Dua Puluh Tiga

798 114 8
                                    

💜💜💜💜

"Oppa, jangan diganggu. Moonbin baru saja tidur," Sojung memukul pelan punggung Seokjin yang sedang mengelus pipi Moonbin.

"Aku belum bertemu dengannya hari ini. Saat aku pergi, dia tidur, saat aku pulang, juga tidur," keluh Seokjin. Ia baru saja pulang dari kantor, dan langsung menghampiri Moonbin di kamar.

Sejak ada Moonbin, ia selalu ingin cepat-cepat pulang. Seokjin sebenarnya belum ingin masuk kerja, tapi karena ada meeting penting, ia harus menghadirinya.

"Berapa kali dia menyusu hari ini?" Seokjin mengalihkan perhatiannya kepada Sojung.

"Dia baru saja selesai menyusu. Terkadang setiap jam, atau dua jam, Moonbin akan menyusu walaupun sedikit," jelas Sojung.

"Oh, ya. Kau bersiaplah."

"Bersiap? Kemana?" Sojung mengernyitkan keningnya.

"Ibuku ingin bertemu cucunya," sahut Seokjin, sambil membuka dasinya. Ia membuka lemari, memilih baju yang akan ia pakai.

Sojung terlihat ragu. Sejujurnya, ia sangat takut bertemu ibu Seokjin. Terakhir bertemu ibu Seokjin, adalah saat ia pulang dari rumah sakit, dan itu pun mendapat tatapan tak menyenangkan.

"Mengapa aku harus ikut? Bukankah ingin bertemu Moonbin?" Sojung berusaha mencari alasan agar ia tak ikut.

"Lalu siapa yang menjaga Moonbin?"

"Eumm... Oppa bisa ajak bibi Choi," Sojung memberi saran. Berharap Seokjin mau mendengarnya.

"Apa salahnya kau saja? Saat Moonbin ingin susu, kau bisa langsung menyusui. Tidak usah banyak alasan. Cepat bersiap," pinta Seokjin lebih tegas.

Mau, tak mau, Sojung menuruti ucapan Seokjin. Ia harus tahan, jika ibu Seokjin mengucapkan kata-kata yang tajam.

.

.

.

"Oh? Moonbin bersama ibunya juga?" Haerin menatap Sojung, ketika Seokjin masuk ke rumahnya.

Sojung mengangguk kaku. Ia mencoba tersenyum. "Selamat malam, nyonya," sapa Sojung dengan canggung.

"Kemarin aku belum sempat menggendongnya. Berikan padaku," Haerin mengulurkan tangannya kepada Sojung, agar Sojung memberikan  Moonbin.

Sojung menyerahkan Moonbin dengan hati-hati, karena Moonbin masih tertidur.

"Ah, manis sekali. Sangat mirip denganmu," Haerin menimang cucunya, sambil berbicara pada Seokjin.

Sojung hanya memperhatikan dari jauh. Betapa ia tak dianggap di keluarga ini.

Sojung hanya berdiri sendiri di ruang keluarga. Ia tak tahu harus bagaimana. Ingin menyusul ke ruang makan, tapi ia tak diajak sama sekali. Seokjin bahkan lupa, sudah membawanya kesini. Sojung ingin duduk, tapi ia belum dipersilahkan. Ia jadi serba salah.

"Ya, Sojung! Mengapa di situ?"

Panggilan Seokjin, mengurungkan niat Sojung untuk keluar. Tadinya ia berfikir untuk menunggu di luar saja, agar ia lebih leluasa untuk duduk.

"Hm? Aku..."

"Ayo, makan bersama."

Belum sempat Sojung menolak, Seokjin sudah berbalik lebih dulu ke ruang makan. Sojung berjalan dengan pelan, mengikuti Seokjin.

Sojung melihat Haerin menggendong Moonbin, sudah duduk di kursi. Begitu juga dengan Seokjin, yang akan bersiap menyantap hidangan.

"Mengapa gerakanmu lambat sekali. Cepat duduk," perintah Seokjin.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang