depan gedung.

"THE MOON," baca Sojung dalam hati.

Dulu Sojung mengira, bangunan ini adalah hotel. Sekarang Sojung baru tahu setelah di jelaskan ayah Nayeon, bahwa The Moon, adalah sebuah perusahaan penyiaran terbesar. Ada beberapa perusahaan yang bernaung di bawah The Moon. Sojung bahkan sampai tidak mengerti, apa saja yang dijelaskan oleh ayah Nayeon, selama di perjalanan.

Bagian depan saja, sudah membuat sojung terpana. Mulut Sojung sampai terbuka, saat masuk ke dalam gedung. Lantainya berkilau seperti kaca. Bagian langit-langitnya membuat Sojung berdecak kagum.

"Aku ingin bertemu presdir," ucap Ayah Nayeon, pada bagian resepsionis.

"Apa anda sudah membuat janji?"

"Aku sudah memberi kabar untuk bertemu dengannya," jelas ayah Nayeon.

"Baiklah. Anda bisa langsung ke atas, tuan."

Sojung kembali mengikuti langkah Nayeon dan ayahnya, memasuki sebuah lift. Perasaan Sojung mulai berkecamuk. Sebentar lagi ia akan menjumpai orang yang akan membantunya, tapi ia tak tahu, apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Apa dia akan dijual? Apa dia benar-benar akan menjadi simpanan? Pikiran Sojung benar-benar kacau.

Mereka sudah berada di depan sebuah pintu kayu. Didepannya ada seorang penjaga yang akan membukakan pintu.
Sesuai izin yang sudah didapatkan, Ayah Nayeo, Nayeon, dan Sojung memasuki ruangan yang merupakan ruangan presdir.

Saat masuk, Sojung bisa melihat seorang pria muda tengah sibuk mengetik sesuatu pada laptop di depannya. "Pasti itu sekretarisnya," batin Sojung.

Sojung dan Nayeon disuruh duduk di sofa yang tak jauh dari pintu masuk tadi, sedangkan ayah Nayeon menghampiri Sekretaris presdir dan membicarakan sesuatu yang tak bisa Sojung dengar. Sojung bisa lihat, sesekali Sekretaris itu menatapnya.

"Nayeon... apa kau sebenarnya tahu, syaratnya?" bisik Sojung, pada Nayeon yang ada di sampingnya.

"Nanti juga kau tahu sendiri," sahut Nayeon, ikut berbisik.

"Apa aku akan jadi simpanan presdir?" bisik Sojung lagi.

Nayeon tampak berpikir, mendengar pertanyaan Sojung.

"Hampir. Tapi, tidak seburuk menjadi simpanan. Bukankah kau butuh uang, dan siap menanggung risikonya?"

Sojung terdiam. Ia sudah terlanjur setuju. Kembali lagi pun tidak ada gunanya. Ibunya harus dioperasi, karena Spjung belum siap kehilangan orang tua satu-satunya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang