💜💜💜💜"Sshh... aahh... Seokjin... aku masih mengantuk," keluh Sojung, saat Seokjin mencumbu lehernya di pagi hari.
"Ini sudah pagi," Seokjin tetap melanjutkan aktivitasnya, tanpa perduli penolakan dari Sojung.
"Ahh... memangnya kau tidak bosan, hah?" Sojung menggeliat, saat Seokjin membuka piyamanya.
"Bosan? Memangnya ada, pria yang bosan jika ada wanita di rumahnya yang bisa melayaninya?"
Sojung kini mulai membuka matanya. Kantuknya berangsur hilang, karena perbuatan Seokjin.
"Harusnya kau mencintai pekerjaanmu," ucap Seokjin. Kini ia duduk di paha Sojung.
"Tapi aku tidak pernah ingin bekerja seperti ini," Sojung mencebikkan bibirnya, namun terlihat gemas.
"Bukankah kau sudah dapat uangnya?"
Jika Seokjin sudah membawa-bawa tentang uang, Sojung akan luluh. Berkat uang Seokjin, ibunya bisa sembuh, dan tentu saja Sojung harus melakukan apa saja sebagai rasa terimakasihnya.
"Apa aku harus lebih baik dalam bekerja?" kini Sojung bangkit dari posisi berbaring, dan mereka saling duduk berhadapan. Sojung mengalungkan tangannya pada leher Seokjin.
Seokjin mengangkat alisnya sebelah, dan tersenyum miring. Ia mengangguk, setelahnya Sojung langsung mengecup bibir Seokjin dengan lembut.
Jika biasanya Sojung hanya pasrah dengan apa yang Seokjin lakukan, kini ia lebih aktif. Seokjin awalnya merasa aneh, namun ia menyukainya. Ia berfikir, bahwa seperti inilah aslinya Sojung. Selama ini, wanita itu masih malu-malu.
.
.
****
Sojung masih tertidur, sedangkan Seokjin sudah rapi untuk berangkat ke kantor. Seokjin tampak puas dengan apa yang Sojung lakukan.
Sojung baru terbangun pukul sepuluh. Kepalanya terasa pusing. Suasana kamar tampak sepi, dan ia sudah menduga jika Seokjin sudah pergi ke kantor.
Sojung memukul kepalanya. Ia merasa bodoh, sudah melakukan hal-hal yang ia sendiri tak tahu, mengapa ia begitu bersemangat pada Seokjin.
Sojung meraih ponsel yang ada di samping tempat tidur. Ia melihat jam menunjukkan pukul sepuluh. Pantas saja ia merasa lapar, namun ia merasa malas untuk berjalan. Sojung perlahan bangkit menuju kamar mandi.
.
.
Sojung yang sudah segar, sehabis mandi, segera turun kebawah. Ia melihat bibi choi sudah sibuk di dapur.
Ketika sampai, Sojung duduk di kursi, wajahnya ia telungkupkan ke meja dengan beralaskan lengannya."Nona terlihat lelah," ucap Bibi Choi, sambil tersenyum melihat Sojung.
"Hm...," sahut Sojung, sambil menganggukkan kepalanya.
"Sudah sarapan?"
Sojung hanya menggelengkan kepalanya. Ia merasa sangat lelah sekali.
Bibi Choi mengusap kepala Sojung dengan lembut. Ia merasa kasihan dengan hidup Sojung. Wanita muda yang harus mengorbankan hidupnya, demi ibunya, tentu membuat Bibi Choi merasa tersentuh.
"Apa Seokjin akan pulang nanti siang?" Sojung mengangkat kepalanya, menatap bibi Choi.
"Sepertinya tidak. Tuan Seokjin sangat jarang pulang ke rumah, kecuali ada urusan penting yang perlu ia ambil," jelas Bibi Choi.
Sojung menggembungkan pipinya. Ia merasa kesal pada Seokjin, tapi dia juga ingin bertemu pria itu.
"Apa bibi punya nomor ponsel tuan Seokjin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince
FanfictionKim Seokjin, seorang presdir perusahaan terbesar di Korea Selatan. Terlahir dari keluarga kaya raya, membuatnya sering tertipu wanita yang hanya menginginkan hartanya. Ia bertekad tidak ingin menikah, namun ia membutuhkan penerus untuk perusahaannya...