Dua Puluh Delapan

838 140 22
                                    

💜💜💜💜

Woojin hampir tidak bisa tidur semalaman. Ia terus saja teringat wajah Sojung, ibunya. Ia tak pernah menyangka akan bisa bertemu ibunya secara langsung. Bahkan ia bisa melihat ibunya dengan jarak yang sangat dekat. Dulu, Woojin selalu berharap bisa melihat langsung seperti apa wajah ibunya. Ia tak menyangka, bahwa malam itu ia bisa bertemu ibunya, namun kondisinya sangat berantakan. Andai malam itu ia tak berkelahi, mungkin ia akan bisa menyapa  ibunya dengan lebih baik.

Sebelumnya, Woojin hanya bisa melihat ibunya dari sebuah foto. Ia mendapatkan foto itu dari Jungkook. Saat itu, Woojin yang sedang berulang tahun yang ke 8, hanya ingin kado tentang ibunya. Dengan berjanji tidak mengatakan pada siapa pun, termasuk ayahnya, Woojin akhirnya mengetahui apa yang terjadi. Jungkook juga memberi sebuah foto saat Sojung menggendongnya, saat dirinya masih bayi. Sejak saat itu, Woojin mulai membenci ayahnya. Ia diinginkan hanya sebagai penerus perusahaan, bukan karena menyayanginya.

"Apa kau ke sekolah, hari ini? Atau kau mau beristirahat? Wajahmu masih membiru," Jungkook masuk ke kamar, melihat Woojin rupanya sudah bangun.

"Aku ingin bertemu ibu," sahut Woojin.

"Kau yakin itu ibumu? Aku rasa, kau terlalu linglung, dan membayangkan wanita yang menolongmu, adalah ibumu," Jungkook sebenarnya masih tak percaya dengan apa yang Woojin katakan, terlebih Woojin belum pernah bertemu Sojung secara langsung. Bisa saja orang itu hanya mirip.

"Aku yakin, paman. Aku selalu berharap bertemu ibu, dan akhirnya dia muncul di hadapanku."

"Kau terlalu ingin bertemu ibumu, sampai kau membayangkan orang lain adalah ibumu," Jungkook masih tak percaya.

"Aku akan buktikan, kalau aku benar-benar bertemu Ibu," Woojin tetap yakin bahwa wanita yang menolongnya adalah, ibunya.

"Dulu dia menghilang begitu saja. Mengapa sekarang muncul lagi?" Jungkook bergumam, namun Woojin masih bisa mendengarnya.

"Pasti ayah yang mengancamnya," sahut Woojin.

Jungkook menggeleng, "Sepertinya bukan. Aku pernah dengar, bahwa ayahmu sempat menyuruh orang, untuk mencari keberadaan ibumu. Tapi tidak berhasil."

"Ibu pasti takut pada ayah."

Jungkook hanya mengangkat bahunya. Dulu Sojung memang pernah takut pada sosok Seokjin, tapi Jungkook yakin, menghilangnya Sojung bukan karena takut pada Seokjin, tapi ada hal lain.

"Sebaiknya kau bersiap untuk sekolah, aku akan mengantarmu," Jungkook menepuk pundak Woojin, lalu keluar dari kamar.

.

.

****

"Kau mau bawa bekal?" Sojung menyiapkan sarapan untuk Soobin.

"Tidak, Bu. Hari ini kan tidak ada jadwal belajar tambahan," Soobin duduk, menyantap sandwich buatan ibunya.

"Makanlah yang banyak," Sojung tersenyum, sambil mengusap bahu Soobin.

"Aww!" Soobin mengaduh, saat Sojung memberikan pijatan pada bahu Soobin.

"Kenapa? Kau terluka?" Sojung tentu saja terkejut, karena ia hanya memijat pelan Soobin.

"A..aku... aku terjatuh," Soobin terlihat gugup.

Sojung mengerutkan keningnya. Ia segera membuka kemeja seragam Soobin, dan memeriksa punggung anaknya.

"Soobin, katakan dengan jujur," Sojung menatap Soobin dengan tajam.

Melihat Sojung yang menatapnya tajam, membuat Soobin menunduk, takut.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang