Dua Belas

961 109 8
                                    

💜💜💜💜

Seokjin pulang, tepat saat Sojung sedang menikmati makan malamnya. Melihat Sojung yang berada di dapur, Seokjin menghampirinya.

"Bagaimana, tadi?" Seokjin duduk di samping Sojung, yang baru saja menyuap nasi.

Sojung memicingkan matanya, menatap Seokjin. Setelah menelan makanannya, barulah Sojung menjawab.

"Oppaa! Bisa-bisanya oppa menyuruh Jungkook menanyakan hal itu? Memalukan!" Sojung mencubit lengan Seokjin dengan gemas, karena terlalu kesal.

"Aakhh! Hal itu, apa?" Seokjin meringis, sambil mengusap lengannya yang Sojung cubit.

"Oppa menyuruh Jungkook menanyakan apa ke dokter?"

"Ohh... apa kata dokter Yuna?"

"Memangnya Jungkook tidak bilang?" Sojung balik bertanya.

Seokjin hanya mengangkat bahunya.

"Dokter bilang, tidak boleh. Nanti berbahaya buat janinnya," sahut Sojung.

"Tapi Jungkook bilang, boleh. Asal tidak membahayakan janinnya," ucap Seokjin santai.

"Ish! Kalau sudah tahu, kenapa tanya?!" Sojung kesal, karena Seokjin mempermainkannya.

"Aku hanya mengujimu. Ternyata kau ingin menipuku."

"Kau tidak menawariku makan?" Seokjin menatap Sojung yang terus makan sendiri.

"Oppa belum makan?" kini Sojung menatap Seokjin dengan sedikit terkejut.

Seokjin menganggukkan kepalanya, berharap Sojung berbaik hati menyiapkan makanan untuknya. Namun hal yang Seokjin tunggu, tak juga datang. Sojung kini malah mengulurkan sendok berisi nasi, lengkap dengan lauknya, ke arah mulut Seokjin.

"Aaa...?" Sojung memberi kode agar Seokjin membuka mulutnya.

"Aku bisa makan sendiri," ucap Seokjin,  dan mengabaikan suapan dari Sojung.

"Dokter menyruhku untuk banyak istirahat di kehamilan pertama ini. Oppa pasti tidak mau mengambil piring sendiri, kan? Biar aku suapi saja," ucap Sojung enteng. Ia sudah mengabaikan rasa kesalnya pada Seokjin tadi.

"Ayo, buka mulutnya," pinta Sojung.

Mau tak mau, Seokjin menurut saja. Lagi pula tidak ada salahnya disukai oleh Sojung. Mereka menikmati makan malam dengan sepiring berdua. Sojung dengan telaten menyuapi Seokjin.

"Masih mau tambah?" tanya Sojung, setelah sepiring nasi, Seokjin habiskan.

"Sudah cukup," sahut Seokjin. Ia meminum dari gelas yang sudah Sojung siapkan.

"Oppa mandilah dulu. Aku akan bereskan ini," ucap Sojung, setelah mengambil sebutir nasi yang menempel di sudut bibir Seokjin.

Tanpa menunggu Sojung, Seokjin naik ke lantai dua, menuju kamar. Sesuai yang Sojung katakan, Seokjin segera masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.

"Sifatnya masih sering berubah-ubah," gumam Seokjin, sambil menatap pantulannya di cermin kamar mandi. Ia memikirkan sikap Sojung yang tak bisa di tebak. Pertama bertemu, Seokjin berfikir bahwa Sojung adalah wanita yang penurut. Semakin hari ia tinggal bersama Sojung, makin banyak kejutan yang ia dapatkan dari sifat Sojung. Terkadang dia akan menjadi wanita yang cerewet, ceria, bahkan pemarah. Sejauh ini, Sojung juga tidak terlihat seperti wanita kebanyakan yang ia kenal. Biasanya, wanita akan bersikap semena-mena jika berada di tempat yang mewah, apalagi tidak ada tugas selain melayani Seokjin.

Seokjin juga pernah bertanya pada Bibi Choi, tentang sikap Sojung jika tidak ada dirinya di rumah. Bibi Choi justru terus memuji sikap Sojung yang begitu ramah dan sopan. Bahkan pekerjaan Bibi Choi,  sebagian besar dibantu oleh Sojung. Masakan yang dimasak pun, selalu Sojung yang memasak, terkadang Bibi Choi hanya membantu beberapa bagian.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang