Tiga

1K 123 16
                                    

Selamat membaca...
Jangan lupa ⭐️ dan komennya ya..
Mari kita ramaikan tiap part book ini..

💜💜💜💜


Sojung menatap gelisah di depan pintu ruang operasi. Sudah lima jam menunggu, namun belum ada tanda-tanda operasi akan selesai. Berbagai doa terus Sojung rapalkan demi kesembuhan ibunya.

Baru saja Sojung hendak pergi membeli minuman, pintu ruang operasi terbuka, menampakkan dokter yang menangani Ibunya berjalan keluar.

"Dokter, apa operasinya selesai?" Sojung segera menghampiri dokter itu.

"Ya. Kau tenang saja. Semuanya berjalan lancar. Operasi masih belum selesai, karena masih dalam proses penjahitan luka. Kau bisa bernafas lega," dokter itu menepuk bahu Sojung, memberi semangat.

Sojung menangis terharu. Rasa syukur terus ia ucapkan kepada tuhan. Rasa khawatir, takut, dan gelisahnya, kini terbakar, hanya dengan kesembuhan ibunya.

Sojung berubah murung, karena ia ingat, 2 hari lagi, ia harus berpisah dengan ibunya. Entah apa yang akan terjadi, Sojung merasa takut. Sojung terkadang mencari tahu seputar kehamilan. Bagaimana proses kehamilan? Bagaimana melahirkan? Sojung dibuat pusing dengan hal itu.

"Apa aku harus tidur dengan presdir itu?  Lalu bagaimana dengan istrinya? Atau aku hanya sebagai ibu yang mengandung? Apa ini proses bayi tabung?" batin Sojung.

.

.

"Ibu harus cepat sembuh, ya? Harus semangat. Apapun yang dokter katakan, ibu harus ikuti agar ibu cepat sembuh," Sojung kini sudah bisa tersenyum saat melihat ibunya siuman pasca operasi.

Saat terbangun di malam hari, ibunya mengeluh lapar. Sojung dengan cekatan menyiapkan bubur, lalu menyuapi ibunya dengan penuh kasih sayang.

"Kau pasti sangat lelah," Ibu Sojung mengusap pipi putrinya. Terlihat jelas kelelahan di wajah Sojung, namun gadis itu tetap tersenyum.

"Dan aku sangat bahagia ibu bisa sembuh," sahut Sojung sambil tersenyum.

"Sojung..."

"Ya, Bu?"

"Biaya operasi 'kan sangat mahal. Dari mana kau mendapatkan uangnya?"

Sojung tak langsung menjawab. Ia berusaha tersenyum.

"Sebenarnya ada hal yang ingin ku katakan pada ibu juga. Tapi ibu janji harus semangat untuk pulih," ucap Sojung dengan lembut dan tenang.

"Apa, sayang?"

"Biaya operasi ibu, aku dapatkan karena aku mengambil pekerjaan di luar kota. Ada sebuah projek pembuatan film dan aku bergabung di sana sebagai pekerja. Aku diizinkan mengambil gajiku lebih dulu, dengan syarat aku harus bekerja sampai akhir. Itu mungkin akan memakan waktu hingga satu tahun."

"Ya ampun, Sojung. Kau harusnya tidak sekeras itu," ibu Sojung menangis. Ia merasa membebani putrinya, yang seharusnya dialah yang menafkahi anaknya.

"Tidak apa-apa, Bu. Aku melakukannya juga demi kebahagiaanku. Aku bahagia jika ada ibu di sisiku," Sojung ikut menangis.

"Jadi, kapan kau akan mulai bekerja? Itu artinya kau tidak menerima gaji setiap bulan?"

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang